Membangun Negara Dengan Hutang Atau Berjalan Diatas Kaki Sendiri Dan Belajar Mandiri.
Dalam masa Pembangunan sebuah Negara semua akan dan tidak terhindar dari Hutang kepada Pihak Ketiga [Bank Dunia, IMF] akan coba saya bahas baik serta buruknya dalam kondisi dan berjalannya project-project di dalam pelaksanaan pembangunan Negaranya dari sudut pandang orang awam dan berdasar dari pengalaman Project sekala kecil atau besar sebenarnya hampir prakteknya sama sajah, sesungguhnya Project dalam hal membangun adalah jelas suatu pekerjaan yang akan disorot sebagai suatu kemajuan atau longkapan ivestasi sebagai terobosan untuk mengejar perkembangan zaman, tapi semua pembangunan tersebut sudah pasti tidak terhindar dari pada hutang-hutang yang akan menumpuk serta akan menjadi beban dalam Pemerintahan atau Pemimpin yang menjabat berikutnya.
Apabila memegang Project-project yang sedang dan akan bergulir yang jelas dan akan pasti tidak jauh dari serta akan mendapatkan fee Project [itu adalah suatu kewajaran apabila fee tersebut tidak melibihi atau dilebih-lebihkan dalam biayanya, dalam Project yang akan dibangun atau yang akan dikerjakan, seperti contoh yang melakukan atau melaksanakan tender Pemimpin [A] atau disebut yang merencanakan atau merancang dan menggulirkan Project mersucuar jalan Tol yang terbaru di Dunia misalkan sebagai contohnya, pada masa awal Project atau tender Project pasti yang mendapatkan Fee tersebut akan masuk pada orang atau Pemimpin [A], pada saat Pimpinan [A] berakhir jabatan padahal Project tersebut belum selesai dalam pekerjaannya, maka yang wajib melanjutkan adalah Pemimpin [B] yang hanya saat itu kebahagian nyeboki atau menyelesaikan Project tersebut, karena semua atau seluruh perencanaan semua akan tergantung pada Pimpinan [A] baik itu mulai pelaksanaan MOU Tender, SPK dan lain sebagainya, walhasil Pimpinan/Presiden [A] sudah menentukan semua aturan dan pelaksanaanya termasuk jumlah keuangan serta tender Project uang akan dilaksanakan tersebut, sekarang jelas yang mencanangkan adalah pasti orang pertama yang akan mendapatkan Fee Project diatas, walaupun dalam pembangunan Toll atau Pembangunan tersebut adalah uangnya hasil dari pengadaan hutang, biasanya kalau sudah menjadi sebuah fee pasti rasanya akan merasakan enak juga, karena bayangkan betapa besar suatu Project akan menjadi [%] prosentasi yang akan menggiurkan jumlahnya sesuai besar kecil Project tersebut, dan biasanya orang kedua [Pimpinan Presiden B] yang akan nyeboki atau menuntaskan Project agar supaya berhasil dan selesai, apabila Project tersebut akan terkendala dengan penyesuaian dengan pembelian bahan baku, misalnya ada kenaikan ataupun meningkat bahan baku dipasaran, itu sudah jelas akan memberatkan atau membebani anggaran selanjutnya, sudah pasti akan ada review penyesuaian harga dlsbnya, dan itu sangat diperlukan adanya perubahan anggaran yang akan membebani APBN Negara di Periode berikutnya, dan saya katakan bahwa pembangunan-pembangunan itu semua yang saya utarakan diatas secara keseluruhan belum sampai serta menyentuh hati Rakyat Kecil dan Bangsa secara seutuhnya, apapun dan siapapun yang ngomongnya tidak perlu bangga apabila membangun masih dengan hanya bisa menghutang, karena hutang akan membebani Generasi Penerus Bangsa dan akan menjadi kendali ekonomi Pihak Ketiga [Bank Dunia, Moneter INF dll] dan juga akan menjadi beban pemimpin/Presiden yang akan datang, sampai disini ada yang bisa menggambarkan dari sebuah pembangunan adalah Presiden tersebut menjadi Super Hero atau Dewa yang diagung-agungkan oleh semua yang Pro maupun yang Mendukung?, seharusnya kalaupun hanya mengagumi sekedar seorang Pemimpin/Presden tapi tidak berdasar akan menjadi Seorang Dewa juga kali, yang jelas apabila Kepala Negara sudah menetapkan semua pembangunannya berdiri di telapak kaki sendiri baru itu Orang Indonesia yang hebat dan warisan sebagai Titisan Nusantara [ini yang menjadi acuan serta harapan saya sebagai bahagian dari seluruh Rakyat, Bangsa dan juga Negara].
