Mengupas Symbol Semboyan Indonesia Bisa Dan Maju, Bersama Pemerintah Kita Bekerja.
Mengupas tuntas symbol atau semboyan Pemerintah dari sisi pandangan orang awam dan Rakyat Jelata dan tidak lupa pandangan tersebut didasari dari sisi pandangan yang obyektif dan secara logika, fakta dan nyata dalam lingkup kehidupan, Kerakyatan yang Berbangsa dan Bernegara, semua ungkapan dan penempatan Symbol dimaksud adalah membuat atau menandai sebuah ciri khusus kepada keberhasilan seorang Pemimpin atau Penguasa yang sedang menjabat atau sedang dalam tampuk di dalam sebuah Perusahaan, Institusi, Badan Usaha atau Negara sekalipun yang sedang di pimpinannya.
- Negara menjamin keamanan serta wajib untuk bisa men-sejahterakan Rakyatnya.
- Negara berkewajiban membuat fasilitas atau infrastruktur seperti Jalan Raya [Toll], Rumah Sakit Umum yang memadai, Pasar Umum [untuk mempasilitasi para kaum pedagang supaya nyaman dan aman dalam niaganya, Tempat Pelelangan Ikan untuk menjual hasil tangkapan ikanya atau disebut [TPI] dan kebutuhan lain yang bersifat umum dalam lingkup masyarakat untuk memberikan kelancaran usaha kepada Rakyatnya, yang jelas semua diatur dalam UU.
- Negara menjamin dan melindungi pada seorang atau kelompok yang mengemukakan pendapat di muka umum dalam bentuk kebaikan serta kritik yang membangun.
Apabila melihat hanya contoh tiga point tersebut apabila Pemerintah menjalankan ke tiga point tersebut bukan prestasi akan tetapi sebagai bentuk kewajiban dan amanah untuk menjalankan koridor UU yang sudah ada, itulah sedikit gambaran garis besarnya untuk pekerjaan suatu negara.
Apabila sedikitnya mengambil 3 contoh dimaksud Pemerintah, hanya menjalankan serta menjawantahkan atau melaksanakan perintah dan amanah Rakyat untuk menjalankan Point-point dalam UU tersebut.
Kita coba mengupas tuntas arti sebuah symbol dalam sebuah kacamata orang awam atau pandangan di sisi Rakyat Jelata yang kurang paham atau tidak mengerti arti dari semua itu, kita hanya mencoba mendefinisikan dalam arti sebuah symbol tersebut terpancar arti yang sangat nyata yang terkandung di dalamnya apabila dihartikan dalam sebuah bahasa dalam tulisan ini, adalah sebagai berikut ;
- Indonesia sekarang sedang maju dalam bidang Industri Alih Technologies Alutista semuanya adalah Milik Perusahaan Negara, mungkin biaya dan keuntungannya akan di maxsimalkan untuk Negara [saya cuman bisa mengulas sampai batas ini karena keuntungan biaya tersebut Rakyat tidak mengetahuinya], apakah Labanya menjadi Kemakmuran Negara dan Rakyatnya, Untuk Membeli Alutista Pertahanan Yang Lebih Canggih Dari Negara Ke 3, Atau hanya menombokin Keuangan Negara yang sedang akut, Atau dibuat membangun Toll yang tidak mungkin bisa kembali modal dalam jangka pendek ataupun panjang semua akan dikuasai oleh pemegang Tender Project atau Perusahaan Penjamin, wa Allahu A'lam bisowab.
- Pada dekade awal memang sedikit baik untuk kontribusi kepada Rakyat dan Dunia Usaha, sekarang banyak UU sudah di amandement dan di rubah semaunya untuk bisa diterapkan dan diatur agar supaya bisa diotak-atik serta diolah dan diatur-atur oleh "Mereka [Pemerintah + DPR-MPR RI], banyak dari seluruh kalangan yang menjadi mosi tidak percaya, termasuk dari Para Mahasiswa, Para Pemuda Penerus Bangsa, Kaum Buruh, Petani dan Nelayan serta didukung Oleh TNI dan Seluruh Rakyat dan Bangsa [ikut turun berdemo Untuk'MU Bangsa Indonesia] sekarang ini.
- Kelanjutannya semboyan tersebut agak mulai sedikit geli di telinga dan membacanya, karena dengan semboyan mari kita kerja, dalam bahasa kerja kondisi sekarang Semua Perusahaan Yang Bertarap International sudah banyak yang hengkang dari Indonesia, Semua Perusahaan sudah mengalami Bangkrut dan menutup perusahaannya, perusahaan yang ada merupakan perusahaan yang kuat dan mempunyai cabang selain diluar dari Negara Kita, karena produksinya juga merupakan bahan pokok atau produksi yang sangat dibutuhkan.
