Asal Mula Busana Kebaya Dan Pakaian Adat Indonesia.
Asal Mula Busana Kebaya Dan Pakaian Adat Indonesia.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
Perkembangan itu kita coba telusuri dari mulai Tenun, Kain, Kancing dan lain sebagainya, yang bisa menuntun kearah terciptanya budaya busana kebaya yang sudah ada dari jaman dahulu kala, cuman tidak ada yang tahu secara pasti busana kebaya itu di pakai di Indonesia dari sejak tahun berapa.
Apabila merujuk kepada adanya kerajaan dan relief yang ada di candi yang tertua sekalipun bisa terbagi pada [5] lima golongan yaitu antara lain :
- Para Bangsawan atau Raja dan Pemaisuri.
- Kerabat dan Saudara-Ri Kerajaan.
- Para Emban atau Kaula Kerajaan.
- Para Saudagar pada saat zaman kerajaan.
- Para Rakyat Biasa atau Jelata.
Sebelum membahas kepada yang (5) lima point diatas kita coba browsing berbagai artikel mengenai penemuan pakaian, tenun, kancin, celana dalam, resleting dan hingga batik [karena kain yang dipakai untuk pasangan kebaya yaitu kain batik itu sendiri dsb, yang saya bahas yang ada sangkut paut dan sekiranya terhubung dari bentuk busana atau kebaya tersebut, yang mungkin menjadi sebuah inspirasi kepada Para peneliti atau arkeolog muda untuk mendapatkan semangat dari yang saya gambarkan serta paparkan dalam bentuk tulisan ini, ada beberapa referensi dari hasil browsing diantaranya adalah ada dari id.m.wikipedia.org -okezhone.com - Historia.id - pemoeda.co.id dll.
Dalam kaitan dengan cerita dalam tulisan ini, hanya menjadi sumber pustaka atau pembanding yang menjadi relevansi yang positive sekiranya apabila benda tersebut sudah ditemukan ada yang 5.000 SM dsb, bukan tidak bisa berbusana mungkin di kala itu pembuatan dan yang mampu beli dari strata orang-orang tertentu dan dari kalangan Bangsawan, karena apabila kita mau meneliti sesuatu hal yang ada kaitan dengan sejarah mungkin harus menyiapkan biaya, waktu, kunjungan beberapa tempat yang sekiranya mendukung dengan tulisan ini dan lain sebagainya.
Tapi inti dari sebuah pembahasan ini adalah agar supaya para peneliti muda-mudi Indonesia lebih tergerak dengan chintanya akan kultur, sejarah serta Seni bundaya untuk menyelidiki secara pasti serta dibuktikan dengan hasil penelitian dan artefak atau bukti sejarah yang mengamini dari masalah yang sedang kita teliti, banyak yang mengatakan Kebaya itu asal dari Jawa buktinya semua kota di Indonesia memakai kebaya akan tetapi berbeda modelnya sajah, kalau dikatakan yang menasionalkan pakaian daerah kebaya ini pada jaman era Raden Ajeng Kartini ini yang saya beri setuju, tapi bukan asal kebaya itu sendiri, maka dari perihal inilah yang harus kita teliti sedetil mungkin, bukan penelitian di dasarkan kepada asal-usul Keratonnya sajah, karena Kerajaan di Indonesia ada yang lebih awal dari pada kerajaaan Mataram dan Majapahit, itulah yang saya contohkan dimaksud jadi tidak tepat kalau di bilang mulainya dari Jawa [mungkin modelnya bisa dari asal Jawa - era zaman RA Kartini].
