RUNTUHNYA KEANGKUHAN SEORANG PRAMESWARI

Runtuhnya Seorang Ratu Permaisuri Kerajaan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
*googlefoto ilustrasi "Tribuana 
 Tungga Dewi atau Ratu Kencono 
  Ungu°.

Ceritakan ini du sebuah zaman yang masa silam yang ceritanya hanya  anonim akan tetapi mengacu pada bentuk sebuah Kerajaan dan bisa dikategorikan merupakan bentuk cerita dalam sebuah bentuk bisa disebut dongeng/wangsit/hikayat [tapi ada cerita ini] dalam suatu Kerajaan tersebut yang menggambarkan seorang Pangeran  yang Baik dan Bijaksana, dalam kesehariannya adalah yang sangat selalu sayang sama Rakyatnya, dan Beliau selalu mementingkan Rakyat yang paling rendah yang selalu akan serta didahulukan dari semua urusan didalam Kerajaan tersebut, selanjutnya disampingnya Pangeran tersebut didampingi oleh seorang Permaisuri yang sangat kuat pendiriannya serta teguh, cuman sayangnya mempunyai sifat agak sedikit angkuh dan rada sedikit sombong atau keukeuh [keras kepala] dan sukanya sering menonjolkan kelebihan [karena permaisuri tersebut merasa menjadi keturunan dari warisan silsilah Kerajaan Mataram] dan sangat yakin dan bangga serta merasa warisan dari Mataram-lah yang dahulu sangat kaya raya, berpengaruh, serta banyak warisnya [menurut pemikiran sang Prameswari dalam cerita ini], disamping seorang Prameswari.
*ilustrasi googlefoto "Raden Wijaya"

Pangerang Kerajaan tersebut juga dikaruniai Seorang Putra Pewaris Tunggal [Anak Semata Wayang], dan singkatnya dari cerita ini sebetulnya bahwa ; dari sumber cerita ini hanya sebuah merupakan simbol atau Siloka yang arahnya ke Pituduh sekedar baru cerita yang akan menjadi bayangan yang akan terjadi dalam hikayat cerita maka bentuknya di buat sebuah Kerajaan, bisa juga merupakan khayalan dan bisa juga ini adalah cerita benar serta ada dan mungkin [belum akan terjadi], bisa kemungkinannya terjadi mungkin dalam waktu lama atau suatu saat nanti akan terjadi, dengan kejadian cerita Kerajaan yang akan di uraikan ini dimaksud seharusnya membawanya dengan sikaf yang Arif, konaah, tawadhu, serta harus dibarengi banyak berdoa serta seharusnya selalu bersifat rendah diri terhadap sesama dan Rakyatnya, sebetulnya kerajaan itu akan terwujud dan serta terjadi apabila didukung oleh seluruh Rakyatnya, serta dengan seiring atas ridho dari yang Maha Pencipta Alam Jagad Raya [dalam cerita ini], itu tidak ada kata yang tidak mungkin apabila selalu dengan berserah diri kepada yang Maha Kuasa, 
آمين يارب العالمين
*ilustrasi googlefoto "Prabu 
  Siliwangi"

Karena dari pemikiran dan harapannya sebahagian bayangan dan semua yang diwariskan pasti akan segera muncul atau akan timbul kepermukaan Alam Jagad Buana ini, maka Sang Prameswari ini seolah hilang kendali, serta akal sehat, di karenakan sebab dari akibat sikapnya tadi yang diceritakan diatas tersebut.
Sebagaimana dengan [2] dua alinea di atas kita bisa mendapatkan input, inspirasi, saran dan kesimpulan yang jelas akan perberbedaan dari semua sudut titik pandangan yang berbeda-beda, dalam menyimpulkan akan sebuah arti yang sangat mengena dalam cerita dari sebuah Keluarga Besar Calon Kerajaan di atas, jadi saya akan mencoba untuk menyimpulkan sebagai berikut, dalam Point-point dibawah ini :

1. Permaisuri dirinya merasa yakin
    bahwa seluruh warisan harta 
    adalah merupakan miliknya 
    secara keseluruhan, jadi disitulah
    wujud  induk dari kekayaan 
    Kerajaan [dalam cerita diatas].

2. Beliau [Prameswari] itu ada 
    sebuah tanda khusus dari Sepuh
    dan Pinisepuh bahwa dia 
    mempunyai sebuah tanda
    segitiga Mawar Merah di dada 
    sebelah kirinya.

