MAKAM RAJA IMOGIRI

Makam Imogiri

Adalah tempat pemakaman Para Raja Kesultanan Yogyakarta dan Kesunanan Surakarta-Solo.

Berada di daerah Perbukitan  
Pajimatan Girirejo, terletak di Bantul, arah selatan Kota Yogyakarta, apabila menuju pantai selatan tidak begitu jauh. di Imogiri Jawa Tengah ini adalah makam para Raja-Raja Mataram, dan di dibangun pada sejak  zaman Kesultanan Islam, Raja Mataram Sultan Agung (1613-1645). 

Penentuan letak pemakaman ini Raja Sultan Agung dari Mataram mendapat ide pada saat menunaikan ibadah haji di Makkah, beliau melemparkan tanah suci Makkah dan jatuhlah di tempat atau daerah Imogiri tersebut, dan sanpai sekarang bekas tanah dari Makkah yang dilempar tadi sangat harum sekali,  maka sampai sekarang menjadi object wisata di daerah  Bantul tersebut.

Mendapat pelajaran dari ziarah ini adalah, diantaranya :

1. Bisa ziarah sambil berwisata 
    mulai dari tata cara Kerajaan
    dan pakaian harus memakai
    adat Jawa keraton dan ornamen
    yang harus dipakai disesuaikan
    dan menyewa disana.
2. Kita bisa berziarah ke tempat 
    Arsitektur Kerajaan Mataram saat
    yang dipercaya mendesign tempat
    tersebut oleh Raja Sultan Agung.
3. Dalam berkeliling ke seluruh Area
    Pemakaman diharuskan tidak
    memakai alas apapun [telanjang
    kaki], tibanya siang hari ubin atau
    lantai yang kita injak lumayan 
    cukup panas dan banyak orang
    mencari yg teduh dan terkadang
    berjinjit, saya dapat pelajaran dari
    Anakku [saat itu anakku 18Th]
    dan dia berbisik kepada saya 
    supaya baca yang disebutkan
    tadi oleh anakku dengan sekejap
    telapak kaki tidak sedikitpun 
    panas.
4. Dalam kejadian di point (3) tiga
    diatas saya teringat pada waktu
    dan saat naik di Candi Borobudur
    sama seluruh keluarga saya
    berjalan paling depan dengan 
    berdua Anak, coba bisikan sama 
    Anakku waktu itu coba Anakku
    baca Ya Ghoparu, Ya Ghoharu, 
    nanti kita tidak terlihat dan 
    sekejap orang di belakang
    tertinggal jauh [saat itu Anak'Ku
    masih 8Tahun], terus saya 
    perlihatkan kebelakang coba 
    Anakku lihat kebelakang, dan
    Anak'Ku bersorak girang kok 
    bisa ya Pah, saya hanya terdiam
    sambil tersenyum dan akhirnya
    di balas pada kejadian point (3)
    tiga, saya dan Anak'Ku bilang 
    berarti kita ilmunya 1:1 ya tidak
    mau kata Anak'Ku, berapa
    maunya 1:9, oh berarti banyakan 
    Anak'Ku dong, sambil kita lihat-
    lihat yang mungkin ada 
    keanehan dan ada sedikit 
    petunjuk dari alam.
5. Disaat pada jajaran di Makam 
    Hamengkubuwono ke - 7, 
    Alhamdulillah Saya dan Anak'Ku
    mendapatkan petunjuk atau 
    mendapatkan sambutan/tanda, 
    mungkin juga itu adalah pd saat
    kebetulan Saya dan Anak sajah,
    Mungkin juga petunjuknya hrs
    Mendpatkannya di tempat itu
    atau petunjuk dari Raja Yogya
    karta yang ke 7, Aamiin.
6. Tanah makam Raja Sultan Agung
    dari Mataram, tanahnya sangat 
    wangi karena tanah tersebut yang
    dilemparnya dari Tanah Suci 
    Makkah sana.
7. Sebelum menaiki tangga atau 
    ambalan kita diwajibkan
    menginjak bentuk batu hitam, 
    tanda membenci, merendahkan,
    menghinakan seorang mata-
    mata bayaran Belanda untuk
    selalu memberi informasi 
    keberadaan pasukan Padja - 
    djaran, Cirebon dan Mataram,
    penghianat tersebut Namanya
    Tanjek [Keturunan Tionghoa]
    sehingga Pasukan di bawah 
    Mataram, Cirebon, Sumedang
    Larang mengalami kekalahan
    telah selalu dihadang padukan
    Belanda di Batavia.

Selamat berziarah ke Makam Raja Mataram, menikmati alam Bantul dan berwisata ke titik pantai sudah dekat dari sana.

Jaja Juharja
Salam Indonesia
Salam Siliwangi Terakhir
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Jagawana Batas Leuweung Jati Membentang sampai Cikamurang Sumedang

Perbedaan Bukan Halangan Kemungkinan Sebuah Rasa Cinta

Belalang Sebagai Rezeki Atau Hama [Merupakan Panganan Halal].