Puisi Keyakinan Hati Yang Amanah Sudah Tidak Ada Dan Kosong.

Puisi Keyakinan Hati Yang Amanah Sudah Tidak Ada Dan Kosong.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ

.....Hidup ini hampir pada suatu titik yang semuanya sedang posisi terhenti.


.......Semua Makhluk bergerak dengan semu dan pikirannya serasa tiada guna dan juga tiada berarti.

......... Wajah'mu membawa wajah-wajah yang lain semuanya terlihat lesu karena disisi lain sebahagian merasa kenyang merampas nikmat tapi menjadi kosong, disisi lain yang memang kosong hanya menunggu dan tidak bisa berbuat apa-apa dibarengi perutnya yang hampir kosong lapar dan belum terisi.


...............Pemandangan yang terdampak mereka-mereka matanya terlihat seperti berkunang-kunang, mereka berjalanpun terlihat sudah semakin lemas dan semakin gontai.

...................Kesempurnaan dari amanah sudah sedikit-sedikit dicabut dan menghilang terkadang tersisa hanya para pemimpin pandai mengoceh tak tentu arah, memaki padahal dirinya tak bisa perbaiki, menunjuki orang-orang sekitar Bawahannya seolah dirinya sudah jauh dari wibawa, bijaksana dan melontarkan kata-kata tolol sedangkan dirinya lebih dari raja yang paling tolol yang sedang berdiri memimpin, kalau bicara biasanya kalau saya jadi ini akan dikasih ini dan diberikan ini, semua yang keluar dari mulutnya jauh dari amanah, rezeki dan berkahnya, yang ada hanyalah guman yang jauh dari manfaat serta teriakan dan gerutu serta caci maki.


.......................Alam yang begitu indah dan pesonanya semua telah tertinbun serta terkubur sirna di telan oleh kekuasaan bentukan UU yang dikeluarkan Bin Salabim Aba Kadabra, yang ada hanya cerminan kerakusan, kolusi, Oligarki hanya untuk sebuah mempertahankan kedudukan dan serta hanya sampai memimpin sebuah napsu dan keserakahan, apapun yang dibentuknya untuk masa sekarang dan selanjutnya tidak menjadi manfaat maupun Maslahat buat umat dan malah menjauh dari hati dan inti Rakyatnya, sesungguhnya malah membentuk suka hati dan tidak peduli lagi.


..Hidup Mereka sudah merasa kosong

........Mereka semua sudah jadi pembohong

.... Mereka sudah berhati kosong

........ Mereka menindas dan menggilas tidak mungkin mempunyai jiwa menolong.

.... Mereka hanya menjadi dan seperti Tong Kosong

........ Mereka-mereka yang diatas pikiran dan hatinya dalam keadaan Kosong sudah sulit dapat masukan dan petuah karena amanahnya sudah blong.

.....Mereka sudah tidak dengar suara Rakyat menjerit maupun sedang minta tolong.


........Aku, Kamu-kamu dan Kami hanya bisa berdiri di sebuah sudut suasana tidak berdaya dan tidak di berdayakan, semua sudah tidak dianggap dan menganggap padahal semua arah dan suasana jalan semua terlihat kosong melopong.

............................Kini tinggalah sebuah harapan yang sudah tidak bisa bergerak dari semua kegiatan terhenti, dimulai dari awal kau memimpin sebenarnya cuman semua orang bungkam, semua kata ada yang membungkam dan seolah ada yang nenutupi, sedangkan semua ekonomi disaat mulai menjadi pemimpin dari atas kursimu semua usaha menjadi lesu, investor pada mabur, pengusaha mulai pada bangkrut, sekarang menjadi aneh akan menarik investor dengan membuat sebuah UU yang jelas bertolak belakang dengan hati nurani Rakyat dan Bangsa, dan sebetulnya akan merendahkan Rakyat, investor saya yakin akan makin takut dan tidak akan mendekat, bagaimanakah nanti nasib para Generasi Penerus Pemuda Bangsa dan Rakyat, hal ini entah sampai kapan.


...........Semua yakin kami Rakyat dan Bangsa sama sedang merasakan rasa sakit, tidak berdaya, harus bagaimana dari terhentinya semua peradaban usaha dan niaga, yang sedang berjalan sekarang ini hanya dikuasai kelompok kapitalisme yang di dukung oleh oligarki, dan dari deretan orang-orang sipit sengaja sedang mengerem ekonomi dan perputaran uang sedang ditahan.


............................Akhirnya dibiarkan ikan dalam sebuah ember dikurangi airnya sehingga diantaranya saling tindih dan menggelepar-gelepar sampai bosan dan makin pelan.

...........Akhirnya semua makin tiada daya dengan gelepar makin pelan dan akhirnya terdiam perlahan-lahan.

...Apakah Kita akan terdiam dan bosan untuk bangkit, kita bukan meminta banyak bantuan atau minta untuk di beri, tapi kita hanya ingin perbaikan ekonomi dan bukan juga meminta dan menistakan dan mengerdilkan Rakyat dan Bangsa dengan UU, itu terobosan salah dan keliru apabila ingin menarik investasi masuk di Indonesia tercinta ini, apa sebenarnya yang kalian sedang pikirkan.


..............Semua dalam kendali dari mereka-mereka, coba lihatlah mereka sudah menyiapkan kampung-kampung dengan Rumah yang tersusun-susun serta menyusun.

... Mereka juga membuat Kota-kota mereka telah dipersiapkan jauh serta penuh kematangan, yang disiapkan di tengah laut dan dipinggir-pinggir pantai yang airnya dihilangkan, agar supaya gampang dan mudah untuk lari dan menghilang serta tidak ada satupun pemulung bisa masuk untuk mengepung dan terjun.

.......................Pancaran tergambar nyata Aku, Kita, Kami, Kamu-kamu belum masih juga tersadar dari gejolak dan sedang digerogoti serta dimiskinkan, semua dinaikannya pajak dan lainnya yang berhubungan dengan Aku, Kami dan Kamu-kamu, semua intinya kita sudah tertipu dan dimuslihat dari gerombolan kaum Kapitalis yang menganut system olegiarki dan politik boneka kekuasaan, Negara bukan bertambah maju akan makin mundur dari tidak ada Kharomah serta adab sebuah amanah.

آمين يارب العالمين

اللهم صل على سيدنا محمد

وعلى ال سيدنا محمد.

Salam Silih Asah, Asih & Asuh.


Jaja Juharja.

Sabtu, 17 Oktober 2020

Salam Siliwangi Terakhir.

Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Jagawana Batas Leuweung Jati Membentang sampai Cikamurang Sumedang

Perbedaan Bukan Halangan Kemungkinan Sebuah Rasa Cinta

Belalang Sebagai Rezeki Atau Hama [Merupakan Panganan Halal].