Akumulasi perjalanan seorang Pemimpin/Presiden hanya mengembangkan Negara dan terus-menerus Hutang dan Menghutang kira-kira kesimpulan yang tepat atau paling sederhana gambarannya adalah yang jelas terlihat atau disimak oleh Mata Hati Rakyat dan Bangsa Seluruh Negara Republik Indonesia, apakah yang akan terjadi selanjutnya dari semua kejadian yang sudah jelas didepan mata kita Seluruh Umat, wa Allahu A'lam bisowab.
Apabila kendali Pemerintahan semua akan menggenjot Hutang dan akan menggali hutang tersebut secara berkesinambungan, Tampa membuat atau memperbaiki ekonomi dalam Negeri untuk bangkit dalam pengendalian pertumbuhan Ekonomi secara mikro maupun makro atau dari mulai UMKM, Koperasi dan selanjutnya dari Hulu ke Hilir saya yakin permasalahan ini akan berimbas kepada pertumbuhan ekonomi yang lainya akan menjadi pengaruh besar atau menjadi kendala yang antara lain, adalah sebagai point dibawah ini :
- Karena semua sudah dikendalikan dengan banyaknya hutang Negara, yakin Pimpinan/Kepala Negara akan menjadi panik kepada semua struktur keuangan yang menjadi bahan masukan dari dan dimanapun serta sumbernya, yang menjadi contoh imbasnya antara lain akan menitik beratkan lagi beban kepada Rakyatnya siantaranya, ini hanya sebuah contoh bukan suatu kesungguhan yaitu mulai : BPJS akan Naik, Pajak, SPT, Harga Masuk TOLL Dinaikan, Pupuk sudah mulai merangkak naik, PAM, PLN, semua Product BUMN di genjot untuk untuk menjadi masukan keuangan terhadap Negara dlsbnya.
- Apabila suatu Negara sudah menjadi panik dan kebingungan, semua apa yang disebut motto yang terbaik atau dikatakan orang super bagus dan hebat, serta UU yang akan membuat pro-Rakyat dan Ingin Memakmurkan Rakyat dan sebagainya ini akan hilang dengan sekejap, dan sudah tidak akan menjadi patokan dan pemikirannya kembali yang dipikirkannya adalah bagaimana menutup hutang atau mengangkat ekonomi dengan cara-cara yang akan mendobrak semua kebaikan, walaupun jelek yang penting ada pemasukan pasti akan digarapnya [karena itu tadi sudah ketutup oleh hawa bingung tadi] sudah tidak akan melihat lagi itu buruk untuk Rakyat dan Bangsanya sudah jadi tidak akan terpikirkan kembali semua akan hilang dan sirna dimakan kepanikan itu sendiri.
- Mulai semua kebijakan-kebijakannyapun akan terlihat aneh serta menyimpang dari pokok inti keumuman serta kaidah dalam menata Ber-Negara terlihat sekarang jelas dari semua lini ini yang ada dan sedang terjadi.
- Dalam poin [4] ini yang menjadi Kekhawatiran dari bisa semua point yang akan dibahas apabila atau apapun itu yang akan menjadi kendali suatu Negara walaupun yang sangat tabu sekalipun seperti dengan [Paham Komunis PKT] sekalipun karena lunak dalam pendekatanya untuk mendapatkan bantuan Uang dan Penyelamatan ini akan mereka lakukan untuk dalam kendalinya walaupun akan menggadaikan Rakyat dan Negaranya sudah tidak akan menjadi kontrol serta terpikirkan oleh Para Elit Pemerintahan, inilah sebetulnya suatu titik yang akan sangat membahayakan bagi kesinambungan Berbangsa dan Bernegara [karena semua kejadiannya terselimuti dan terselubungi oleh hawa panik tadi], wa Allahu A'lam bisowab.
