Uang Bentukan Panglima Politikus
Kegunaan Uang Bagi Kehidupan Rakyat dan Bangsa
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
Uang adalah sebagai sebuah alat bukti tukar dalam kehidupan zaman modern ini, serta gambaran dari nilai uang merupakan sebagai bahagian dan merupakan sebuah tolok ukur bagi strata kehidupan seseorang di lingkungan masyarakat, apabila strata tersebut sudah diperoleh dengan keberhasilan dan sangat pasti turut serta dengan sendirinya tergambar dengan baik dengan suatu penghargaan dan nilai yang sangat dihormati, baik di lingkungan maupun orang-orang di luar lingkungan semua akan lebih berbuat untuk menghormati dan menghargai lebih baik dan mulia dibandingkan dengan nilai akhlak dari seseorang, perbedaan inilah yang menjadi gambaran refleksi dari sebuah kehidupan serta norma yang tergeser oleh alam modern di zaman Akhir ini.
Pemandangan yang begitu tampak dan jelas serta nyata yang terukir dari sebuah nilai yang semu dari sebuah peradaban yang medrn, saya coba menarik garis lurus apa yang membedakan sebuah adat budaya serta akhlak dan nilai-nilai yang bergeser karena Uang, Pulus, Ponyen atau Duit, ada beberapa contoh yang membedakan sangat jauh dari sebuah bentuk perhargaan dari nilai Uang, antara lain adalah :
1. Pada zaman sekarang untuk
menjadi seorang pejabat akan
mengorbit pada porosnya mulai
dari kehidupan paling dasar
sekalipun Kepala Desa, Camat,
Bupati, Gubernur dan beberapa
bahagian Pejabat Pemerintahan
mau DPR-MPR, Kekuasaan
Politik, Pejabat Negara serta
bahkan Pejabat yang Elit di
suatu Perusahaan BUMN dll,
tidak terlepas dari campur
tangan dan dewa Duit, itu sudah
menjadi keharusan
mempersiapkan dengan bentuk
dan Purwa Rupa Uang yang
jumlahnya sangat pantastis
[tidak dgn sejumlah uang
mustahil bisa dan mendapatkan
mimpi tentang hal dalam Point
Satu ( 1 ) ini], jadi untuk maju
ke isi point tersebut tidak cukup
dengan sebuah mimpi, hayalan,
kepandaian maupun sebongkah
sebuah kejujuran itu mustahil,
sehubungan dengan perihal
dimaksud sudah memasuki
babak distorsi Uang Sebagai
Panglima Pada Titik Temu
Kejenuhan Publik, Ke-Tidak
Percayaan Rakyat dan Bangsa
Kepada Seluruh atau Semua
Pelaku dan Pelaksana Distorsi
Kaum Pelaku Politik pada saat ini.
2. Menempuh dan mendapatkan
sebuah Pendidikan atau sebuah
Titel Pendidikan harus dipacu
dengan mimpi sejumlah Ponyen
tertentu dan harus mampu dan
tetap harus kuat dengan uang
yang telah siapkan.
3. Pencari Tenaga Kasar, Buruh di
Pabrik yang paling rendahpun
sudah terkondisi dengan
kesediaan Uang, sebuah
kesimpulan dibeberapa Pabrik
Paporit maupun biasa sajah
sudah menerapksn sebuah
Product Camuplase Mafia
Pabrik yang sedemikian halus
terbentuk serta mengacu pada
bentuk System Outoshortsing
atau memakai bentukan Nama
Sebuah Yayasan atau Koperasi
Pabrik sudah marak dan bukan
lagi menjadi sebuah bentuk
atau terselubung secara rahasia,
ini merupakan sudah menjadi
hal umum serta sudah di
berlakukan secara terang -
terangan dan terorganisir
secara rapi dan solid.
4. Nilai Inti akan terkandung dalam
maksud dan akan tersaring serta
terjaring dalam bentukan semua
distorsi Sosial, Seni, Budaya,
Kesempatan Kerja, Pendidikan,
Jabatan dan seluruh Hajat Hidup
Orang Banyak akan memasuki
dan menyiratkan arti nilai
sosbudpolkum dimaksud
adalah :
√ Uang yang menjadi penentu
segalanya bentuk kesuksesan
semua bentuk dari nilai
kehidupan dan penghidupan.
√ Orang Pintar belum tentu
mendapatkan semua point
diatas karena keterbatasan
yang kemampuan yang
berbentuk uang tadi, pada
akhirnya akan mundur bersama
datangnya sebuah kesempatan
terbentur karena sejumlah
Panglima Duit tersebut.
√ Seluruh bentuk karyawan Pabrik,
Pegawai Pemerintahan, Jabatan,
BUMN, Politik serta Kedudukan
semuanya di beli dan di tukar
dengan nilai dan bentuk
segunduk pulus.
√ Semua pada strata kehidupan
yang terkandung dalam point
empat (4) ini semua bisa dicari
dan ditempuh dengan uang dan
kesemua itu tidak mencari
kepada tolok ukur akan nilai
unggul sebuah SDM.
√ Panglima bagi Kehidupan sudah
jelas akan ditentukan oleh
Besarannya Pulus yang di pegang,
ingatlah kejadian gempa Tsunami
di Aceh, yang mengingatkan kita
bersama betapa secepat kilatnya
murka yang Maha segala Maha
yaitu Allah SWT, dimana suatu
nilai telah bergeser jauh dari nilai
tersebut, Allah SWT akan
senantiasa memberikan
peringatan kepada kita supaya
kembali kepada jalan yang benar
serta diridhoi oleh'Nya, wa Allahu
A'lam bisowab.