3. Adanya bentuk surat tugas yang
    tidak tersirat dari Para Sepuh 
    dan Pinisepuh.

4. Karena Prameswari itu sudah 
    tercium oleh orang jahat dan   
    berilmu hitam, mereka para 
    Kurawa dan ilmu Hitam ini 
    secara bersatu padu dan secara
    berkesinambungan untuk 
    berusaha menggendam atau 
    memakai ilmu pelet tingkat 
    tinggi untuk mengejar, 
    menundukkan Prameswari 
    tersebut, sebetulnya Orang Ilmu
    Hitam ini mengincar Prameswari
    itu sebagai tawanan bathin serta
    wujudnya, yang akan  diincar
    juga Harta, Ilmu Warisanya 
    tersebut ikut tersedot dan 
    tersandera, apabila mendapatkan
    dalam pemikiran diatas apabila
    bisa menguasai Ibunya 
    [Prameswari], maka secara jelas
    genggaman Harta, Warisan, 
    Kekuasaan dan dari bentuk 
    Kekuatan Putra Mahkota akan 
    secara otomatis tunduk 
    dihadapan dan genggaman 
    Ibundanya [Sang Prameswari]
    sudah jadi dalam gemgaman 
    yang punya Ilmu Hitam tersebut, 
    betapa ngerinya sebuah Ilmu
    tersebut bisa menundukkan
    semua yang ada di muka bumi
    ini, karena gandengan Ilmu yang 
    tersebut dimaksud adalah jelas 
    datangnya dari Iblis atau Setan.

5. Pada isi point [4] empat diatas, 
    adalah kalau dibahas didalam 
    sebuah ilmu Laduni atau 
    Kebathinan Nusantara, 
    Prameswari tersebut isi bathin
    yang aslinya sudah ditahan 
    disuatu tempat, kemungkinan
    sudah tidak ada dalam Jasadnya
    atau Wujudnya, yang ada di jasad
    sudah di isi oleh sebuah Makhluk
    Jin Hitam atau Khodam yang 
    Sesat, yang hanya bisa  menuruti 
    perintah dari orang yang berilmu 
    hitam tersebut, jadi dalam cerita 
    ini kalau dilihat dari kacamata
    bathin Saya ada 3 Makhkuk yang
    ganas di dalam tubuh Prameswari
    tersebut, jadi makhluk tersebut
    meminjam atau menempati raga
    Prameswari tersebut setiap saat 
    bisa menuruti kemauan apapun
    yang diperintahkan si pemilik 
    Ilmu Hitam tersebut, bisa disebut 
    raga tersebut sebetulnya bukan
    makhluk hidup, akan tetapi Ruh 
    sucinya sudah mati, terkunci,
    tertawan disuatu tempat yang 
    tidak satupun orang yang tahu 
    dia berada, karena ilmu tersebut 
    di bangun oleh ilmu hitam yang
    sudah ribuan tahun yang 
    dibangunkan dengan 7 [tujuh] 
    darah bayi yang baru lahir, dan 
    bahkan puasa orang yang punya 
    Ilmu Hitam ini, melaksanakannya
    dengan puasanya dengan berjalan
    kaki sampai puasanya tuntas, wa 
    Allahu A'lam bisowab.

6. Kekuatan Trach Kerajaan diatas,
    yang akan menjadi kuat dan 
    muncul dalam cerita ini adalah
    seorang  Pangerannya, karena
    disaat suasana serta kondisi 
    terpuruk dan teraniaya, masih 
    tetap semangat dan berjuang
    dalam perjalanan disertai sabar, 
    ikhlas dan tawakal serta terus
    berdoa dan mensupport Putra
    Mahkotanya agar supaya cepat
    muncul di Permukaan Percaturan
    Calon Kerajaan [dalam cerita ini].

