PETUAH MENAK, PERIH HATI WONG CILIK

PETUAH UNTUK MENAK DAN ARTI HATI WONG CILIK
Seorang yang disebut Menak dan Asli Trach itu harus handap asor, lemah lembut kepada sesama mengayomi penuh petuah yang mengandung harti surti kaji diri, adab keraton dipelihara seutuhnya itulah yang disebut Menak/Priyayi yg tahu dan mengetahui isi hati rakyat kecil. Kesengsaraan dan keluh kesah rakyatnya harus bisa merasakannya. 
Di alam ini ada yg Tersurat dan Tersirat dan Nyata ada Ghoib, saling Berpasangan kalau orang tahu hanya logika itulah seorang pembisnis [1+1=2], Seseorang hanya mengetahui ghoib saja adalah mungkin hanya seorang Dukun, tetapi tahu keduanya dan segenap pengetahuannya itulah Trach Nuswantara (Penyelamat Aset, Titisan, Budaya dan Warisan Ilmu Nuswatara) ini yang sangat sulit mencarinya dan mendapatkannya. 

Seorang Menak dilingkungan Keraton jangan bangga dengan Baju Kebesaran, Pangkat, Kedudukan, Semua Pasilitas Ada, dan itu semua  tidak ada artinya kalau tidak bisa dengan mata dhohir dan mata bathin, untuk bisa dan dapat meresapi, merasakan, melihat, mengayomi Rakyat kecil dan masa depan anak cucu Penerus Bangsa dan Serta bisa tidak membela dan melindungi segenap Rahayatnya. 

Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Al-Imran Ayah 160 jika ditolong dan menolong Umatnya, dibawah ini.
إِن يَنصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِن يَخْذُلْكُمْ فَمَن ذَا الَّذِي يَنصُرُكُم مِّن بَعْدِهِ ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

(Al-i'Imran - 160)
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal.

Harus punya wawasan yang luas dan hati yang mendalam serta tetap tepo seliro apalagi ajaran di dalam lingkungan  Raja atau Kedultanan baik itu merupakan keturunan atau abdi dalam keraton, harus bisa dan mengambil hati Rakyatnya, karena harus mempunyai rasa peduli atau peka kepada, hal-hal dibawah ini antara lain :

1. Bisa merasakan Penderitaan yang
    dirasakan oleh Rahayatnya. 
2. Bisa mengerti menjaring getaran -
    getaran keinginan dari semua 
    Rahayatnya. 
3. Bisa tidak mengayomi dan serta 
    melindungi nasib Anak, Cucu 
    Rahayatnya untuk di masa 
    depannya atau akan datang. 
4. Ataukah seorang Menak bisa 
    ketakutan Hak, Tunjangan dari 
    Negara dan Martabatnya diambil  
    oleh orang lain. 
5. Apakah seorang Menak Keraton 
    sudah merasa bangga dengan 
    hormat dari orang kecil apabila 
    berpapasan sama mereka di jalan, 
    artinya : sudah merasa puas 
    dengan hormat mereka dijalan
    tadi kamu Menak ikutin sampe 
    rumahnya :
      - apa mereka hari itu
        sudah makan,  
      - Berapa hasil mereka tiap
        hari,
      - Dari mana mereka cari
        uang untuk sekolahka
        anak 2 nya, Dst).
6. Menak makan enak, tidur nyenyak, 
    ketemu tamu yang semua sudah 
    pada enak, jadi lupa akan amanah 
    rasa rumasa kepada rakyatnya. 
7. Para Menak semua sudah hilang 
    jati diri karena Pakean, Lencana, 
    Pangkat Dst, semua lupa 
    terkadang  perilaku  tercerminan 
    seorang Trach Nya.

Ehmmm Ki Lengser mana atuh bende - goong panineung Kuring Sing geura tabeuh deui bisi ku poho jadi kapopohokeun, Urang cobi deui keur ngageuing meh nu rarehe ku pamere, sareng pelitna ku pangabisa sok meh ngajadikeun geunjleung deui supaya jadi saladar tina kajonjonan rasa poho anu sok  dipopohokeun.

Semoga gambaran ini menjadikan cermin untuk lebih mengedepankan Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh.