Gambaran diatas tersebut adalah sebuah bentuk kekhawatiran dari berlakunya nilai sosial yang jauh bergeser di era modern ini.
Siklus serta gambaran sebuah bentuk top kekuasaan yang akan timbul dan tercermin dalam alam dunia nyata sekarang ini, jelas tergambar dalam bentuk posisi apapun dalam jajarannya, adalah ;
A. Orang yang berperan di tingkat
atas tergambarkan sebuah
siklus hanya di mobilisasi dan
dikuasai oleh orang-orang yang
tidak asing di mata publik.
B. Kepandaian atau kepintar bukan
menjadi ukuran atau tujuan
utama untuk menduduki sebuah
jabatan, yang penting ada
kesediaan jumlah Uang atau
Pulus dipastikan akan mulus
serta pasti berhasil.
C. Nilai dari pandangan sosial
yang menjadi titik temu pada
Multiple Titik Jenuh ini akan
terkoreksi, terserap dan
terapiliasi menjadi penyulut
akan nilai ketidak Percayaan
Rakyat dan Bangsa kepada
bentuk serta aturan
Kepemimpinan yang menduduki
posisi jabatan-jabatan yang
penting di Pemerintahan, akan
menjadikan sebuah bentuk
ketidak percayaan yang bersifat
umum serta menyeluruh
kesemua lini dan elemen nilai
rasa dan ketidak percaya Rakyat
dan Generasi Penerus Bangsa
dan Negara, akhirnya bergulir
untuk dan meminginginkan serta
mengingatkan kapankah sebuah
nilai aspirasi sederhana dari
Rakyat untuk Rakyat, dimana
aspirasi tersampaikan, keluhan
dari tingkat bawah terkoreksi
dengan baik dan titik jenuh
merasa yakin akan kemajuan
Generasi Penerus, Kemandirian
Ekonomi tersalurkan, Mata
Pencaharian Aman dan Tenang,
Gampang Mencari Pekerjaan,
Hidup tidak banyak terbebani
oleh aturan dan penerapan dari
segala bentuk nilai tambah dan
penerapan pajak yang tida di
situasi serta melihat kondisi
Rakyat dan Bangsanya, Hasil
Karya Anak Bangsa mendapat
nilai yang sangat positif dimata
sebuah Pemetintahan dan
Terjamin, inilah gambaran
sederhana dan tidak perlu
kalimat muluk dan janji dewa,
sederhana dalam tindakan,
positif, realita, fakta dan nyata
terlihat langsung oleh Rakyat
untuk Rakyat, Generasi Muda
Penerus Bangsa dan seluruh
Elemen Bangsa, inilah sekelumit
Bangsa yang majemuk dan
sebuah Bangsa yang besar,
yaitu Bangsa Indonesia.
D. Pemerintah hanya memer-
hatikan nilai yang terkandung
dan serta hanya membela dan
melindungi semua bentuk dan
aturan yang ada hubungannya
dengan plat merah atau
pengusaha [arti sebuah kiasan]
atau lingkup hanya di
pemerintahan dari mulai
perusahaan, pembangunan,
pejabat dan kepemimpinan yang
serius tertuju dan serta di hargai
hanya kepada plat merah dan
benderanya dan golongannya,
sehingga kritik yang baik dan
benar terhalang dengan lebatnya
kelompok yang terlalu Pronisme
serta Evoria golongan menjadi
kaku dan lupa, tidak mendengar
serta melihat rambu-rambu di
jalan sedang berada dan
bersama Rakyat dan Bangsa.
E. Pembangunan kearah Kerakyatan,
Swasta Nasional Pabrik maupun
Konstruksi, Perusahaan
Telekomunikasi Nasional minim
dari perhatian dan mereka semua
akan lebih menilai, lebih
kecondongan, cenderung dan
menghargai kesemua aturan
muncul karena kedekatan pada
gambar plat merah serta cakupan
dan perpigak pada tenaga Aseng
tersebut.
Sampai saat sekarang ini Rakyat mungkin sudah banyak penilaian dari kaca mata serta rasa sensor mata hati dari Rakyat sendiri dimana bentuk semua kekuasaan tersebut adalah dari mereka untuk mereka [no dati rakyat untuk rakyat], akankah yakin dan sangat pasti di dekade yang akan datang Rakyat seluruh Indonesia masih setia untuk percaya dan memilih kembali yang saya ulas secara sederhana mulai dari diatas trsb, itulah gambaran pencapaian yang dibentuk atau dibuat oleh ulah mereka sendiri serta golongannya, dan jangan sampai menyalahkan Rakyat dari bentuk sebuah rekayasa apapun yang akan digunakan untuk menutupi hal kebohongan dari semua itu, maka kebohongan tersebut akan mencuat dengan sendirinya atas seijin dari yang mempunyai atas segala Hak dan atas Kebesaran'Nya yaitu Allah ﷻ,
والله اعلم بالصواب.
Semoga apapun yang diinginkan oleh kita bersama dan Rakyat senantiasa berjalan dalam koridor yang benar kepada para pemimpin di atas supaya apapun yang di pilih nanti murni dari Rakyat untuk Rakyat dan kembali lagi menjadi Rakyat, itulah siklus dan matarantai yang sesungguhnya, semoga seluruh Saudara-Ri Nusantara tetap eling lan waspada,
آمِيّنْ... آمِيّنْ... يَا رَبَّ العَـــالَمِين.
Jaja Juharja
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Silih Asah, Asih & Asuh.
Salam Kokok Ayam Jantan Dari Timur.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Komentar