Para Srikandi Nusantara Mulai Dari Ratu Sampai Pejuang Wanita Tangguh.
Para Srikandi Nusantara Mulai Dari Ratu Sampai Pejuang Wanita Tangguh.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
Pejuang wanita atau Raja pada zaman kerajaan adalah merupakan cerminan bahwa Wanita sudah hampir sejajar walaupun pada masa zaman kerajaan, setelah datang para penjajah wanita tergeser menjadi objek perbudakan dan pelampiasan hawa nafsu belaka, sebelum zaman penjajahan banyak Kerajaan yang di pimpin oleh seorang Ratu atau Wanita, dan setelah emansipasi wanita yang di pelopori oleh RA. Kartini nenjadi revolusi persamaan hak sebagai revolusi emansipasi Wanita-wanita Indonesia, sampai sekarang yang terkenal dengan "Habis Gelap Terbitlah Terang", pada persamaan di zaman sekarang sudah banyak pimpinan wanita mulai dari Direktur Perusahaan Swasta/BUMN, Berkarya Di TNI-POLRI, Pilot, Dokter dan sudah merembet persamaan di berbagai segala bidang Bisnis, Politik, Olah Raga, Ekonom, Usaha, Prifesionalis, Tenaga Ahli, Pekerjaan dan lain sebagainya sudah banyak yang dipegang oleh Para Kaum Hawa.
Gambaran Para Pejuang dan Pelopor yang harus kita teladani beberapa Para Pejuang Wanita mulai dari zaman Kerajaan sampai ke zaman now, adakah antara lain :
- Ratu Boko, masa zaman Raja Sulaiman AS.
- Gayatri Rajapatni, Ibu Suri pada masa Kerajaan Majapahit atau Ibunya dari Tribuana Wijaya Tunggadewi.
- Tribhuwana Wijayatunggadewi, Ratu Kerajaan Majapahit, perannya Beliau membawa Kerajaan Majapahit menguasai seluruh Nusantara, masa jamannya Patih Gajah Mada.
- Ratu Shima, pada masa Kerajaan Beliau sangat adil dan taat dalam menegakan Hukum di Wilayah Kerajaan Kalingga, saat itu Hukum benar-benar di tegakan walaupun harus menghukum Anaknya sendiri.
- Ratu Suhita disebut juga Ratu Ayu Kencana Wungu, Putri Mahkota Ke -7 [Tahun 1427-1447].
- Ratu Sri Isyana Tunggawijaya dari Kerajaan Medang.
- Ratu Kalinyamat atau Retna Kencana dari Jepara [Tahun 1549 – 1579], dalam tulisan Bangsa Portugis yaitu dijuluki dan diberi gelar yang disebut sebagai "Rainha de Japara, Senhora Poderosa e Rica, de Kranige Dame (dalam arti Bahasa adalah "Ratu Jepara, seorang perempuan yang kaya raya dan berkuasa, seorang perempuan yang gagah berani).
- Sultanah Syah Alam Barisyah dari Kerajaan Perlak.
- Sultanah Nahrasiyah dari Kerajaan Samudra Pasai.
- Sultanah Safiatuddin dari Aceh.
- Ratu Nyi Mas Raja Mantri atau Ratu Ratnasih di Kerajaan Sumedang Larang [karena dipersunting oleh Sri Baduga Maharaja Jaya Dewata Pakuan Padjadjaran atau Prabu Siliwangi] jadi Ratu hanya sebentar di nobatkan karena di peristri dan di boyong ke Padjadjaran.
- Ratu Nyi Mas Patuakan atau Ratu Sintawati di Kerajaan Sumedang Larang.
- Ratu Inten Dewata/NM. Setyasih atau Ratu Pucuk Umum [Tahun 1530-1578], Kerajaan Sumedang Larang.
Pada Masa Perjuangan sudah masa melawan penjajahan Belanda yaitu, Seperti ;
- Laksamana Malahayati dari Aceh.
- Nyi Ageng Serang di sebut juga Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Edi desa kelahiran yaitu di Desa Serang, sebelah utara Surakarta dan dekat Purwodadi, Jateng. Tokoh Sakti sebagai ahli strategi dari Pasukan Pangeran Dipenogoro saat Perang melawan penjajahan Belanda, dia juga di juluki Panglima Perang Wanita yang ahli sering Meditasi, sebelum melakukan sebuah peperangan.
- Martha Christina Tiahahu dari Maluku.
- Cut Nyak Dien dari Aceh.
- Cut Nyak Mutiah dari Aceh
- Nyi Mas Dipatiukur, dari keturunan Sumedang di Bandung.
- Siti Aisyah We Tenriolle dari Tanete/Bugis.
- Raden Ajeng Kartini dari Rembang.
- Dewi Sartika dari Bandung.
- Roehana Koeddoes dari Sumatra Barat.
- Rahmah El-Yunusiyah dari Sumatra Barat.
- Nyai Ahmad Dahlan (Siti Walidah) dari Banyuwangi.
- H.R. Rasuna Said dari Sumatra Barat.
Jadi sejarah membuktikan bahwa kesetaraan wanita pada zaman kerajaan sudah tidak meragukan bahwa Para Srikandi-srikandi Nusantara adalah Wanita-wanita tangguh dari dahulu sudah banyak yang menjadi Ratu, dan juga pada masa penjajahan yang tampil serta ikut andil paling depan dan bahkan menjadi Panglima atau sebagai Pemimpin Pasukan yang gagah berani di Medan Peperangan, itulah sedikit gambaran tentang para pejuang wanita Indonesia tidak kalah sama Kaum Satria Nusantara, semoga dengan catatan inspirasi Para Pejuang Wanita Bangsa Indonesia ini menjadi pendorong yang lebih semangat lagi kepada Para Wanita Indonesia harus tetap semangat dan berjuang dalam mengisi kemerdekaan Negara Republik Indonesia, Aamiin.
Dari catatan Para Pejuang Wanita mulai dari Ratu sampai ke Zaman Perang melawan Penjajahan Belanda di atas itu merupakan beberapa contoh, mungkin lebih banyak lagi dari Para Pejuang Wanita di zamannya yang mungkin tidak tercatat atau mungkin pengetahuan penulis hanya yang sudah tercantum di atas, semoga Para Saudara-Ri Nusantara bisa mencatat lebih komplite dan lebih terperinci lagi pada masa yang akan datang, bahwa sejarah dan rahasianya untuk tetap di buka atau terkuak secara pasti pada para calon Generasi Penerus Bangsa untuk tetap semangat dan tetap terus menggali dan selalu menchintai sejarah Bangsanya,
آمين يارب العالمين
اللهم صل على سيدنا محمد
وعلى ال سيدنا محمد.
Salam Silih Asah, Asih & Asuh.
Jaja Juharja
Jumat, 18 September 2020
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Komentar