- Sekarang akan ada Vaksin dari China-Tiongkok, sedangkan di China-Tiongkok sendiri Vaksin tersebut tidak dipakai walaupun gratis untuk Rakyatnya di Tiongkok [Tiongkok tidak melakukan atau memberikan vaksin tersebut], mulai sekarang dan harus hati-hatilah Pemerintah Indonesia akan menjual Vaksin yang belum ada jaminan serta sertifikat dari Dunia Ilmu para ahli kedokteran tentang Vaksin tersebut akan paksa di jual kepada Rakyat Indonesia dengan harga Rp.26.000,- X 350 juta penduduk sudah berapa untung Pemerintah Indonesia menjual Vaksin Sinovac China [kepada Rakyat] dan akan kerjasama kepada Selain membeli vaksin buatan Sinovac, Indonesia juga bekerja sama dengan produsen vaksin CanSino dan Sinopharm, syukur-syukur kalau yang disuntik bisa berhasil dengan menjamin kekebalan, dan yang terpenting adalah keselamatan atau nyawa seluruh Rakyat dan Bangsa dipertaruhkan, dari itu semua Negara akan mendapatkan untung sebesar kurang lebih sebagai perkiraan Rp. 2.600 Trilyun bulan pendapatan November Negara menggadaikan Nyawa Rakyatnya, padahal semua Negara lain menolaknya secara jelas dan nyata, sebagaimana dengan Point Lima [5] ini semoga Kita dan Kami serta seluruh Rakyat Indonesia akan dikenakan Vaksin tersebut sebetulnya menurut penglihatan saya ini sebagai sebuah bisnis main mata taipan-dengan kendali Negara, apabila suatu saat Rakyat Indonesia kekebalan atau imun tubuh akan menurut serta makin rendah, barulah disitu kita akan paham bahwa, semua orang-orang China-Tiongkok akan memasuki lebih besar seperti uang sekarang ini [ini suatu ilmu hati-hati LAN waspada ada suatu rumus atau politik lebih halus dari pada perang, siapa akan merugi Rakyat dan Bangsa akan kehilangan Rakyatnya, kita juga harus ingat populasi mereka di sana karena menganut PKT, kalau di Negara kita masih mending ada KB jadi populasinya masih bisa berencana atau masih bisa ditekan, nah kalau melihat populasi diaan akan menjadi koloni yang berurbanisasi] ini bukan menakut nakuti tapi kita harus berpikir buruk daripada suatu saat terjadi Tampa dikasih tahu lebih rinci dari sekarang, karena segala kemungkinan Sekarang sudah tidak terprediksi dengan hitungan ilmu matematika apapun sosial politik, apabila sesuatu akan terjadi maka terjadilah, seharusnya dari sekarang sedia payung sebelum hujan, kalau memang kurang maslahat lebih baik sepertinya untuk menolak [contoh di hina sendiri tidak dipakai apalagi di Negara lain, kok Indoneaia malah mau pakai] sudah tidak masuk akal dan logika apabila kita berpikir, dari kita hancur untuk itu, mending sekalian kita berani berperang walaupun yang di lawan bangsa sendiri, wa Allahu A'lam Bisowab.
Semoga kita selalu berdoa akan baik buruknya bagi keadaan Negara kita dan kita juga akan sangat terlihat jelas oleh dan di mata Dunia International seperti apa tingkah laku apapun hanya sekedar demi uang atau keuntungan atau merupakan kebingungan serta kepanikan dengan banyaknya hutang yang sedang melilit keuangan Negara, semoga kedepan Negara Kita bisa terlepas dari semua kebohongan-kebohongan yang sedang terjadi di dalam tubuh Negara dan sebaiknya juga dan serta seharusnya berterus terang wajah kepada Rakyat dan Bangsanya, agar supaya bisa dapat dibantu seperti apa jalan keluar yang lebih baik untuk dan demi Negara kita yang tercinta, jangan sampai Para Elit Politik hanya sekedar menutupi sebuah aib Pemimpin untuk memuluskan Kepemimpinannya, tapi dengan beresiko menghancurkan Negara beserta Rakyatnya itu yang akan tidak masuk akal dan logika kita bersama, seperti contoh apabila memang Negara dalam keadaan genting dan rapuh dengan keuangan Seluruh Rakyat Negara Diraja Malaysia, pada saat itu turut serta ikhlas dan rela menyumbangkan RM hanya untuk Negaranya dari pada menjual Vaksin yang belum tentu baik buruknya untuk Rakyat dan Bangsa, sekarang dari pada diberi Vaksin dengan harga Rp. 26.000,- yang akan menjadi masalah lebih baik kasih aja buat negara Rp. 50.000,-/orang tapi dengan ketentuan dan syarat, antara lain ;
- DPR-RI yang tersangkut paham komunis harus segera dipensiunkan, mereka dapat uang pensiun sajah cukup, jadi bagi pemikiran-pemikirannya masih Kami perlukan dari orang-orang yang masih banyak yang benar serta jujur demi Rakyat, Bangsa dan Negaranya, bukan pemikiran dari orang-orang yang bermasalah buat Negara sehingga faham yang lain akan berusaha dimasukan kepada sendi-sendi kehidupan Ber-Negara, sedikit-sedikit Negara akan hancur berantakan.
- Negara harus terus terang kepada Rakyatnya dan yang harus menjelaskan sejelas-jelasnya kepada seluruh Rakyat dan Bangsanya, sehingga jangan sampai menutup-nutupi walaupun itu sangat jelek atau buruk dalam kendali kepemimpinannya selama ini, maka akan menjadi masukan serta pengalaman untuk nanti apabila akan merubah Pemimpin yang benar-benar Merakyat dan Tidak menjadi kendali dari orang lain di belakangnya atau menjadi Boneka Pemimpin yang abadi yang akan menguntungkan mereka serta golongannya.
