Menyongsong Investasi Direct [AS], Atau Indirect Melalui Omnibus Law [by Cukong Media Aseng].
Pilihan kiblat politik sudah jelas dari dulu Negara Indonesia menganut Politik Bebas Aktif dan tergabung dan masuk dalam Negara-Negara Non Blok, jadi sudah jelas tidak mengikuti Blok Barat NATO atau Blok Timur yang menjadi haluan Komunis, sekarang Indonesia mungkin salah memilih jalan karena terlalu dekat dengan PKT sehingga bisa kita lihat dengan jelas antara lain ;
- Banyak TKA masuk ke Indonesia di back up oleh salah satu Pejabat yang berkuasa, bukan hanya 1 atau 2 tapi secara besar-besaran melalui Udara dan Laut diseluruh pelosok Negara Indonesia.
- Tenaga Kerja dari Tiongkok atau Aseng tidak terpengaruh oleh masih ada atau tidak adanya gejolak Wabah Corona - Covid-19, semua secara bergelombang masuk ke Negara Indonesia dengan Aman seperti masuk kampung halamannya sendiri, tidak ada pihak-pihak tertentu yang menghalangi atau menahan semuanya seperti hal biasa dan luar biasa masuk Indonesia.
- Pada gencar-gencarnya masuk TKA, di dalam Negara Indonesia sendiri sedang diterapkan ketatnya PSBB [Pembatasan Sosial Bersekala Besar], akan tetapi hanya diterapkan seolah-olah untuk dan bagi Penduduk Indonesia, padahal dengan kejadian pada dan saat Moment seperti pada Point [1 dan 2] satu dan dua diatas adalah, Mata Masyarakat Dunia lagi melihat jelas kepada Negara kita, sehingga menjadikan masyarakat Dunia akan pasti menghukum Negara Kita dengan kejadian hal itu.
- Pada saat PSBB posisi perusahaan dan Tenaga lokal banyak berhenti dan terkena PHK, Pejabat diatas dengan mudahnya memasukan TKA tanpa ada pemeriksaan ketat seperti contohnya Negara Tentangga dan Perlakuan Negara di Dunia kepada TKA terutama yang datang dan bersumber dari asal Wabah terjadi yaitu Wuhan [China-Tiongkok].
- Negara Indonesia tidak menerapkan atau menjalankan PSBB secara Nasional, akan tetapi PSBB tidak berfungsi kepada Saudara-Ri China-Tiongkok, sepertinya mereka adalah Dewa-Wi Kuan In yang baru datang dari Tiongkok untuk sesuatu pembaharuan Politi dan Ekonomi.
Yang menjadi dasar Pokok masalah Negara Kita terlalu banyak mengagumi perkembangan PKT, sebetulnya perkembangan tersebut tidak semata-mata datang dari dalam Negeri China-Tiongkok sendiri, akan tetapi tetapi di dalamnya ada bantuan besar-besaran Investor dari Paman Syam [Amerika Serikat] pada saat itu zamannya Presiden Ronald Reagan, dan sekarang karena kemajuan yang sangat pesat saat ini, tapi terkadang kita tidak tahu dibalik keberhasilan Negara Tiongkok tidak luput dari Perusahaan-Perusahaan yang datang dari Amerika Serikat, dan ada beberapa ribu Perusahaan yang sekarang tersebar di Negara Tiongkok, dengan semua kapasitas produksi dan Modal jelas dari Amerika Serikat masuk disana, sekarang karena dengan sikap PKT sendiri Amerika Serikat akan hengkang dan memindahkan perusahaannya dari Tiongkok secara besar-besaran, apabila sikap kita masih akan memaksakan UU yang belum tentu arahnya, Indonesia akan terjebak oleh PKT sendiri bukannya dari Investor Amerika Serikat yang secara langsung yang akan masuk ke Negara Indonesia, akhirnya akan ada Media atau bandar-bandar Mediator Investasi atau Cukong-cukong [Naga 8] tersebut yang akan menjadi kepanjangan tangan mereka [AS] karena mereka mempunya Dana Gurita Nasional, yang hasil didapat dari gurita ekonomi makro dari hulu ke hilir yang selama ini mereka kuasai, sehingga Pemodal dan investor [Perusahaan Amerika Serikat] akan pasti masuk Negara Kita wakauoun tanpa UU Omnibus Law, akan tetapi dengan adanya UU tersebut malah akan dan bisa dicatut terlebih dahulu oleh Cukong-cukong yang ada dan pasti punya kepentingan dan kebijakan dengan Negara Indonesia [karena mereka punya modal dan takut tersaingi oleh Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat yang selalu menanamkan system profesional di manapun dia tanam modalnya dan berbeda dengan China komunis], ini yang saya khawatirkan dan yang terlihat dari pandangan saya apabila di aplikasikan dengan kondisi yang terlihat jelas dengan posisi Para Aseng-Aseng sudah berani dan Congkak memakai atau memanfaatkan fasility dan Peralatan Negara dari semua [Institusi TNI-POLRI adalah milik Rakyat dan Bangsa] kok dengan mudahnya diatur-atur oleh mereka dan bertekuk di bawah ketiak Cukong seperti terlihat jelas beberapa Video yang tersebar di Medsos yaitu dari peralatan dan fasility Institusi TNI-POLRI saat ini.