Nitis, Netes, Notos, Naratas Sambung Silaturahminya, Sambung Benang Merahnya, Sambung Perapihan Dan Tatananya, Sambung Penyelamatan Asetnya, Sambung Cakra dan Alifnya, Sambung Dudukan Haknya, Sambung Noto Rogonya, Sambung Akan Cahaya Tatanan Nusantara, Sebelum nyambung ke kata sambung harus manjing pada rasa Ikhlas dan Alifnya. Adakah "Orang Tua atau SaudaraMu Nak", yang mau membantu menyerahkan serta ikhlas melalui  Cangkok Wijaya Kusumah, agar  supaya dapat dan bisa menggapai Seroja [manfaat buat Umat serta Rakyat dan Bangsa], semua itu bisa dikatakan bahwa sudah selesai, dan akan selesai cepat jadi manfaat, Aja ngurus dewek-dewek tidak akan bisa menyentuh dalam Hakekat'Nya [Nilai Manfaat Buat Umat], bukan saling tukar buat kebutuhan perut pribadi serta golongan [itumah orang bisnis].
Baru Dikatakan Nyakclak

Harus yang ada Hak dan Hakekatnya, karena didalamnya ada perjanjian dengan Allah-Nya, dengan Alam Semesta'Nya, dengan Semua Utusan Nya, dengan Negoro dan Dunia Jagat Raya Nya, dengan Para Leluhur Nya dan seterusnya, yang kata dalam  [NYA] diatas tidak bisa dicetak dan dibikin di Pramuka atau melalui Katanya, Si Mbah, Uyut atau Si Aki dll. "SeHarusnya saling koreksi melalui Alif dan Cakranya dan saling membuktikan ciri dan ilmu yg dipegang dan sandi masing-masing (berat makanya berlaku-MBL), yang diluar Haknya hanya bagian dari pangkat darozatun Mediator-un, Biyong-un, Penghubung-un, Mafia-un, Alap2-un, apa ke namanya (un) (Yang rajin bikin atau buat antara keliru dan menipu) ini semua (mudah-mudahan ya Allah yg ini hukumnya terakhir biar bisa merasakan rasanya akhirul asbab, supaya melongo koyo podo keroso sedoyono). 

Allah Maha Benar dengan Segala FirmanNya dan segenap ciptaan Nya, 'Wa Allahu bi sowab', Allah Mengetahui awal dan Akhir. 

Aamiin ya Allah ya Robbalalaamiin, Hamba Mu ini semua tiada daya dan Upaya hanya kepadaMu kuserahkan semuanya, Aamiin. Semoga menjadi manfaat pada semua penggerak atau pemain hati2 siapa yg memberi tugas harus sesuai dengan tugas dan harus  bukti surat tugasnya, akhir-akhir ini barang-barang bisa dibawa dan semua orang bisa aja transaksi bisnis, tapi jangan salah apabila sdh ranah bisnis berarti hanya untuk keperluan pribadi bukan untuk amanah (Yang Aqua atau Abal-abal) seharusnya Petugas yang di tunjuk oleh Para Leluhur Nusantara dan Bangsa karena barang itu bukan bahan Mainan atau untuk Berbisnis tapi Titipan, akan tetapi yang terpenting barang itu bernyawa serta hidup dan harus tahu Historical Bond kalau ndak tahu ya Wassalam sudah terima hukuman Alam dan akhir dengan penderitaan yg dalam, sudah banyak yg kena bala karena pelaku masih memegang RB, BK dan MD atau yg Lainya hanya untuk buat main-main, atau sebagai bahan mainan serta uka-uka semaunya, sampai sekarang mungkin masih bisa kuat dan bertahan atau dikasih bebas bersyarat sementara kuntul menghirup udara Nusantara' hati-hatilah nanti apabila yang sebenarnya akan muncul tidak tahu bakal menjadi apa kalian yang biasa main-main, untuk sekarang masih (DiAngon, Dianteur, Karepna, heula), akan tetapi apabila nanti teguran sudah masuk di dalam aliran darah tidak ada yang bisa terlindung dari ABCD tadi hanya Allah SWT, cukup nanti yang akan tahu Kamu sendiri dan Tuhan Mu, karena Allah SWT  mengetahui pada semua yang ghaib. 

Kamis, 21 Februari 2019
Jaja Juharja

Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Silih Asah, Asih dan Asuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Jagawana Batas Leuweung Jati Membentang sampai Cikamurang Sumedang

Perbedaan Bukan Halangan Kemungkinan Sebuah Rasa Cinta

Belalang Sebagai Rezeki Atau Hama [Merupakan Panganan Halal].