Puisi Lilin Dalam Gelap, Engkau Padamkan Sinarnya Sebelum Lilin Itu Meleleh.
Puisi Berkas Sinar Dalam Gelap, Akhirnya Engkau Tiup Sebelum Lilin Itu Habis Meleleh.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
.................Tidak ada seindah suasana dalam sebuah lamunan mimpi kala itu.
.............Karena suasana ruangan pada saat itu penuh pekat dengan gelapnya ruang waktu.
..........Dalam kelamnya ruangan tidak sedikitpun napas bisa tersengal tercampur rasa pilu.
......Detik-detik selang rasa suasana penuh harap, rindu serta haru.
....Disaat itulah napas mulai sedikit lega ada suatu bayangan samar mendekati terdengar suara renyah yang sedang menyapaku.
.......Kupastikan pendengaran ku tertuju pada sumber suara, apakah benar suara itu menyapaku.
............Akhirnya sebagai rasa sebuah penasaran memberikan simbol momentum saat itu, dia menjawab memastikanku.
................Sementara dalam tegun dan kaku menyeretku kearah suara, iya memang benar, suara itu ditujukan kepada diriku.
.....................Tak lama dari kejauhan yang penuh rasa harap serta dalam buaian serta balutan suatu rasa penasaran yang penuh rasa ragu.
...........................Keraguan itu sedikit sirna dan perlahan hilang karena mulai sedikit demi sedikit di sudut ruangan yang hanya dalam kegelapan itu, ada seberkas sinar masuk ternyata dirimu menyalakan lilin untuk menerangi diriku.
.....Dari ruang gelap akhirnya terbitlah suasana terang tapi masih dalam suasana dalam sebuah sedikit rasa yang ragu.
......Rambat terang mulai menajamkan cahayanya semua ruangan sudah mulai terlihat, ternyata disitu hanya ada aku dan dirimu.
.......Dalam bilah dadaku yang sangat dalam apakah mungkin ini suatu kesalahan ruang serta waktu.
.......Tapi dari suasana ruang gelap menjadi terang diruangan itu mulai tergambar sebuah harapan serta rindu.
........Apakah suasana ini hanya berlaku hanya untuk diriku, ataukah ada apa yang dipikirkan sekiranya aku lebih dari tahu, bahwa perasaan ini juga yang ada hanya pada hatiku.
...Waktu dari semenjak itu seakan tidak memberikan aku ruang serta waktu untuk membuktikan sebuah harapan.
......Semua terjadi konstan begitu seperti air yang berlalu, kadang dirimu mengalunkan sebuah rindu dalam rabat volume irama sama aplitudonya yang sangat dalam menjadi suatu keyakinan.
..............Sekiranya aku tidak salah menjadikan titik harapan menjadikan buah harapan dan suatu keyakinan.
.............. Semua rindu mengalun merdu saling mengungkapkan sebuah rasa kasih sayang.
...........Gelora cintapun bersambut dalam suatu rindu di dalam hati serta sebuah rasa yang tidak akan pernah hilang.
.....Semua suasana antara Aku dan dirimu sudah tercampur dalam nuansa indahnya perasaan rindu juga saling sayang.
...............................Suasana bunga mekar begitu indah serta semerbak wanginya yang tidak terbayangkan sebelumnya, sementara langitpun mulai gelap tanpa sadar dirimu meniup cahaya lilin yang tadi kau berusaha menyalakanya.
................................Sementara ruanganpun menjadi berubah seketika gelap gulita, tidak sedikitpun cahaya disana kesemua semua sisi ruangan sehingga diriku bertanya-tanya.
................................Untuk mendapatkan sebuah jawaban dari pertanyaan tersebut, apa yang sedang terjadi gerangan yang serta Merta hinggap begitu sajah didalam bilah hatinya.
................................Akhirnya dan walaupun belum mendapat sebuah kuputuskan, hati ini sadar tidak memungkinkan suatu perasaan akan kupaksakan sebagai sebuah titik akhirnya.
...........Hatiku tidak begitu khawatir dengan suasana ruangan yang gelap tidak sedikitpun berkas cahaya.
...........Karena hatiku bukan mengharapkan cahaya lilin serta arti terang dalam gelapnya, karena disaat itu juga dirimu berusaha meniup serta memadamkannya.
...........Yang akan selalu ku rindu dan kuharapkan adalah sebuah sinar yang akan setia hadir serta ikhlas yang ada di lubuk hatimu, sebagai sebuah berkas Nur cahaya Illahi Robbiy atas gelora serta hakekat dari kehendak'Nya.
............Itulah Nur cahaya abadi sebuah siratan sinar qolbu yang sinarnya jauh melebihi cahaya sebuah lilin yang dirimu nyalakan, .......dengan sebuah cahaya lilinpun tiada sedikitpun membawa sebuah arti, ......serta cahaya lilin akan mulai redup setelah batang yang selalu memukulnya habis termakan oleh sinarnya sendiri, .....semakin lama semakin pudar, ....dan dirinya sendiri tergolek mati lemas dibarengi cairan lilin yang tidak berdaya memenuhi ruangan, ........hampir rata mencair terhampar di lantai tergolek tampa berdaya, ....bersamaan dengan pupusnya sebuah perasaan hati keraksukan rindu yang palsu karena sebuah nafsu, .....sejalan dari sebuah harapan tanpa doa dan kasih sayang, .................................selanjutnya itupun tidak terasakan akan sadarnya bahwa cahaya yang tadi begitu tegaknya serta mengelukan dari sebuah sinarnya, ..........bersamaan dengan sang waktu tidak lamapun akan tetap mati cahayanya tidak akan kekal maupun abadi, ...........................................bersama dengan matinya cahaya, ....serta di tandai keluarnya asap menuju angkasa walaupun berwarna putih bukan berusaha untuk menjadi bersih, ..........disitulah bahwa membawa sebuah aroma yang kurang sedap yang senantiasa berbekas kurang enak rasanya terasa dalam ujung hidung, .....semoga jangan sampai hati kita mengikuti cahaya lilin yang setiap saat bisa di buat nyala dan mati sekehendaknya.
............Carilah dan serta memaknai cahaya yang datang'Nya dari Nur cahaya Illahi yang tidak akan padam oleh cuaca, suasana, perasaaan, keadaan, kondisi, pencitraan dan suasana-suasana lain yang akan terlampaui dalam jalan terjalnya segala langkah kehidupan yang senantiasa akan selalu menghalang rintang dalam suatu perjalanan, akan tetapi selalu setia menyatu dan bersatu saling rindu dan memiliki atas sayang dan menyanginya, karena hadirnya, atas seizin yang punya segalah Hak, dan cahayanyapun akan terbawa sebagai buah hasil ikhlas dan rindu yang menyatu menjadi satu padu dalam suatu ruang serta waktu yang sama antara Aku dan dirimu, ......'sebuah Nur cahaya Illahi atas karomah dan Hak dari Rabb'Nya,
آمين يارب العالمين
اللهم صل على سيدنا محمد
وعلى ال سيدنا محمد.
Salam Silih Asah, Asih & Asuh.
Jaja Juharja
Rabu, 26 Agustus 2020
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Kokok Ayam Jantan Dari Timur.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
" Collection photo galeria, with
googlefoto, thank you google".
Komentar