Perebutan quota Investasi yang akan hadir di Negara Indonesia nanti memang pada akhirnya akan ada yang akan masuk kedalam Negara Indonesia, semua akan juga mendapatkan kebahagian Kueh-Kueh Onvestor Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat [tapi dengan catatan kondusif dan aman tanpa UU untuk memudahkan kelompok Oligarki menyetir semua Investor tsb], Negara Amerika Serikat pasti sangat dan akan jeli dengan catatan pasti dengan bergulirnya UU cipta Kerja, bila akan masuk melalui tangan cukong-cukong yang berkutat saat ini [dalam nota bene mereka sangat ingin sekali peraturan UU Citpa Kerja ini bergulir dan di Syahkan] sekiranya ada apa dibaliknya, yakin Investor akan mundur dan aka lari ke semua Negara Tetangga, inilah yang akan menjadi penjegal hak-hak Rakyat dan Bangsanya, walaupun dan apapun sekiranya jadi masuk ke Negara Kita semua Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dengan masuknya ke Negara kita, sesungguhnya tidak murni secara langsung membawa Uang Cash/Modal [Mereka akan memanfaatkan modal cukong untuk di back to back dengan Modal AS yang sesungguhnya, disisi lain AS merasa aman dengan uangnya karena ada penjamin dari Cukong-cukong tersebut, yang akan merugi adalah Rakyat dan Bangsa akan tetap menjadi terjajah dengan hal tersebut diatas, inilah dari sikap Pemerintah yang harus bisa berpikir jernih akan selalu bersama Rakyat dan Bangsa, jadi apabila itu terjadi akan sesuatu yang sangat percuma dan sama sajah, walhasil hanya dianggap hanya dapat dari Pemodal Aseng-Aseng Tiongkok yang selama ini selalu bermasalah dengan selalu mengebiri Hak-hak Rakyat dan Bangsa di Negara Indonesia.
Apabila kita melihat dan menengok betapa Indahnya dan Kayanya bentangan Alam Raya Nusantara ini, antara Langit dan Bumi seakan tidak ada batasan sejauh mata memandang, kompak, sejalan serta bersamaan, begitupun Ruh Tata Negara dengan Rakyat dan Bangsanya seharusnya tidak menjadikan dingding pemisah atau perbedaan, artinya Rakyat adalah bahagian dari hembusan nafas Negara, serta Negara tampa ada Rakyatnya sangat yakin tidak akan berfungsi dengan baik serta benar, maka kepada Para Pemimpin Bangsa apabila akan mendahulukan hak-hak Rakyatnya akan selamat dan sejalan, apabila sebaliknya tinggal menunggu sampai tidak punya pilihan akhir untuk suatu perbuatan yang terpaksa sekiranya wajar untuk bertindak di hadapan Rakyat dan Bangsanya.
Kami contohkan sebagaimana ilustrasi dan contoh kecil saja ini apabila di maaukan perbedaan dan umpamanya apabila gazi dari standar Perusahaan Amerika Serikat seumpama dengan standar gazi diantaranya, misalkan adalah sebagai berikut ;
AS. Rp. 15.000.000,-
PKT. Rp. 3.500.000,-
Ada selisih Buat Cukong-cukong Aseng + Tiongkok bersama Pemerintah dengan hitungan sebesar
Rp. 11.500.000,-, melalui aturan atau pembungkus aturan yang namanya Omnibus Law.