- Perusahaan yang ada semua mengalami kemunduran produksi yang akhirnya memberhentikan Karyawan ataupun mem-PHK semua karyawannya, sekarang sudah di hadapkan lagi dengan aturan UU Cipta Kerja - Omnibus Law dan Kaum Buruh dan Para Mahasiswa sudah turun kejalan, coba kita teliti kembali apabila menggaungkan "Mari Bekerja" berarti ada yang harus dikerjakan atau ada Perusahaannya yang baru di bangun atau Pabrik baru, sedangkan Pabrik yang ada sajah sudah pada tutup dan bangkrut, dan mungkin ada pabrik yang baru lagi yang mana, yang menunjuk bahasa mari bekerja, dan adapun pabrik baru pemerintah seakan tidak percaya kepada pekerja lokal malah mengimport pekerja Aseng yang belum jelas apakah itu benar Tenaga Sipil, Pasukan, Tenaga Ahli atau sengaja asal masuk ke Indonesia untuk tujuan tertentu [ini yang perlu dipertanyakan oleh Rakyat kepada Pemerintah].
- Kalaupun ajakan itu ditujukan dari instusi pemerintah untuk Rakyatnya, contoh kongkrit, semua kerja honorer Guru dan di Pemerintahan dihapus dari jajaran pemerintah, mana yang menunjukan kepada bahasa yang paling logika dari kata-kata pendukung atau team pro-pemerintah dari sebuah bahasa mari bekerja, yang bekerja sukarela dalam gugus tugas Covid-19, semua tidak ada yang di gajih atau dikasih upah serta tidak ada yang diberikan honornya, Rakyat akan bekerja apabila ada Honor atau Upah bisa dihasilkan agar supaya untuk bisa dibawa ke keluarga dan bisa di makan dirumah bersama-sama, siapakan orangnya zaman sekarang yang mau dalam kondisi sekarang hanya dengan gratis dan tidak ada honor yang jelas itu salah satunya dengan kata yang benar adalah imposible.
- Jadi dari stimulasi serta ungkapan diatas semuanya menjadi kata symbol yang hambar, atau sebuah Semboyan yang hanya menjadi isapan jempol belaka, mana yang akan menjadi benar dan dibenarkan dengan kata-kata yang disematkan oleh pemerintah di atas.
- Kita coba merefresh kepada Pemerintahan sebelumnya tidak ada kata-kata Mari Bekerja, semua orang atau Rakyat mudah mencari pekerjaan, Tenang, Aman, Tenteram dan Para Mahasiswa banyak juga yang kuliah sambil bekerja, di dalam Perusahaan dan Pabrik banyak yang masuk dan membuka Pabriknya di Negara Indonesia, tidak ada kata-kata mukjizat [*"Mari Bekerja] itupun secara otomatis Pekerjaan akan terbuka, sebetulnya pemerintah tinggal menumbuhkan investor Asing bukan Aseng China untuk menanamkan modalnya di Indonesia secara yakin pertumbuhan ekonomi dan peluang kerja dengan sendirinya akan terbuka lebar, tumbuh subur sejalan dengan ekonomi yang akan menumbuh dengan stabil, tidak perlu dengan kata-kata, tapi dengan karya nyata menumbuhkan ekonomi yang wajar dan investor akan sangat percaya kepada pertumbuhan dan perkembangan politik dalam negeri kita yang memberikan rasa aman dan kondusif bagi kelancaran usahanya.
- Perusahaan yang sudah tarap International yang ditekankan kepada Tenaga Kerja itu adalah ;
- Tenaga SDM bahwa adalah merupakan sebahagian Asset dari Perusahaan.
- Pekerja atau Tenaga SDM adalah modal untuk menjadikan maju atau mundurnya sebuah Perusahaan.
- Tenaga SDM memeilih benar-benar yang ahli dan profesional dalam kendali pekerjaannya.
- Perusahaan akan memanagement dengan baik dan tertib, tidak ada satupun usaha akan merugi apabila memberikan kesejahteraan kepada SDM nya itulah suatu kewajiban sebagai bonus atau tanda jasa dalam usaha atau pekerjaannya.
- Perusahaan sering menekan karyawannya, maupun itu dalam bentuk aturan perusahaan atau secara menyogok Bagian dari Pemerintahan atau Departemen Tenaga Kerja terkait, agar supaya untuknya akan mendapat untung yang lebih melimpah dan menyogok sana-sini, sehingga tidak mau mengindahkan kesejahteraan SDM dan Karyawannya itu yakin dari Perusahaan China-Tiongkok yang mengadopsi sistem Pekerja Komunis di Negaranya itu suatu tanda perusahaan tersebut tidak sehat atau piktif, Selanjutnya akan lebih menumbuhkan suatu kehancuran karena tidak ikhlas dan bersih dalam perlakuan dan pelaksanaan kepada pekerjanya, Saya yakin perusahaan-perusahaan yang seperti ini akan tidak akan tahan lama hidup di Indonesia, karena tidak selaras dengan Jiwa Raga Ibu Pertiwi.
- Apabila semua perusahaan sudah banyak mengatur atau membeli aturan kepada sebuah pemerintahan yang sedang berkuasa, saya yakin sebentar lagi Indonesia akan hancur dan ricuh, karena terlalu di Bebani oleh aturan dan UU yang kurang mengena dan bertolak belakang dengan hati Para Pemuda, Rakyat, Bangsa dan Negaranya.