Saya akan mengulas sedikit tentang hal itu adalah, terbentuknya sebelum Pra Kerajaan Nusantara yang diawali dari sejarah di Indonesia tolok ukurnya mungkin adalah Sriwijaya [dalam buku sejarah Nadional], akan tetapi dari sebelum terjadinya Kerajaan Sriwijaya pasti ada kerajaan-kerajaan kecil yang terbentuk sebelum itu, mungkin bangsawan keraton sudah memakai pernik yang dinamakan busana itu sendiri, coba kalau kita lihat pada jaman batu sajah orang purba sudah memakai penutup dari Kulit, Kayu, Daun, Akar-akaran dan bahan lain yang lebih maju lagi, sekarang memasuki, Adab Kerajaan Para Sang Hyang yang ada di Indonesia [sebelum zaman kerajaan Nusantara hadir], Apabila sudah memasuki Adab yang sudah di dalamnya di Pimpin oleh seorang Pemimpin ada Rakyat, ada yang di Pimpinanya, Ada daerah yang dipimpinnya disitu sudah masuk pasti adab busana, accesories kerajaan, pernak-pernik, ciri kerajaan yang terakhir kita pastikan ada busananya, jangan terkecoh pada pembodohan Belanda dengan Film atau Video di Bali pada Tahun 1922 di Bali masih bertelanjang Dada itu sebuah tradisi kemungkinan tidak ada pada daerah lainnya [jadi jangan disamakan], sekarang kita balik kebiasaan atau itu sudah menjadi adat daerah sana, sekarang apabila orang Asing yang datang ke Bali akan mengikuti kebiasaan saat itu Orang Bali dan akan bertelanjang dada [ada yang salah disini dengan sebuah awal busana dan kebiasaan atau adat], apalagi sekarang dengan kemampuan orang sudah mencapai bulan, terbang antar negara sudah bukan menjadi hambatan, yang masih aneh juga sekarang apabila masuk social media kok pada telanjang hanya memakai bra sengaja yang bukan ukuranya sehingga semua maunya serta tujuannya menjadi jelas adanya, dari fenomena ini bukan karena krisis busana atau suatu ketidak mampuan belum bisa membeli Busana atau kelangkaan ketersediaan busana dipasaran, ini manjadi perubahan dari budaya zaman milenial mungkin, atau budaya apa yah saya juga bingung menyebutnya, bukan dirumahnya tidak punya atau hanya punya bra sajah, tapi itulah bias dari akhir zaman yang harus kita waspadai dan eling lan waspada [mereka-mereka bukan tidak sanggup membeli busana, kalau dulu masih wajarlah, mungkin karena sangat mahal dan mungkin ada hal lain yang sekiranya sangat penting untuk dibeli atau karena sudah adat suatu tempat].
Dalam hal diatas saya kira kita tidak juga menyalahkan masyarakat Bali pada zaman itu karena pada masa itu, di Betawi, Jawa Barat, Borneo dan sampai semenajung Malaysia pada masa itu sama masih bertelanjang dada, karena mungkin belum ada jualan On Line dan atau Orang Tasik belum keliling kampung berjualan kebutuhan busana di atas, mohon maaf ini hanya sekedar zoke [aje ye maafin aye].
Serta di beberapa daerah pun ada yang masih bertelanjang dada karena budaya serta kebiasaannya, tapi alhamdulilah di zaman mulai awal tahun 1970 kesini di Jawa sudah bersyukur busana sekarang sangat-sangat murah karena pabrik di Indonesia sudah banyak melimpah ruah, jadi untuk kebutuhan itu sudah menjadi kewajiban untuk menutup aurat yang sudah di larang oleh Agama, apapun.
Saya akan coba cerita sedikit untuk menguatkan artinya dari busana dimaksud, anatara lain Adalah :
- Jarum jahit yang diyakini milik budaya Solutrean yang ada di Prancis dari 19.000 SM hingga 15.000 SM. Lalu ditemukannya alat tenun pertama di Dolni Vestonice, Republik Ceko.
- Jauh sebelum memasuki abad Masehi, bangsa Mesir, Persia, Yunani, dan Romawi sudah mengenal tradisi berpakaian. Sekitar 2000 Sebelum Masehi (SM), pakaian mulai dibuat dengan cara ditenun. Saat itu, bangsa Mesir sudah menenun kain linen. Pada era Persia Kuno, wanita sudah menggunakan celana panjang. Sekitar 200 SM, bangsa Romawi mulai mengenakan kain linen (seperti kaus). Manusia di Nusantara sendiri mengenal tradisi berpakaian sejak Zaman Batu Muda (Neolitikum).
- Berdasarkan Rens Heringa, pada bukunya Fabric of Enchantment: Batik from the North Coast of Java (1996), batik pertama kali ada di Indonesia sekitar tahun 700an.
- Pada saat Raja Lembu Amiluhur (Jayanegara), yang merupakan raja kerajaan Janggala menikahkan putranya dengan seorang putri India, dan disaatbitulah juga batik masuk.
- Dalam bagian lain buku itu, disebutkan kalau batik dalam bentuk yang lebih primitif justru sudah dimiliki oleh orang Toraja (Tana Toraja, Sulawesi Selatan) bahkan sebelum ada di tanah Jawa.