- Jabatan tertinggi para Taipan hanya bisa sampai pada kedudukan menjadi yang harus ditentukan oleh dan dalam UUD 45 dan itu juga harus di pilih langsung oleh Rakyatnya, yang jadi dan menduduki jabatan Menteri dan duduk di DPR-MPR RI mungkin kedudukan itu menjadi riskan dan khawatir [karena sudah memegang suatu keputusan kebijakan Politik Tata Negara], karena jaminannya adalah seluruh Rakyat dan Bangsa yang besar ini jadi mohon maaf, bukan tidak percaya tetapi cukup menjadi riskan serta mengkhawatirkan kepada semua sendi kehidupan, karena pada jabatan yang benar adalah bukan karena dia bisa menjadi Pemimpin Perusahaan yang hebat atau karena nilai Uangnya sudah dimana-mana ada, menjadi pemimpin sebuah Negara sangat berbeda dengan kaidah-kaidah serta tatakrama pemimpin yang paling tidak mempunyai rasa nasionalis dan bisa merakyat, sekarang contoh orang yang sudah senang dan kaya atau punya perusahaan sekarang mana mengetahui Rakyat Miskin di daerah atau sulitnya penghidupan di daerah Dan di Desa-desa, jadi dalam hal ini saya tegaskan tidak menjamin kekayaannya menjadi benar dalam mengelola, memutuskan, kebijakan serta melaksanakan Pemerintahannya karena tolok ukurnya sudah berbeda dan sangat jauh harpiahnya dengan memimpin Perusahaan, apabila memimpin Negara buka melulu melakukan atau mencari keuntungan, akan tetapi ada harus respek kepada segi Sosial, Kultur, Suku, Seni, Budaya, Agama, Adat-istiadat dan sangat jelas unsur kekomplekan ada bercampur dalam suatu pemikiran, saya ambil contoh apabila yang mempunyai Usaha besarnya tolok ukur dan menjadi dasar ukuranya adalah pendapatanya serta nilai usahanya yang akan dipertaruhkan, apabila nanti ada kerugian atau ada aturan yang menyerempet akan usahanya pastikan dibuatkan untuk membuat undang diperlunak demi kepentingan Usahanya, dan apabila ada kesempatan bila ingin dan akan merugikan Negara atau kebijakan-kebijakannyapun tidak cukup dengan uang milyaran yang akan dikeruk mungkin dengan untung secara trilyunan, saya jadikan contoh tukang cendol jadi Pemimpin misalnya yang hanya dipikirkan dalam benaknya bagaimana buat besok bisa makan, yang Mungin dan akan di korupsi juga paling hanya nasi sepiring buat besok sudah cukup dan mengenyangkan, itulah sedikit gambaran saya dalam penglihatan saya kedepannya jadi tidak begitu sangat mudah menjadi suatu yang menjadi pejabat pemerintahan, harus minimal ada pagar-pagar atau norma-norma yang akan menjadi patokan dalam UU, dalam penyampaian dalam hal ini saya bukan benci Taipan China Aseng, tapi inilah Negara Indonesia yang kita haru jaga serta dipertahankan segenap jiwa raga, dan seyogyanya sebuah kepercayaan atau sebuah hati Rakyat dan Bangsa, hal itu belum tentu bisa diukur dengan sejumlah uang, tapi hati Serta keikhlasan yang mendasar dan murni di dalam dasar lubuk hati yang sangat dalam yang selalu merasakan serta menjungjung tinggi Para Leluhur dan Pejuang Bangsa, Adat-Istiadat, Suku, Bahasa, Seni dan Budaya dlsbnya, untuk segenap Bangsa dan Negara inilah yang terlahir dari Rahim Bumi Pertiwi Bangsa Indonesia tercinta.
Semoga Negara Indonesia ke depan bisa hidup aman, tentram, adil dan makmur serta bisa hidup berdiri di kaki sendiri walaupun dengan jalan Menghutang tapi bisa menutup hutang tesebut sebelum kepemimpinannya selesai atau berakhir, semoga harapan Kami-kami dalam Ber-Bangsa dan Ber-Negara ini akan di jadikan hal yang terbaik untuk menjadi kebaikan kepada seluruh Umatnya,
آمين يارب العالمين
اللهم صل على سيدنا محمد
وعلى ال سيدنا محمد.
Salam Silih Asah, Asih & Asuh.
Jaja Juharja.
Jumat, 23 Oktober 2020
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Kokok Ayam Jantan Dari Timur.
Komentar