Perjalanan Putussibau Lucu, Seru dan Misteri
Misteri & Lucu Perjalan Putussibau ke Pontianak Kalimantan Barat.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
Dalam perjalanan yang sangat melelahkan saat menyelesaikan pembuatan Izin dan IMB di Pemerintahan Kota Putussibau, perjalanan tersebut mulai dari bassedcamp di perumahan belakang kantor Pusat Indosat Pontianak, posisinya seberang jalan Mall di Pontianak.
Perjalan pada saat itu di daerah sana tidak bisa diukur dengan ukuran waktu [Tahun 2006-2007], kenapa begitu karena kondisi jalan serta jembatan setiap saat bisa terkendala dalam perjalanan, seperti dalam perjalanan kami pada saat itu, harus dipersiapkan dengan sangat matang diantara masuk dalam perbekalan untuk persediaan 2 orang di dalam perjalanan adalah :
*Jl. Kesana lumayan sudah bagus bisa di tempuh dengan perkiraan 15 Jam [kendaraan pribadi] dengan jarak 880km. Pontianak - Putussibau
° Persiapkan 2 Buah jerigen solar isi
volume 30 liter.
° Persediaan makanan dan minuman
ringan seperti, Aqua Galon 2 Dooz,
Roti dan makanan kering.
° Kondisi kendaraan harus posisi
prima tidak ada kendala, termasuk;
air coolant radiator baru, Oli Mesin-
Perseneling-Gardan, Minyak Rem
dan Power Steering Sudan dalam
kondisi baru.
° Kondisi terakhir juga badan kita
sudah siap tempur menempuh jalan
berbagai kondisi terkadang off
road dan berlumpur, dalam hutan
belantara Kalimantan Barat.
*Di track Jalan Agregat, sudah umum jalur sungai terbuka seperti ini, malah khusus dibuatkan persinggahan melalui sungai [untuk mendinginkan kembali supaya kondisi Ban berubah keras lagi], fungsinya untuk mendinginkan energi kenetik-perdesekan Ban dengan Jalan yang terjal berbat nou kerikil yang tajam [ban kondisi panas menjadi lembek mudak pecah], kebanyak pecah Ban bukan karena kena paku tetapi akibat gesekan panas pada Ban [sekilas info Offroader].
Dalam suasana perjalan cukup bisa menikmati balutan indahnya suasana alam yang natural serta mempesona dan juga saat itu belum begitu banyak kendaraan serta sangat jarang kendaraan yang berpapasan dengan kita, dijalanpun menemui beberapa kendala sulit, kadang menjadi super lucu, dan juga keadaan mistis serta seramnya alam belantara Borneo, Kalimtan Barat, diantara ialah :
1. Mulai awal perjalanan banyak
terlewati semua Pom BBM langka
dan banyak menunggu
kedatangan pasokan.
2. Pertama setelah melewati
simpang ke arah Kota Semitau,
dihadang dengan Jembatan
hanya dengan sebatang pohon
kelapa, selanjutannya jembatan
kayu Ulin tapi sudah mulai pada
bolong-bolong kondisinya, dan
akhirnya kitapun berusaha turun
dulu untuk memastikan ban mobil
tidak terperosok, dan mencari
batang kayu supaya yang ada
bolongnya tidak terlalu lebar jadi
di selingi oleh dahan patahan
supaya bisa menahan ban mobil.
3. Memasuki daerah yang sedikit
berlumpur dan agak sedikit tanah
gembur, karena apabila kita
menunggu dipinggir jalan pada
suatu saat ada mobil lewat kita
jadi terlwatkan, maka dengan
terpaksa mobil untuk dicoba
memasuki kubangan berlumpur
dan benar juga saat masuk lumpur
yang bagian yang paling dalam
ban belakang cuman bisa
berputar tidak bisa laju, malah
ban yang tadi keplater di tanah
semakin tambah dalam, akhirnya
kita coba stop dulu, cuman yang
sedih didalam mobil kita tidak
bisa keluar karena tanah kiri
kanan yang dalam tadi
menghalangi pintu untuk dibuka,
akhirnya jendela posisi dibuka
dan keluar merayap pas persis
tanah diluar sejajar dengan
kondisi kaca dibuka, pintu
belakang bisa dibuka tapi harus
ada bantuan orang di belakang
untuk membuka tuas dari luar, ya
akhirnya kita main lumpur dalam
posisi merayap diatas tanah
lembek, itulah pengalaman pahit
perjalanan ke Putussibau.
*zaman dekade 2007 dahuulu pemandangan ini sudah biasa di Jalur Borneo" [lihat posisi pintu tidak bisa dibuka dan jendela kaca untuk meloloskan dan bisa keluar].