- Pada abad ke-12, ditemukanlah teknik membatik dengan canting, dimana lilin ditorehkan menggunakan alat ini, pada saat inilah istilah membatik (ambatik) lahir kedunia, Hanya di Indonesia, terutama di pulau Jawa yang pada waktu itu menggunakan canting untuk menorehkan lilin ke permukaan kain mori. Nah, canting inilah yang membuat batik Indonesia sangat mendetail dan kaya motif dibandingan batik di belahan dunia lain.
- Batik dan Orang Eropa Sir Thomas Stamford Raffles di dalam bukunya “History of Java” (London, 1817) pertama kali menceritakan tentang batik kepada dunia. Dalam buku tersebut, Raffles memamerkan setidaknya 100 motif batik yang pernah ia jumpai, berikut dengan cara pembuatannya.
- Namun sayangnya, koleksi batik Sir Thomas Stamford Raffles pada hari ini tinggal tersisa 2 buah. Yang mana keduanya bisa Saudara-Ri lihat di Museum of Mankind, London.
- Pada tahun 1873, seorang saudagar Belanda yang bernama Van Rijekevorsel, menghibahkan batik yang diperolehnya di Indonesia kepada sebuah museum etnik di Rotterdam. Batik tersebut lalu dipamerkan pada Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, dan memukau masyarakat luas dan para seniman disana. Ini merupakan bukti bahwa batik dianggap seni bernilai tinggi oleh orang luar, itu sebagai gambaran bahwa Batik sudah ada jauh sebelum Tahun 1873 mungkin saat Belanda menjajah di Indonesia sudah bisa menentukan asal muasal batik tersebut, saya cenderung batik itu sendiri jauh dari tahun penemuan itu sendiri.
- Perkiraan waktu pembangunan ini pun didasarkan pada perbandingan antara jenis aksara yang telah ditemukan tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga Candi Borobudur dengan jenis aksara umumnya yang digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9 Masehi. Atas dasar ini kemudian memperkirakan bahwa Candi Borobudur dibangun pada masa kerajaan dinasti Syailendra di Jawa Tengah yang bertepatan antara kurun waktu 760 sampai dengan 830 Masehi atau pada masa pemerintahan Raja Samaratungga pada tahun 825an
- Kata kebaya telah muncul dalam dicatat Gubernur Hindia Belanda Thomas Stamford Raffles yang kemudian dibukukan dalam History of Java (1817). Bentuk awal kebaya diyakini berasal dari Kerajaan Majapahit (berkuasa hingga 1389), yang digunakan permaisuri dan selir untuk menutupi tubuh yang hanya beralas kemben. Di masa itu kemben merupakan pakaian utama. Ketika Islam masuk ke nusantara, perempuan kraton mulai menutupi tubuhnya dengan kain tambahan dengan bentuk yang sekarang kita kenal dengan kebaya.
Ada yang sangat spesifik kepada peneliti Srikandi muda oleh Risa Herdalita yang meneliti Relief di Candi Panataran Blitar yang di ulas dalam tulisan dalam Bloggs Indonesiaeverleden, antara lain adalah :
- Pakaian orang-orang Jawa Kuno terungkap dari karya sastra, relief candi, dan prasasti, adegan Sinta dan Trijata yang memakai kemben dan kain dalam relief Ramayana di Candi Panataran, Blitar, dalam cerita tersebut mereka masih keturunan bangsawan sahabat raja. Mereka tengah menghadiri sayembara memperebutkan Putri Indumati, serta suasana tersebut diungkapkan oleh Mpu Monaguna, pujangga dari Kadiri abad ke-13 M pada karyanya Kakawin Sumanasāntaka, dari gambaran singkat itu terbayang bagaimana pakaian orang-orang pada masa lalu. Selain dari karya sastra, informasi itu juga muncul dalam relief candi dan prasasti.
- Menurut Petrus Josephus Zoetmulder, ahli sastra Jawa Kuno, kain wulang adalah perangkat busana perempuan saat seremonial. Bentuknya secarik kain dengan panjang sekitar lima belas kaki yang dililitkan pada batang tubuh, wulang menutupi tubuh dari pinggang sampai batas atas payudara.
- Perlengkapan sandang yang dipakai pada abad ke-13 M itu sedikit berbeda dengan cara berpakaian empat abad sebelumnya, yang di ulas oleh Inda Citraninda Noerhadi dalam Busana Jawa Kuna mengelompokkan jenis pakaian yang dijumpai dalam relief Karmawibhangga di kaki Candi Borobudur.