Jumlah tersebut apabila Amerika Serikat masuk dengan hitungan [seribu] 1.000 Pabrik di kali jumlah kapasitas SDM tiap pabrik misalkan [satu juta orang/Pabrik] 1.000.000 SDM, tinggal berapakah Anda, Kami dan Saudara-Ri Nusantara boleh berhitung keuntungan Cukong-cukong Aseng tersebut jadi total 11.500 Trilyun, inilah yang kami akan khawatirkan pergerakan Cukong-cukong Aseng tersebut, sedangkan Saudara-Ri dan segenap Rakyat Indonesia kira-kira tega tidak yang seharusnya menjadi hak-hak atas Rakyat dan Bangsa, sementara masih dijegal oleh tangan cukong disana, yang tidak mungkin mereka-mereka [cukong] dengan ikhlas untuk kemajuan Indonesia pasti mereka sudah mengambil untung duluan di depan, ini akan terjadi apabila sekiranya di batasi oleh Omnibus Law itu sendiri sebagai tameng mereka dalam hal ini.
Apabila menurut perhitungan saya mengenai ngebetnya atau terburu-buru akan diresmikan UU tersebut, diantaranya adalah dengan beberapa pertimbangan di pihak-pihak terkait dengan mereka-mereka dibawah ini, adalah sebagai berikut ;
- Omnibus Law adalah kerangka untuk sebagai penggerak masuknya Inves AS yang di fasilty oleh mereka [Cukong-cukong Aseng].
- Sasaran tembak dari Omnibus Law adalah perusahaan-perusahaan Amerika serikat yang akan hengkang dari Tiongkok [karena sikap dan haluan Negara PKT sendiri] akan memasuki pasar Asia Tenggara diantaranya masuk ke Indonesia dan Negara Tetangga sekitarnya seperti [Vietnam, Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapore dll], porsi dan sikap kalau masuk di Negara tetangga tidak ada sytem Omnibus Law di Negaranya, walhasil mereka akan mendapatkan langsung Pemodal dari tangan investor Direct AS [Amerika Serikat] langsung ke Negaranya.
- Sedangkan di Indonesia karena ada sytem UU Omnibus Law [atas bentukan Pemerintah untuk mengatur-ngatur aturan yang akan diatur-atur] yang hal tersebut didukung oleh Kaum Kapitalisasi serta tidak jauh dari sumbangsih sogokan Oligarki Kekuasaan, artinya Cukong adalah bagian dari Mediatoran Bidang Perusahaan AS yang masuk di Indonesia, Modal Cukong adalah sebagai Jaminan Back to Back dengan Pemodal AS Pemodal AS terbantu dengan tidak perlu membawa uang cashnya masuk Indonesia, baru nanti setelah selesai baru ada hitung-hitungan dengan Cukong [inilah yang akan mencutat duluan untung mereka dari hak-hak Negara Indonesia] yang menjadi kerangka Omnibus Law diatas tadi, dan serta Omnibus Law adalah sebagai kerangka hukum untuk memback up Cukong Aseng dari kepanjangan tangan [Pemodal AS], disini Rakyat Indonesia akan kembali gigit jari, dan disaat itu upah buruh akan kalah oleh Negara-negara kawasan Asean bahkan Asia, karena sikap tertutup Pemerintah yang betolak belakang dengan kepentingan Hak-hak Rakyat dan Bangsanya.
- Mari Kita dan Kami Cermati pada Point (3) tiga diatas adalah merupakan bahaya akan tumbuh kembang dan kebebasan atas hak-hak Rakyat karena sudah di jegal dahulu hak-hak Rakyat dan Bangsa oleh kaum cukong Kapitalis tersebut, karena Penanam Modal dari Amerika Serikat akan digiring oleh beberapa kepentingan Cukong-cukong yang didukung oleh Kapitalis yang didukung oleh Oligarki kekuasaan, yaitu tiada lain adalah Para Gurita Naga yang (8) Delapan itu yang akan dominan berperan [Negara Indoneaia harus tetap Eling Lan Waspada dengan Propaganda ini] sekiranya ada yang lebih baik atau buruknya demi membentengi atau membela hak-hak Rakyat dan Bangsa yang lebih di utamakan.
