Puisi Di Jalan Yang Sepi
Puisi Dalam Jalan Yang Sepi
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
....Udara dan semilirnya angin di alam pedesaan begitu sangat sepi tapi Indah berseri.
.......Selain suara anak-anak riang bermain saling sahut bersahutan di setiap halaman rumah yang luas dan asri.
.........Pagi berganti siang, siang berlanjut malam, menjadi sehari seminggu dan sebulan dan itulah pergantian siang dan malam saling berganti hari.
..............Kadang sepi menjadi keindahan tersendiri untuk mengukir, kata demi kata dalam puisi ini.
.................. Informasipun akan sangat jauh dari keramaian hiruk pikuk kota yang diwarnai dengan kemacetan lalu lintas yang membuat penat udara disekitarnya mulai pagi, sore sampai ke malam hari.
..................Suana ini sementara menjadi pilihan untuk menghibur hati yang sedang ada dalam kekosongan waktu dan suasana.
..............Entah sampai kapan suasana ini akan berubah, sedang di luar sana terlalu sulit serta banyak aturan sosialisasi yang kebanyakan ketakutan akan kematian, yang mereka sendiri tidak tahu kematian itu datangnya.
.........Terkadang semua aturan dan dengan yang sesungguhnya, dibuat lucu serta bingung Rakyat sendiri yang tidak tahu menahu tentang virus asalnya kok di cegat dan disergap seperti tahanan perang yang sedang gawat saja.
......Sedangkan mereka-mereka yang datang dari asalnya virus, begitu mudahnya dan berlenggang lenggok atau di stop dahulu untuk mencegah virus, memasuki wilayah tanah air kita tanpa diberi ketat atau dipulangkan ke Negara asalnya.
...Itulah banyak kelucuan dari aturan yang kurang mengena atau kurang etis dilihat oleh mata hati Rakyat dan Bangsa.
......................Gambaran ini semakin membingungkan kepada pemerintahan ini, yang sedang bingung ini pemerintah atau Rakyatnya, atau Rakyat sengaja di buat bingung karena mereka sendiri sedang dalam keadaan kebingungan.
....... Lebih-lebih dengan perasaan hati ini penuh dengan kebingungan, saat zaman ini ditandai awal sebelum coronapun Perusahaan banyak hengkang dari Tanah Air Kita seolah beda pendapat serta pandangan.
.........................Apalagi dengan datangnya Tuan-tuan Corona yang sengaja di bebaskan serta dibolehkan datang sesukanya [untuk menambah jumlah PKT], yang kena ketatnya malah Rakyat Jelata sendiri yang tidak mengetahui persis Tuan Corona itu seperti apa rupanya banyak yang penasaran.
........Apakah ini mungkin sudah senjata billologis sedang tersebar sehingga orang suka berlaku bingung dan bertindak kontradiktif dengan sesungguhnya serta dalam keadaan.
..........................Apakan masih adakah orang-orang yang sama serta sepemekiran sama dengan untaian puisi ini, berarti yang sedang normal serta waras dari kekeliruan alam ini, itu yang menjadi harapan.
...sampai sejauh mana batasan demi batasan sedang urusan ekonomi Rakyat dan Bangsa di kesampingkan, karena isi perut tetap menagih janji karena merasa lapar dan perih.
...Kubuatkan puisi ini juga sama dalam suasana bingung yang sangat aneh yang jelas kasihan sama Rakyat yang bingun serta sedih.
...Rakyat bingung mencari napkah, Rakyat sulit melakukan usaha, terkadang mereka mengungkapkan rasa hati dengan kesedihan yang bingung dengan rasa sedih dan lirih.
...Sampai kapan agar supaya bisa mengobati hati yang sangat lara serta mengobati kepedihan yang sangat pedih.
...Kesempatan serta usaha juga ekonomi belum terlihat tanda-tanda akan membaik pada kisaran serta harapan jangan sampai semua orang menjadi bahan saling selisih.
................Kekuatan puisi serta suasana di kampung lebih mungkin sedikit memberikan rasa aman serta nyaman walaupun makan sama garam.
...Pemandangan seluas mata memandang walaupun itu ladang orang Jakarta, tapi memberikan kesejukan serta keindahan hati dalam suasana dalam balutan pemandangan yang serba hijau jauh dari rasa kelam.
.................Apapun yang terjadi semua akan dihadapi dengan penuh keikhlasan serta kesabaran dan terkadang dengan rasa was-was serta tidak ada sedikitpun rasa mencekam.
Mudah-mudahan segala keindahan serta panorama yang menghijau terbawa oleh bergantinya musim hujan yang makin menghijau serta indah di pandang mata..................
Semoga Indonesiaku semakin merangkak dan bergerak ke arah yang lebih baik dari sekedar mencurigai Rakyat tentang Corona bukan pada mereka.......................
Ketegaran serta ketabahan Rakyat dalam mengisi ruang serta waktu dalam berjuang mengisi perjuangan di bidang ketahanan pangan Nasional.........................................
Kupersembahkan puisi ini agar Saudara-Ri menambah atau sedikitnya memberi masukan yang akan sedikitnya terinspirasi oleh bingungnya puisi ini......................
Harapan dan cita-cita dari bentuk kebingungan akan membawa hikmah serta barokah yang akan membuang kebingungan serta berubah akan membawa suatu keberkahan bersama-sama Rakyat untuk masa kedepannya...............
Sekiranya ini menjadi harapan serta doa bersama dalam kebingungan menjadi dasar agar supaya yang pada bingung menjadi sadar serta tawakal kembali kejalan yang lurus dan benar, ......................................
آمين يارب العالمين
اللهم صل على سيدنا محمد
وعلى ال سيدنا محمد.
Salam Silih Asah, Asih & Asuh.
Jaja Juharja
Kamis, 01Oktober 2020
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Komentar