- Kebanyakan, khususnya perempuan, digambarkan tak menutupi bagian payudara. Pakaian perempuan paling sederhana hanya selembar kain. Panjangnya sebatas lutut. Cara pakainya diputar di badan dari arah kiri ke kanan dan berakhir di sisi kanan. Kain itu dipakai di bawah pusar. Mereka tak memakai perhiasan atau hanya anting-anting sederhana. Terkadang dilengkapi selendang atau kain kecil di bagian pinggang.
Masih banyak argumentasi dan penulisan karena berdasarkan relief yang ada, sedangkan dalam relief tidak menggambarkan secara keseluruhan karena gambar yang ditonjolkan atau tersirat dari relief terkadang hanya pada Para Emban atau kaula kerajaan, sedikit gambaran untuk para Ratu dan Prameswari yang tergambarkan akan tetapi ada gambaran yang digambarkan oleh para Emban yang menunjukan sedang berbusana ada satu gambar di relief nanti saya share photo reliefnya.
Diatas sudah banyak diulas yang cerita dan tulisan yang bertanda *[°] dari beberapa penulis atau blogg dan website sebagai bahan pembanding atau sebagai pustaka tulisan penunjang artikel ini.
Coba sebelum saya menutup tulisan ini akan mengulas ada beberapa point yang sudah saya tulis di bagian atas tentang pengelompokan jenis pakaian yang di pakai di jajaran Keluarga dan Para Bangsawan Kerajaan yang tercantum pada Point (1) Satu, (2) Dua dan (4) Empat, antara lain sebagai berikut ;
- Yang sudah memakai baju kebaya biasanya hanya terbatas pada kalangan Kerajaan, Bangsawan, Keluarga di lingkungan Keraton dan Para Saudagar yang terpandang mungkin juga yang penjualnya.
- Perkiraan pasti ada atau sudah di kenal ada Kebaya mungkin jauh sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan Nusantara yang dimulai awal sejarah adanya kerajaan Sriwijaya di Palembang yang banyak berhubungan banyak dengan Saudagar atau pedagang dari Gujarat atau Arab.
- Bisa juga di mulai dari kerajaan Samudera Pasai atau Aceh dahulunya adalah pada saat Bani Abbasiyah berkuasa di Makkah, para keturunan dan kerabat Nabi Muhammad SAW banyak yang mengungsi atau hijrah dan menetap di Samudera Pasai Bahkan mendirikan kesultanan, kemungkinan generasi sebelum Sunan Maulana Malik Ibrahim.
- Yang belum memakai kebaya saat itu mungkin para ban atau kaula Kerajaan biasanya hanya memakai kemben dan itu sudah sampai menutup dada, terkecuali yang masih banyak membudaya di daerah kerajaan di Bali, dan memang pada zaman dahulu orang terbiasa hanya memakai kutang atau bh sajah pada daerah-daerah tertentu, di lingkungan masyarakatnya.
- Mungkin pada saat itu pakaian kebaya masih termasuk pakaian katagori mewah atau pakaian Bangsawan saat itu, jadi harganyapun masih sangat tinggi dan mahal.
- Karena hampir di tiap daerah hanya berbeda modelnya sajah dan kain samping motip yang dipakainya, itulah yang menjadi keyakinan busana kebaya sudah ada dari zaman Para Sang Hyang, semoga ada petunjuk dari peneliti di kemudian hari yang bisa menerangkan atau meyakinkan hal tersebut, Aamiin.
- Apalagi sekarang di bantu oleh beberapa perancang busana yang menampilkan berbagai ragam corak dan warna maupun designer, dari berbagai karakter Busana Kebaya Nadional dan Batik, dan ada beberapa diambil dari galeria googlefoto, peragaan busan kebaya Nasional Indonesia.
Dan di bawah ini saya coba ulas atau Arti serta Harti dari Gemerlap Biusan Magic Busana Kebaya Indonesia.
K ~ Keindahan, Kharisma, Karomah
Kasmaran, Karunia, Kodrat
E ~ Emansipasi, Elegan, Energik
B ~ Balutan, Busana
A ~ Anggun, Asri
NY~ Nyaman, Nyonya, Nyanding,
Nyantai, Nyentrik
A ~ Agung, Anggun, Anugrah.