7. Apabila menyimpulkan yang
    terkondisi dan masuk pada akal
    serta logika, yang tertulis dalam
    point [7] tujuh ini, adalah apabila
    dari sebuah Kerajaan ada Seorang
    Pangeran yang Jomblo atau 
    sendirian, bukan tidak bisa atau
    lemah serta dikatakan tida
    mampu, karena Sang Pangeran 
    masih menghargai perasaan
    Sang Putra Mahkota, itu yang
    menjadi pemikiran dan
    perasaannya, kalau melihat hal
    tersebut ini, yakin Seorang 
    Pangeran tidak akan sulit untuk 
    mendapatkan seorang calon 
    Prameswari yang diutus oleh
    para Malaikat untuk segera 
    menolong dan menggantikan 
    Seorang Prameswari yang baik,
    ikhlas, Cantik dan Berjiwa Dewi 
    Penolong dari Negeri Atas Awan
    atau Kahiyangan 💚 yg akan setia
    mendampingi Sang Pangeran 
    sampai akhir hayatnya dan
    mendampingi Putra Mahkotanya
    yang akan dinobatkan oleh
    Rakyatnya sebagai Raja di Raja
    Kerajaan Atas Angin [dalam
    cerita ini] dan Pangerang sedang
    menunggu serta menanti Dewi 
    Penolong Dari Kahyangan yang
    akan tiba menggapai, yang 
    dimana kelak Sang Prameswari 
    Baru tersebut  sebagaimana 
    cerita ini akan selalu menyayangi
    dan mengayomi kepada Putra 
    Mahkota walaupun bukan
    sebagai atau menjadi Putranya
    sendiri.
8. Dari rangkuman Point 1 s.d 6
    yang menerangkan isi cerita 
    Prameswari tersebut, bahwa   
    dalam kehidupan ini tidak bisa
    bisa menjadi langgeng/tetap, 
    sudah ada yang mengaturnya, 
    kondratnya sudah ada catatan-
    Nya, dan yang sudah Tetap itu 
    adalah ketetapan yang maha 
    Kuasa.  
9. Dia lupa tugas dan harapan 
    tersebut seharusnya yang 
    berperan adalah Putra Mahkota 
    yang akan menggantikannya
    kelak, apabila sebuah Kerajaan 
    atau kehidupan berlanjut itu 
    akan terwujud, tugas dari Orang
    Tua sebagaimana di simpulkan 
    pada Point 1,2,4 juga 5,8 &
    serta 9 diatas hanya sebagai 
    pendorong atau sifatnya
    mensupport Sang Putra Mahkota,
    tidak mungkin suaminya seorang
    Raja dan Istrinya juga 
    mencalonkan sebuah Ratu,
    setelah Kerajaan itu pada masa 
    Pemerintahanya, di point [9] 
    sembilan ini sudah banyak 
    digambarkan dan dicontohkan 
    dengan banyak kejadian Caleg, 
    CalBup , CalGub serta Cal, Cil,
    Cul & Col lainnya, yang sudah 
    Tergambarkan dengan jelas dan 
    secara fakta serta logika, apabila
    suaminya kini menjadi Bupati 
    atau Gubernur besoknya pastikan
    adalah Istrinya yang akan 
    menjadi seorang Pemimpin atau
    Raja, bukan untuk anaknya 
    sebagai dari pewaris nanti, 
    seharusnya menjadi serta 
    memberikan kesempatan 
    kepada Calon yang lain untuk 
    menyumbangkan pemikiran serta
    ilmunya dalam suatu 
    pemerintahan, itu gambarannya 
    apa yang sederhananya antara
    lain adalah pengaruh dari Politik 
    Uang dan Serta Kesempatan dari
    Bentuk kemampuan atau 
    kesanggupan kembali kepada
    titik tolak pada Uang [Politik
    Uang].
Sebuah gambaran cerita menarik dari sebuah Kerajaan yang manjadi seorang Pangeran, Prameswari dan Seoran Putra Mahkota, diatas telah digambarkan bahwa dari 3 [tiga] contoh dimaksud, bahwa ada gambaran juga menjadi (3) tiga watak serta prilaku yang berbeda pula, dari cerita diatas bisa juga kita simpulkan bahwa apa yang diperbuat boleh Seorang Prameswari  jelas akan tersesat dan terbawa oleh arus intimidasi oleh ilmu hitam sampai akan tersadar dan dirasakan sesuatu kehidupan yang sangat pahit apabila datang dari dirinya pribadi telah sadar nanti atau sudara-ri yang merasa kasihan, atau mungkin apabila ada kuasa dari Kuasa Illahi Robbiy, 
آمين يارب العالمين
*ilustrasi googlefoto "Eyang Sabdo 
  Palon & Eyang Boyo Genggong"

Kita hanya seorang makhluk yang tiada daya serta upaya, tidak punya apa-apa dibanding dengan setitik dari karomah dari Yang Maha Kuasa, yang bisa kuasa atas dasar hak, kewajiban dan pertanggugjawabanya kelak yang berat di hadapan Allah SWT.
Salam Silih Asah, Asih & Asuh.



Jaja Juharja
Selasa, 21 Juli 2020
Salam Siliwangi Terakhir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Jagawana Batas Leuweung Jati Membentang sampai Cikamurang Sumedang

Perbedaan Bukan Halangan Kemungkinan Sebuah Rasa Cinta

Belalang Sebagai Rezeki Atau Hama [Merupakan Panganan Halal].