- Negara Indonesia selama praktek-praktek Cukong dan Kapitalis yang Oligarki sampai kapanpun akan ada dan keberadaannya persis dibawah ketiak para Cukong-cukong Aseng tersebut, yang pada akhirnya akan tetap selamanya selalu di jajah dan terjajah oleh Kaum Kapitalis Aseng yang di fasilitasi oleh Pemimpin serta Komponen Wakil-wakil Bangsanya sendiri [cukup menyedihkan perkembangan Bangsa ini].
- Bertepatan dengan itu di Indonesia Pilkada akan dilaksanakan pada Bulan Desember, sebentar lagi Pemilu di Amerika Serikat atau Paman Syam juga akan segera Bergulir sekitar Bulan Desember ini, jadi Pemerintah sebetulnya mau mengejar tayang Momentum tersebut [tapi kerangka itu menjadi Kebaikan atau suatu keburukan coba kita tanya kepada para pakar UU Negara yang sudah pengalaman dan menjadi Pakar], sehingga sebagai akhir opini menurut strategi dan hemat saya seharusnya sampai kondisi kebijakan di Amrik [Amerika Serikat] disana untuk bergulir dahulu, sementara ada kemungkinan dan mudah-mudahan UU Omnibus Law agar supaya di batalkan untuk apa, apabila Pemerintah hanya membuat aturan untuk mengkotak-kotakkan aturan serta kepentingan [Investor - Cukong - Pemerintah/UU - Cukong - Buruh] aturan tersebut yang hanya menguntungkan sebahagian Cukong-cukong Mediatoran Aseng yaitu Kapitalis yang menjadi Naga Tiongkok [8] tersebut, jadi walhasil Rakyat dan Bangsa hanya akan di korbankan untuk itu. Wa Allahu A'lam bisowab.
Semoga dengan kejadian di atas ada campur tangan-tangan Tuhan YME yang akan senantiasa akan selalu membantu untuk terwujudnya kemerdekaan atau benar-benar Hak-hak Buruh, Petani, Nelayan, Pemuda dan Mahasiswa serta Rakyat dan Bangsa tidak ikut tergadaikan oleh orang-orang atau Pemimpin-Pemimpin Rakyat dan Bangsa yang tidak punya rasa Nasionalis dan tidak Punya rasa keadilan yang seharusnya akan selalu dan berpihak kepada Rakyat dan Bangsanya yang paling utama, jangan tergadaikan demi mengejar Rasa Aman di periode berikutnya serta selanjutnya, mengumpulkan modal pribadi dan golongannya, yang dikorbankan seluruh Rakyat dan Bangsa Indonesia yang akan menanggung resiko dan beban kehidupan di masa depan.
Semoga dari doa dan harapan kita akan terwujud baik itu secara baik-baik atau secara wajar sesuai koridornya atau itu memakai secara akal atau okol, karena sudah tidak ada jalan yang bisa ditempuh Para Kaum Buruh, Mahasiswa sebagai penyeimbang dan penggagas serta membela kebenaran dan keadilan dari terciptanya UU yang akan menjadi kontravesional, semoga seluruh Rakyat dan Bangsa juga bisa bangkit menjadi pemersatu dalam membela keadilan tersebut diatas.
Semuanya ini Kita dan Kami semua harus di kembalikan kepada yang Maha dari segala Mengetahui yaitu Allah SWT, ini sebagai hanya sebuah bayangan ataupun harapan dari kita orang awam yang tidak ingin selamanya rasa keadilan dan kebenaran terus menerus di tutup-tutupi oleh kaum Kapitalis oligarki yang tidak ingin Indonesia Berkembang maju setara dengan Negara-negara yang berkembang di Asia, Negara Kita hanya kelihatan maju bagi sebagahagian kaum dan orang yang duduk di bangku-bangku Politik, Pemerintahan dan Para Wakil Rakyatnya, wa Allahu A'lam bisowab,
آمين يارب العالمين
اللهم صل على سيدنا محمد
وعلى ال سيدنا محمد.
Salam Silih Asah, Asih & Asuh.
Jaja Juharja.
Rabu, 21 Oktober 2020
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Kokok Ayam Jantan Dari Timur.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Komentar