JAGA KESATUAN BANGSA.
JAGA KESATUAN BANGSA.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
Kesatuan dan Persatuan harga yang sangat mahal jangan terprovokasi oleh hawa nafsu yang yang menuju disintregasi Bangsa, simpanlah tenaga'mu untuk mengoreksi kaum'mu sendiri atau koreksi ke diri sendiri untuk menjadi orang unggul, karena menjadi unggul itu bukan karena unsur pemberian (karena memegang Uang Banyak atau Sedang Berkuasa) atau karena unsur tertentu itu suatu yang sangat kecil bagi'Ku, apabila kekuatan itu hanya untuk terjerumus kepada disintregasi Bangsa.
Ingat kekuatan Alam sangat besar dari segalanya, seperti Toba Purba yang dibawah'Mu ada pontensi besar dalam Toba, ketahuilah arti Sisinga Maharaja bahwa arti Si dan Si yang diulang dalam arti Sendiri atau Seseorang yang tetap darah'mu adalah merupakan kesatuan Nusantara Raya-Indonesia, Nuswantara itu merupakan kesatuan serta kekuatan yang sangat besar dari semua Kerajaan (Rasa Pemersatu Ingat Sejarah Majapahit-Mataram), tetapi tugas yang berbeda untuk memperkuat keharuman mulai dari ujung timur sampai ke barat adalah Wanginya dari Silih Asah, Asih dan Asuh "Sang Prabu Silihwangi".
Ini kita sedang saling mengoreksi diri sendiri, dan bukan untuk memperuncing ribut antara saudara sendiri, apabila saling asah pikiran kita menjadi tajam, tajam itu bukan buat Rakyat terluka, tajam buat membuat aturan atau mengatur Bangsa Aseng bukan malah melindungi Bangsa Aseng, supaya kita kuat dan mandiri (bukan sebaliknya), tidak usah takut apabila Rakyat masih bersama Pemerintahnya, yang kalian takut itu apabila Rakyat sudah tidak percaya dan memvonismu, baru kamu akan merasa bergetar seluruh tubuhnu.
Budaya, Seni, Adat dan Agama serta nilai kepercayaan tidak bisa dicampur adukan sudah ada dari sebelumnya kalian ada.
Apabila ada seorang Pemimpin dan Bangsamu sedang kerasukan nafsu, uang dan jabatan tergurlah, sebelum Rakyat ramai-ramai yang akan menegurnya.
Ingatlah sekarang ini ada yang merasa kuat adalah karena ada yang sedang dipegangnya yaitu apa *Uang, Jabatan, Kekuasaan dan Pangkat setelah itu tidak ada apa-apanya [akan balik ke Pangkuan Rakyat], apabila kalian banyak uang dan harta bergunung-gunung atau Uang yang sudah tidak tertampung, kalau Alam ini menggoyang dengan gempa yang besar, seumpama engkau ditelan oleh bumi sekiranya engkau akan ditolongnya atau dijemput oleh uangmu atau hartamu...sehingga kau akan selamat, itu yang kukatakan Alam sedang tidur dengan segala kekuatannya, karena alam yang sedang ada yang menggerakan'Nya yaitu yang Maha segala Maha, Allah SWT, Aamiin.
Ingatlah perkataan'Ku bahwa Kasihkan dengan 1.000 Orang Tua akan kucabut Gunung Semeru atau Maha Meru dan bersama apabila digabung dengan Seluruh Kekuatan Jiwa Pemuda, berikan 10 Pemuda Akan Ku'guncang Dunia (Selami arti dan kandungan makna dimaksud).
Getarkanlah Seluruh Jiwamu sebelum Alammu yang akan menggetarkan seluruh cita-citamu musnah ditelan Alam (Selami dan Fahami), itu perkataanku bahwa Alam adalah kekuatan besar yang sedang tidur.
Kekuatan Pemerintah itu semu ada batasnya (ingat digaji, diangkat ditangan Rakyat), tapi Apabila kekuatan Pemerintah bersama-sama dengan hati Rakyat itu menjadi suatu kekuatan Besar yang Hakiki. Akan tetapi ada yang lebih Tinggi dan Kuatanya yaitu dari semua kekuatan yang ada diatas adalah KekuatanMutlak Rakyatnya. Sekali lagi Aku sebutkan biar tidak lupa kekuasan dan kekuatan ada di tangan Rakyat.
Jangan lupakan sejarah awal mulai merangkai kata Indonesia, Jiwaku merangkul semua kepentingan dari Seluruh Kerajaan Besar maupun Kecil, Materiil maupun Moriil, gabungan Pemuda dan Rakyat.
آمين يارب العالمين
Ir. Soekarno
اللهم صل على سيدنا محمد
وعلى ال سيدنا محمد.
Salam Silih Asah, Asih & Asuh.
Salam Rahayu
Salam Seroja.
Salam Nusantara Baru.
Salam Padjadjaran Ngahiji.
Salam Widi Ibu Pertiwi
Salam Mawar Merah
Salam Pancasila Sakti
Salam Indonesia Raya
Salam NKRI Harga Mati.
Salam Bhineka Tunggal Ika
Salam Kokok Ayam Jantan Dari Timur.
Jaja Juharja
10 Mei 2020, at 04.22 AM on Facebook.
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Kokok Ayam Jantan Dari Timur
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Komentar