Mohon maaf saya menambahkan N dihadapan Y karena yang memakai kebaya adalah Para Wanita yang masih Nona atau Nyonya atau imbuhan sebagai awalan N itu tidak memiliki hak penciptanya atau bentuk Anonim, mungkin ada sesuatu arti yang bisa diketemukan nanti untuk sekarang belum ketemu artinya, yang jelas apabila tidak ditambah hutup tambah N sulit untuk mendapatkan sebuah arti.
Jadi apa apabila kita telaah dari arti yang sangat dalam artinya adalah :
" Barang siapa memakai atau mengenakan busana kebaya diatas sudah pasti ada sesuatu nilai sangat luhur, sakral yang mendampingi atau mengikuti bentuk Kharisma nilai magis atau misteri bawaan dari karomah busana kebaya tsb, akan tetapi akan senantiasa menampilkan balutan yang Anggun, Kharismatik, Keagungan, serta Elegan dalam kodratnya yang Feminim dan juga bagi siapapun yang memakainya" .
Itulah harti kiasan yang menjadi sebuah ilusi serta kesempurnaan mulai dari atas punggung dengan balutan kain brokat atau sejenis yang jarang bentuk punggung wanita Indonesia terlihat jelas sampai ke juntaian tangan sangat terlihat seksi serta feminim, apalagi dari bentuk punggung sampai ke bagian bawah bentuk pinggang yang ngepas ataunkarena balutan kencangnya balutan kain samping terlihat sangat jelas, di atas kain samping yang dikenakannya, akan membentuk sempurna sebuah bentuk pinggul para wanita Indonesia yang terbalut rapih oleh kain samping sehingga mengerucut kebagian bawah kaki, terurut rapi dalam balutan bentuk sasag kain segingga pada bagian kaki makin menyempit atau mengerucut, disitulah bentuk sebuah gambaran ke sempurnanya apabila yang mengenakan kebaya jalan kaki, Anggota tubuh semua akan ikut bergerak mengikuti irama kaki, karena kaki berjalanpun harus agak sedikit menyilangkan kaki, karena itulah inti ilmunya sasag kain yang menyempit di bagian bawah kaki, sekarang coba lihat dari depan dan belakang para Bidadari Chantik Srikandi Nusantara berjalan yang mengenakan Busana Kain Kebaya, itu sangat luar biasa lenggang lenggoknya melebihi gaya lenggokan wanita yang sedang jalan di atas catwalk [yang jalan di atas catwalk kalah jalannya mereka dibuat-buat, akan tetapi karomah yang memakai Busana Kain Kebaya Jalannya akan seirama dengan kaki yang sedang berjalan dan semua anggota tubuh mengikuti irama dan yang berlawanan ada yang sejalan, itulah Pesona Indahnya Busana Kebaya Nusantara], kalau menurut saya lebih dari sebuah kesempurnaan dari yang sempurna dalam busana Daerah manapun, itulah daya magic atau suatu karomah serta kharismanya yang memakai Busana Kebaya Indoneaia,
Semoga Para Saudara-Ri Nusantara dengan saya tuliskan di atas semoga menjadi penghasil atau penyemangat baru bagi Inspirasi-inspirasi lainya untuk membuktikan Nusantara-Indoneaia adalah sebuah Negari yang telah diwariskan oleh peradaban yang sangat luhur baik itu secara Kultur, Adat-Istiadat, Seni-Budaya dan beraneka ragam Bahasa yang menyiratkan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi satu tujuan, Negara Kesatuan Republik Indonesia.
آمين يارب العالمين
اللهم صل على سيدنا محمد
وعلى ال سيدنا محمد.
Salam Silih Asah, Asih & Asuh.
Jaja Juharja
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Yang bertanda [°] di ambil dari beberapa sumber artikel di google web, dan browser web google untuk galeria, photo serta artikel penunjang atau sebagai pustaka dalam cerita ini.
Special thanks to Bintang Dangdut Idola "Via Vallen" yang Chantik yang menginspirasi dari photo busana kebaya Nafa Urbach on Facebook, dan Photo Kebaya Neng "Via Vallen Chantik", Salam sukses selalu.
*Galeria photo diambil dari Pakaian Busana Kebaya googlefoto, terima kasih google.
* Contoh relief yang di bawah ketiga dari kiri itu sudah memakai busana, lihat dari guratan di pangkal lengan kanannya"
Komentar