4. Hari sudah mulai masuk suasana
sore, ya menunggu mudah-
mudahan ada dewa penolong
ada kendaraan lain lewat disitu,
didalam mobil sudah diper -
siapkan apabila akhirnya harus
menunggu sampai besok pagi,
kaca sudah dipersiapkan untuk
dibuka sedikit sajah untuk
masuknya sirkulasi udara, karena
apabila terlalu lebar takutnya ada
ular bisa masuk, jika kalaupun
tidur dengan posisi di alam
terbuka di daerah itu masih
banyak binatang buas seperti
harimau atau babi hutan.
5. Setelah agak lama menikmati
rokok dan menyeduh kopi karena
kita bawa termos, lumayan airnya
masih agak panas, bisa
menyeruput kopi sambil
menerawang jauh agar supaya
mendapatkan sebuah inspirasi
yang bermanfaat, eh tidak lama
habis kopi dan sebatang rokok,
dari arah depan mobil kita yang
terbenam hampir rata dengan
badan jalan, ada sebuah engkel
pengangkut karet mentah petani
lewat dan akhirnya kita dibantu
untuk diderek dahulu oleh
mereka, dan Sopir engkel
tersebut berkata bahwa, untung
kita masih lewat disini kalau hari
Minggu dalam posisi jam segini
sudah tidak ada lagi kendaraan
yang lewat lagi kecuali pagi ada
satu Bus saja, dan yang rame
nanti hari Rabu, Kamis dan Jumat
ya sedikitnya yang mau kepasar.
dan ada angkutan Truck hasil
panen kayu, ladang, karet dan
sawit di luar itu tidak ada.
6. Setelah mereka menolong kita
keseberang lumpur tersebut,
saya pengin melihat bagaimana
caranya Truck Engkel tersebut
bisa lolos dengan sendirinya kata
hati saya, sayapun saking
penasaran untuk dapat segera
melihat tacktical serta technik
akal mereka dalam menghadapi
lumpur tersebut, karena di
sebelah depan mereka tidak ada
pohon besar salah seorang dari
mereka menanam per mobil
dengan panjang 1.2 meter
ditanam ditanah sampai hampir
separonya di tumbuk pake balok
kayu seperti sudah dipersiapkan
sebelumnya, lalu seling yang
sudah dipersiapkan di ikat di
belakang kiri mobil ada pohon
besar lalu seling tersebut di ulur
melewati mobil Truck tersebut
dan di putar ukurannya ujungnya
di ikat di roda belakang Truck,
bentuk roda roda Truck disana
sudah dipersiapkan pelek dop
Truck agak menjorok keluar agar
supaya seling tadi apabila roda
belakang mutar jadi si seling itu
ikut tergulung bersamaan dengan
putaran roda, setiap seling
tergulung dengan sendirinya
mobil dengan bobot 5 Ton
tersebut ikut terseret seling
dengan memperpendek jarak dan
mendekat sampai ke posisi inti
pancang energi kenetik pada per
yang dipancang tadi yang searah
dengan poros roda dengan sejalur
badan mobil, itulah pengalaman
unik di belantara hutan Borneo
Kalimantan barat.
7. Akhirnya kita meneruskan
perjalanan kembali ke arah Kota
Putussibau, karena kondisi ban
mungkin masih panas tadi
dipaksa saat roda keplater,
dihutanpun Ban belakang kiri
kempes, setelah melewati ada
kampung dan ada tambal ban
segera kami tambal karena jalan
kondisi di Kalimantan bisa saja
ban dalam satu trip perjalan bisa
berkali-kaki pecah ban, yang
memang ternyata benar setelah
melanjutkan kembali ban sebelah
kanan belakang juga ikut bocor,
akhirnya dalam perjalanan
tersebut sudah 2 (dua) kali pecah
ban.
8. Urusan pekerjaan sudah selesai
dalam 2 hari kerja, direncanakan
besok pagi meneruskan
perjalanan pulang dari Putussibau
ke arah Pontianak, pada saat arah
pulang sudah menunjukan jam
18.30 WIB, saat itu posisi masih
dalam hutan belantara dengan
posisi jalan menanjak, di depan
ada motor berboncengan dalam
posisi jalan sangat mendaki
akhir yang penumpang motor
tersebut turun karena motor
sulit mendaki, cuman salahnya
yang di bonceng ini tidak
memberi tahu kepada yang
memboncengnya, saat kita mobil
sudah jalan terlebih dahulu di
depan karena jalan sudah
memasuki turunan mobil sedikit
di kasih pelan karena kondisi
jalanya banyak yang rusak, eh
disaat mobil kita sedang melaju
dengan sangat pelan dan memilih. jalan yang bagus, eh motor tadi
dengan gagahnya mendahului
mobil kita, tapi saya sejenak
berpikir ini dalam hutan masa
tadi orang itu boncengan kok
sekarang si bapak sendirian
dengan motornya, padahal tadi
di jalan semua hutan belantara,
pada saat itu saya kejar motor
tersebut kasihan, dan terus saya
teriak Pak..pak orang yang
dibonceng Bapak ketinggalan
saya juga lanjut berenti pas
disamping motor si Bapak tadi,
oh iya jatuh atau gimana ya, betul
boncengan ya tadi kelihatanya,
waduh kata si Bapak iya
ketinggalan kata si bapak, berani
tidak kira-kira balik kesana sudah
jauh pas tanjakan tadi pak, si
Bapak tidak mau ditawarin jasa,
saya akan mutar balik untuk
mengantarnya, biarin saja kata
dia saya sudah dekat di kampung
depan kurang lebih 2 (dua) jam
lagi sampai, mampir aja pak
disana sahutnya sambil
membelokan motornya menjemput
si Ibu ketinggalan [saya di mobil
walaupun cape jadi hilang karena
ketawain lucu si Bapak bonceng
Ibunya kok ditinggal di tengah
hutan hahaha].
