Puisi Harapan Pejuang Rakyat, Siapakah Dan Dimanakah Engkau Berada.
Puisi Harapan Pejuang Rakyat, Siapakah Dan Dimanakah Engkau Berada.
....Siratan raut muka serta ke kukuhan wajahmu bagai bayang-bayang angan dalam jiwaku.
......Suaramu bagaikan rindu dari gelora sebuah perjuangan yang merdu dan belum selesai dan tersampaikan sampai jalannya entah kapan waktunya akan menyatu.
.......Tegasnya alunan suara serta keberaniamu menyuarakan tegaknya kebenaran serta keadilan sehingga menggetarkan-jiwa'Ku.
........Tiada lagi kata yang indah serta mempesona dari alunan suara kejujuran serta Keikhlasan dalam merdu dan gelegar suaramu.
........Terkadang ilmun warisan serta tauladan Nusantara tersirat jelas dan bahwa ilmu laduni yangbengkau miiiki sebagai warisan yang pasti yang ada di jiwa'Mu.
..................Terkadang rupa wajahmu terlihat serta terbayang seolah-olah berubah-ubah sesuai suasana rasa Perjuangan jiwa dan hati.
..................Matamu seakan menatap lebih tajam dari pada pedang dan lebih menusuk dari pada mata Elang Bayu Geni, sehingga menembus jauh kepada cita-cita dari Para Leluhur Bangsa sebagai bukti tanda ketulusan harapan nan suci.
..................Alismu seakan sejalan dengan menghiasi disamping ketajaman yang jujur seakan ingin menerkam semua begundal-begundal dan tikus-tikus yang berdasi, sehingga memberi kesan ketebalan serta keteguhan Imanmu menjadi dasar Pribadi yang utuh dan murni.
.................Hidung mancungmu seakan tidak ada ragu sedikit keraguan untuk berjuang dan tidak nenempel bohong secuilpun, cuman hanya untuk membodohi, atau serta Mengerdilkan, menistakan juga mendustakan Rakyat dan Bangsa yang tidak berdosa, yang ada dan hinggap dihatimu adalah seorang pejuang yang pasti gagah berani nan sejati.
.................Dua bibirmu terkadang lantang, tajam dan selalu mengena apapun yang engkau pikirkan serta rencanakan, terkadang ucapanmu menyakitkan karena untuk menumpas kebusukan suatu hal yang kurang setuju, akan tetapi sesungguhnya sangat-sangat mencintai, menyayangi serta mengayomi Rakyat dan Bangsanya dengan tindakan dan ucapannya yang sangat mulia & baik hati.
..................Balutan bentuk pipi kiri-kanan yang berkesan nerimo opo anane, dibalut dengan dagu yang sedikit mendongak penuh kibar wibawa, bijaksana dan berani karena benar, yang terselimuti rasa gelora Chinta dan Sayang Kepada Rakyat dan Bangsa dengan penuh kasih sayang yang suci.
..................Diatas alis rata cukup luas mengandung arti menguasai ilmu, pandai & cerdik, tetapi tetap tegas, lugas serta berwibawa sebagai ciri murni diri pribadi.
..................Serta rambut yang tebal lurus, menunjukan pribadi dan seorang pejuang yang berhati dan berjiwa lurus kedepan yang tidak sedikitpun merasa ragu dalam perjalananmu, seakan ikut senapas dengan hatimu dan berdenyut hidup seirama jantungmu, saya yakin engkau pejuang Rakyat dan Bangsa yang tersirat dan tergambar dengan jelas di dalam alunan puisi ini.
...Gugahan hati dan harapan juga cita-cita dari ciri khas seorang pejuang.
........Dimanakah dan di siapakah Engkau sekarang yang pantas mengangkat derajat Rakyat dan Bangsanya.
.............Kapankan Engkau mulai mulai berjalan dan sejalan cita-cita luhur dari Para Veteran yang belum ada ujung, yang harus engkau lanjutkan menuju sebuah tatanan baru bersama-sama Rakyat dan Bangsa.
........Walaupun selama ini Engkau tetap bersembunyi dan tetap memperhati dari gerak-gerik suasana, tapi jiwamu tetap mengembara memberi semangat dan harapan Rakyat dan Bangsa serta cobaan dan ujianpun seakan bertubi-tubi sampai titik nadir dan kepercayaanpun hampir terkubur dan terpendam dari cengkeraman kaum kapitalis yang manis, kenyal, lugu tapi menipu, halus tapi cakarnya menancap di tanah, baiknya saat waktu makan bersama tapi sesudahnya menjadi penindas Rakyat yang sangat kejam.
...Kadang hidupmu melanglang buana tiada orang atau masyarakat yang tahu dan mengetahui dimanakah berada, hidupmu dan makan juga masih menumpang, disekelilingmu masih banyak yang menghinakan dirimu [ujian akhir untuk menuju ke ikhlasan kepada tingkatan yang paling tinggi], semua sepuh dan orang tua yang tertitip tidak mengetahui dimanakah Dia sekarang berada.
......Sayang engkau hanya orang biasa tidak punya atribut dunia baik itu pangkat ataupun jabatan yang disandang karena dia orang biasa dan bagian dari rakyat jelata biasa, apabila dilihat jauh dari semua harapan kalau dilihat dari logika dan kenyataan itulah pembalutmu dalam terang dan kesamaranmu.
.............. Tanda-tanda ilmu bisa dilihat dan diraba dari ciri-ciri dan serta titisan ilmu Laduninya yaitu dimatamu adalah Kharomah Tajamnya Pancaran Merah delima, Badanya adalah tertanam Kharomah sebuah Tongkatnya wali, dari tanganmu entah ilmu apa yang hinggap dan menjadi Kharomah, bisa membentuk merah delima, bisa membuat lembek dan menjadi dodol dari bentuk Kuningan sari, bisa membuat lentur bola dunia yang berbahan dasar permata, serta bisa merubah apapun dari genggaman tangan'mu, atas seijin dan kharomah wujud lapad la illaha ilallah Muhammad darrosulullah, wa Allahu A'lam bisowab.
......................Kami semua menunggu'mu, Rakyat juga mengharapkan'mu, dan Bangsa dan Negara merindukan'mu, seluruh Pemuda, Mahasiswa Dan Semua Rakyat mengatakan cepatlah Engkau bangkit dan kembali kepada kepangkuan Ibu Pertiwi bersama-sama Rakyat, Bangsa dan Negara.
Jaja Juharja
Senin, 12 Oktober 2020
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Komentar