Sebuah Rindu Di Puncak Gunung

Sebuah Rindu Di Puncak Gunung

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ


Keindahan alami di setiap puncak gunung mempunyai hawa rindu yang berbeda serta suasana yang beda pula, apalagi di atas gunung dengan ketinggian diatas ketinggian 2500MDPL sudah memberikan panorama hamparan awan tipis yang terhampar sejauh mata memandang, sepertinya kita berada di Negeri di atas Awan, ada keindahan serta nuansa tersendiri di balik molek serta indahnya hamparan awan putih seakan merata dan seolah berada serta dalam tinggi dan ukuran yang sama menghampar rata yang begitu cantik dan indah, seperti kitq sedang menaiki pesawat model terbaru dengan seri 300ir dengan ketinggian terbang jelajah rata-rata di atas 32.000kaki, apabila daya jelajah pesawat jet yang konvensional biasa atau model lama, daya jelajahnya rata-rata di atas 27.000 kaki, jadi pesawat masih berada sejajar dengan awan serta sering menabrak awan sehingga badan pesawat sering berguncang karenanya, jadi pesawat model terbaru sudah terbang di atas gumpalan awan yang tipis yang memutih, jadi pesawat lebih irit dan terbanya tidak terhambat oleh gumpalan awan.


Seluruh perjalan yang terlewati lelahnya telah terobati dengan mengirup udara di atas Awan dan begitu menawannya dengan pesona panorama Negeri di atas awan, apalagi di tambah dengan hilangnya panorama sang Surya senja meninggalkan suasana sinar sunset di ufuk barat dengan kemilau keemasan yang khas, dan akan sirna sementara di telan datangnya gelapnya malam, sambil menunggu harapan bahwa esok pagi sinar sang Surya kembali bersinar untuk menyinari alam buana di pagi hari yang cerah serta menyirami suasana pagi dalam sebuah kehangatan bermandikan hangatnya mentari pagi, itulah balutan pengalaman yang dibawa oleh suasana para pendaki chantik-chantik, seiring akan kechintaanya kepada Alam Jagad Raya ini.


Setiap lankah perjalanan di tembus dengan cucur keringat dan lelah dalam perjalanan seakan lelah tersebut telah sementara hilang di telan indahnya puncak gunung yang membawa aroma menawan setiap langkah para pendaki Chantik, yang tidak kalah dari keindahan serta biusan panorama keindahan murninya hawa di puncak gunung, itulah cerminan Para Srikandi dan Kartini modern di zaman now, untuk membuktikan bahwa Kartini-Kartini Modern sanggup melangkahkan kakinya untuk menaklukan gagah serta tegaknya di atas puncak Gunung Sindoro, Sumbing dan gunung lainnya, Aamiin.

Dibeberapa titik tempat pemandu dan pos peristirahatan sudah disediakan dan dipersiapkan untuk membuang sedikit lelah dalam perjalanan Para Pendaki Chantik supaya kembali fresh dalam melanjutkan perjalanan.


Bagi para para pendaki Chantik di wajibkan untuk mentaati aturan yang sudah di terapkan dari kaidah, adab dan tatacara dari pihak yang berwenang bagi tertib serta amannya dalam Selama melakukan pendakian, antara lain :

  1. Jangan membuang sampah sembarangan sebaiknya sampah sendiri di bawa pulang dan dibuang pada tempatnya.
  2. Tidak boleh mengganggu atau menebang tumbuhan yang di dalam hutan.
  3. Tata tertib dan aturan dalam pendakian harus tetap di taati dan dilaksanakan.
  4. Jangan membuat kegaduhan atau hal lain yang kurang etis di tengah hutan atau gunung yang masih jarang terjamah oleh manusia.
  5. Jangan merokok sembarangan apalagi sekarang lagi musim kemarau [bagi Para Pendaki Pria].
  6. Kaidah masak memasak apabila tidak membawa kompor gas yang portable, di sarankan di tempat yang lapang agak lapang jauh dari rerumputan, apabila disana masih ada bara yang menyala diusahakan di siram air atau berusaha di kubur atau di tutupi  tanah sehingga bara tersebut benar-benar telah padam.
  7. Atau semua aturan dari pegawai Kehutananan setempat harus tetap menjadi pedoman dan aturan yang harus diterapkan.
  8. Apabila ada sampah seoerti yang mengandung alumunium poil atau jenis yang mengkilat pungutlah setidaknya menghindari percik api akibat pantulan sinar api yang mengakibatkan memokus pada suatu titik yang mengakibatkan keluarnya bunga api yang akan membahayakan hutan itu sendiri.
  9. Semua aturan itu agar supaya mentaati dan menjaganya jangan sampai, seperti kejadian di tahun 2019 yang lalu hampir lebih dari 20 gunung kebakaran, yang menghanguskan semua tumbuhan, ekosystem dan satwa yang ada didalamnya semua punah, adab dan hal itulah yg selalu harus menjadi kewaspadaan dan senantiasa harus terjaga di lingkungan alam terbuka.


Lelah yang tidak akan terbayarkan oleh kemewahan apapun, apabila dibandingkan lelapnya tidur Para Pendaki Chantik, walaupun tidur dengan seadanya secara terduduk tapi lelapnya sungguh sangat luar biasa nikmatnya, dibandingkan dengan kasur empuk hotel bintang lima, saya pikir terlewatkan nikmat serta keindahannya, terlihat santai, lelap dan sangat ternikmati dalam tidurnya, sangat pulas walaupun dalam hitungan menit sajah, Salam buat para pendaki Chantik, dan terima kasih untuk inspirasi dari galeria googlefoto [Photo Pendakian Puncak Sindiro, Lawu, Sumbing dan puncak gunung lainnya.


Selanjutnya adalah menikmati keindahan suasana alam serta keindahan yang ada dan tidak terlepas atas kekaguman itu adalah harus diserahkan kepada pemilik'Nya dari sang Maha pencipta Alam Jagat Raya ini yaitu Allah SWT, semua rasa syukur itu kembalikan Kepada pemilik'Nya dan Kuasa'Nya, Aamiin ya Rabbalalaamiin.


Dengan sebuah niat yang baik dan ikhlas setinggi apapun gunung yang hendak kita akan daki, sertailah langkah kita dengan wirid Asmaul Husna atau asma Allah SWT, yaitu ya Ghopar ya Ghohar yang memberikan kita kekuatan, karena inti kita melangkah kemanapun hanya dengan satu langkah, dan langkah selebihnya adalah sebagai dari manivestasi serta berupa usaha dari niat dalam diri kita masing-masing insyaa Allah, Sang Maha dan mengatur langkah kita ada bersamamu dalam perjalanan, Aammiin.


Semoga menjadi bahan referensi bagi Para Saudara-Ri Nusantara baik itu bagi Para Pencinta Alam dan Para Pendaki Chantik Mampala dimanapun gunung yang akan hendak di taklukan, 

آمين يارب العالمين


اللهم صل على سيدنا محمد

وعلى ال سيدنا محمد.


Salam Silih Asah, Asih & Asuh.




Jaja Juharja

Sabtu, 05 September 2020

Salam Siliwangi Terakhir.

Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Jagawana Batas Leuweung Jati Membentang sampai Cikamurang Sumedang

Perbedaan Bukan Halangan Kemungkinan Sebuah Rasa Cinta

Belalang Sebagai Rezeki Atau Hama [Merupakan Panganan Halal].