9. Dari cerita pada point 8 [delapan]
justru menyangka saat itu si
Bapak jangan-jangan
membonceng kuntilanak, karena
dirinya sendiri tidak berasa
sedang mombonceng si Ibunya
di belakang, itulah yang menjadi
lucu sampai sama teman tidak
habis-habisnya ketawa lucu di
dalam perjalanan.
10. Perjalanan sudah melewati Kota
Ngabang sebentar lagi masuk
Ke Pontianak kurang lebih
3.5 Jam lagi sebelum memasuki
kota Pahauman saya sedikit
ngantuk dan sayapun minta
berganti megang setir mobil
karena sudah kelelahan selama
perjalanan, hujanpun mulai turun
dengan derasnya dan dicampur
dengan angin sangat kencang
jarak pandang kedepan sangat
terbatas, karena sudah rasa-rasa
kantuk lalu saya sedikit
merebahkan bangku tapi
pemandangan ke arah depan
masih sangat jelas, diarah depan
sebelah kanan posisi di atas ada
sebuah mobil terlihat ringsek
dan kok bisa berada di atas
tanggul irigasi, karena saat itu
posisi hujan besar kitapun tetap
melanjutkan perjalanan dengan
jalan mobil langsam karena
hujan dan tidak lama setelah
mobil tadi kita juga berpapasan
dengan 2 [dua] orang sedang
berkendara naik sepeda dengan
serba hitam ber- rendengan
dengan jalan tidak terpengaruh
dengan hujan maupun jalan
kondisi banjir saat itu, yang aneh
tidak mencipratkan air yang
terlindas oleh ban sepeda, jalan
konstan berbarengan tidak
terkondisi hujan, kecepatan
sepeda itu sama sama cepatnya
tidak sedikitpun terlihat
mengayuh, mereka mengenakan
baju serba hitam di kepala nya
bentuk kuncung runcing seperti
bentuk jas hujan, kadang tetapi
sekilas saya lihat dimukanya
yang bersepeda tersebut putih
dan rata tidak ada bentuk mata,
alis, hidung maupun mulut, saya
disebelah temen walaupun saya
sedikit rebahan tapi sangat
terlihat jelas posisi didepan,
karena perasaan ragu untuk
menanya takutnya temen malah
tidak melihat dan juga takut
konsentrasi bawa mobil juga
terganggu, setelah agak lama
dan sudah memasuki
perkampungan dan agak ramai,
saya baru berani tanya kepada
temen, tadi lihat tidak yang naik
sepeda, waduh saya juga tadi
gemeteran kang melihat
mukanya rata dan membawa
sepeda dengan tenang kalau itu
orang, dia bilang tidak mungkin
kata dia, saya juga mengiyakan
karena tadi saya juga tahu lihat
si akang, kalau saya tanya takut
terganggu konsentrasi bawa
mobilnya, ya sudah itu pasti
makhluk astral yang sengaja
terlihat wujudnya sama kita.
Demikian ceritera misteri dan lucu dalam perjalanan Pontianak - Putussibau - Pontianak, mungkin saat itu jarak tempuh hampir seminggu termasuk istirahat, makan dan mengurus pekerjaan disana dalam waktu 2 [dua] hari kerja, semoga sebuah cerita perjalanan ini menjadikan sebuah inspirasi yang positif dan bermanfaat bagi Saudara-Ri seluruh Nusantara-Indonesia, untuk tetap sejalan eling lan waspada dan tetap terus menggetarkan alunan wewangian Siliwangi untuk tetap sejalan dan tersemangati dalam sebuah rasa saling Silih Asah Asih dan Asuh, jayalah Ibu Pertiwi - Indonesia.
آمين يارب العالمين
اللهم صل على سيدنا محمد
وعلى ال سيدنا محمد.
Salam Silih Asah, Asih dan Asuh
Jaja Juharja
Kamis, 30 Juli 2020
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Komentar