Kami sangat menghargai apapun dari pemerintah yang sedang berkuasa tapi kembali kepada pada sisi mana yang sangat baik dan bagus dan apabila memaksakan sebuah peraturan yang sengaja mendiskreditkan Rakyat sendiri berarti Pemerintah selama ini ingin mempunyai aturan dan menjadi Pengusaha pada diri sendiri, mungkin sudah lupa bahwa kewenangan itu ada di tangan Rakyatnya, karena Rakyat selalu melihat, mendengarkan dengan baik dan Rakyat sedikitpun tidak buta dan tuli, mencari investor yang baik bagi Pemuda Rakyat dan Bangsa itu yang lebih baik untuk sekarang ini, dari pada mengurusi sebuah investor atau pengusaha yang terus menerus ingin mengubah citra UU Indonesia yang bisa diatur sedemikian rupa, kalian memimpin Indonesia tidak kekal hanya dengan itungan periode, apabila kalian bisanya untuk memutar balik UU yang sudah ada, bagaimana bisa Penerus Bangsa dan Negara seterusnya meluruskan atau mengubah hal tersebut, kita bisa-bisa akan dijajah oleh kaki tangan investor itu sendiri.
Semoga Rakyat bisa mengendalikan kembali komando yang sudah melenceng jauh dari cita-cita Para Pejuang Revolusi Bangsa, DPR-MPR sudah menjelma menjadi sosok Arogansi Kekuasaan Mutlak Rakyat, dalam keputusan dan kendalinya tidak sedikitpun melibatkan Rakyat itu sendiri main tanda tangan dan setuju, tidak ingat mereka terlahir dari Rakyat Pejuang, dipilih oleh Rakyat dan diberentikan juga akan pastinya oleh dan bersama Rakyat, sekiranya mereka sadar seharusnya berangkat dari Rakyat dan di kembalikan lagi kepada Rakyat, Bersama Rakyat kita bangun dan bersama Rakyat kita Merdeka dan bersama Rakyat pula kita akan Berkembang dan Maju.
Pemerintah tidak usah mengatakan Mari kita Kerja, ciptakanlah lapangan yang seluas-luasnya untuk Rakyatnya, Ciptakan Perusahaan dan Investor banyak masuk di Indonesia, Investor tidak melihat aturan yang berlaku, apalagi aturan dan UU yang akan menindas Rakyatnya disuatu Negara [Investor malah berbalik takut karena Negara tidak konsisten kepada Rakyatnya] karena hal tersebut akan memicu kestabilan politik dalan negeri, dan nanti jangan-jangan kata [Investor] bahwa uang yang saya simpan dan di tanamkan di Indonesia akan ada kericuhan dan kerusuhan [akhirnya pemodal akan bubar atau takut berinvestasi], yang sering dan akan mereka lihat adalah Rasa Aman Investasi yang ditanam di Indonesia akan membawa Keuntungan dan kemajuan, bukan dihadapkan atau disuguhkan dengan aturan yang di Syahkan UU yang aneh dan malah menindas Rakyatnya, itu adalah merupakan suatu pembodohan Pemerintah kepada Rakyatnya, para investor yang Normal, Benar, Baik dan Wajar akan lebih jeli melihat kearah sana karena keamanan investasi yang akan ditanam tidak berjumlah sedikit hitungannya, inilah yang akan menimbulkan rasa aman berinvestasi yang benar menurut Para Pemuda Penerus Bangsa, Para Mahasiswa, Para Buruh, Petani, Nelayan dan seluruh Rakyat dan Bangsa Indonesia dan di dukung oleh TNI Bravo.
Investor yang normal pasti akan mundur melihat gelagat Para Anggota DPR-MPR yang terhormat mengesahkan itu, yang akan senang dan akan datang maju tanpa diundang yaitu Investor Aseng,-China tentunya dari Tiongkok yang sesuai dengan kondisi serta situasi dan kepentingannya dia senang dengan kericuhan karena dia mengincar kericuhan itu sendiri biar semua kerugian akan di bebankan kepada Pemerintah yang sedang berjalan untuk menggantinya, semoga Para Pemuda-Pelajar & Mahasiswa, Rakyat, Bangsa dan Negara mungkin lebih menyelami tulisan dalam cerita ini agar supaya Negara menjadi selamat dan kembali kepada koridornya yang benar, bukan bentuk dari kata-kata UU yang benar adalah mempunyai sikap tegas kepada Investor dan selalu memprotek Para Pemuda-Mahasiawa, Rakyat, Bangsa dan Negaranya, karena kita Bangsa Besar dan Sangat Peduli Bentuk Nadionslis Bangsa Ku Persembahkan untukmu Indonesia.
آمين يارب العالمين
اللهم صل على سيدنا محمد
وعلى ال سيدنا محمد.
Salam Silih Asah, Asih & Asuh.
Jaja Juharja.
Kamis, 08 Oktober 2020
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Komentar