Misteri Perjalanan Bengkulu - Lubuk Linggau
Mesteri Jalan Bengkulu ke Lubuk Linggau dalam perjalanan standar dari Bengkulu kota menuju ke lubuk Linggau kira-kira 3,5 Jam perjalanan waktu normal, di Bengkulu sebetulnya banyak destinasi daerah wisata disana ada yang besifat sejarah Tempat Pengasingan Bapak Ir. Soekarno, dan Benteng Marlborough [waktu keberadaan penjajahan Inggris di Indonesia], Pantai Panjang [panjang pantainya 7 km dengan pasir putihnya]. Ada beberapa Danau dan ada juga Air Terjun tingkat sebulan. memang Kota Bengkulu alamnya sangat indah serta panorama yang terbentuk dari bentuknya alam itu sendiri seperti keindahan pantainya, danau serta air terjun dan lain-lain.
Bengkulu kotanya sangat unik, kotanya sebetulnya kecil lingkupnya dan tidak terlalu luas, tapi luas akan daerah kabupatennya serta keunikannya dari sisi pandangan saya setelah berdialog dari beberapa masyarakat umum disana, diantaranya adalah :
1. Orang lebih akan menghormati
dari pada seragam yang
dipakainya apabila sudah
memasuki pada tanggal muda,
ini suatu kepastian di semua
tempat dikarenakan pada saat
itu PNS akan keluar untuk
membelanjakan kebutuhannya
karena baru terima gajian.
2. Dari 90% yang hilir mudik dari
100% penduduknya semua
menjadi orang pemerintahan
atau mungkin semua memakai
seragam macam-ragam
atributnya, mulai Seragam SD,
SMP, SMA, Perguruan Tinggi,
PNS, TNI dan Polri dan terlintas
dari pemikiran saya bahwa orang
Bengkulu jangan-jangan
semuanya PNS [pemikiran yang
ada di benak saya].
3. Pada saat tertentu di Kota
Bengkulu akan menghormati
bawaan plastik tertentu, karena
membawa sesuatu bungkusan
jumlah uang banyak atau tertentu
untuk berbelanja karena
maraknya Para Petani Habis
Panen Raya Kopi [ini yang
menjadi ramai berbelanja di
pasar maupun pertokoan di
dalam Kota Bengkulu diluar yang
rekreasi atau berwisata.
4. Filosofi dengan budaya Ngopi
inilah yang menjadikan andalan
dalam negeri kita sendiri untuk
melestarikan atau menambah
nilai tambah kepada nilai
semangat bagi kaum atau Para
Petani Kopi di Daerah [dari geliat
budaya kopi lokal atau daerah
disamping sebagai kommoditi
exsport.
5. Apabila perjalanan dari Lubuk
Linggau - Bengkulu pasti akan
melewati Kepala Curup, dahulu
di daerah sana sangat horor
dengan bayangan keberadaan
begal di sana, kemungkinan
pada zaman sekarang juga
masih ada gaungnya, karena
kalau pada kirasaran Tahun 2008
- 2010 kendaraan lalu-lalang
sangat minim dan jarang sekali,
apabila melewati daerah Kepala
Curup yang situasi jalan sempit
dan berliku di perbukitan Curup
dalam kondisi jalan yang kadang
mendaki dan turunan tajam.
Penduduk kota Bengkulu sangat ramah dan baik, apabila berada di kota Bengkulu saya pasti nginap di Hotel yang lingkup sedikit Family atau kekeluargaan, walaupun kelihatan sederhana namun cukup bersih dan asri yaitu di hotel [saya lupa namanya] arahnya dari simpang Jl. Pembangunan ke arah ke kiri.
Malam yang misteri dan menegangkan yaitu pada malam itu juga harus berangkat dari Bengkulu, karena besok pagi sudah harus berada di Lubuk Linggau untuk mengejar keperluan yang mendesak, padahal saat itu waktu telah menunjukkan pada jam 22.00 [saat itu baru selesai bertamu di Rumah Pak Camat untuk minta surat rujukan IMB ke Bupati/Cc. Sekda Kota Bengkulu], karena di Lubuk Linggau Kadis Pelayanan Terpadu dengan Jajaran Sekda ada kunjungan ke Daerah cukup lama, jadi saya langsung berangkat dari Bengkulu, langsung jalan pada sangat itu juga ke Linggau, jalan sangat sepi sekali tidak banyak mobil berpapasan dan jalan yang searah berarti sangat kosong, pada saat itu jalan menurut saya dengan kecapatan normal tapi mulai keluar dari perbatasan kota Bengkulu malam itu cuaca penuh berkabut, dan anehnya kabut tersebut tidak menghilang sampai masuk ke daerah Bukit Ka'bah dan itu berarti sudah dekat masuk ke kota Lubuk Linggau, karena sudah sampai di Lubuk Linggau saya memastikan masuk hotel yang terdekat di kota agar supaya besok pagi jaraknya dekat untuk urusan besok pagi-pagi, yang sangat horor adalah kenapa jam berangkat tadi jam 22.00 WIB dan sampai di Linggau menunjukan jam 23.30 WIB [1.5 Jam di jalan], pada saat itu sudah masuk hotel di Lubuk Linggau, saya sempat juga bertelephone pada Bapak Camat yang di jl. Cimanuk Bengkulu [Surat dari Pak Camat sudah di TTD dan di Cap berarti sudah Fly-IMB] tinggal menunggu proses seminggu karena saat itu langsung menuju Linggau tentang urusan di Perijinan Terpadu Lubuk Linggau, karena Kadis Perijinan dan Sekda Lubuk Linggau akan ada Dinas Luar Kota dalam waktu yang lama [itu diberitahu sama kepala staff perijinan terpadu Lubuk Linggau], setelah setibanya di Linggau saya langsung telp Pak Camat, " kok Pak Jaja cepat sekali sahut Pak Camat di dalam pembicaraan telphone, karena setelah undur dari Rumah Beliau tadi menunjukan pukul 22.00 WIB dan saran Pak Camat agar supaya setelah sampai di Linggau untuk disempatkan menelepone Beliau walaupun keadaan sudah larut malam [itu pesannya Pak Camat], karena mungkin Beliau juga khawatir di perjalanan jalur tersebut banyak kejadian, dan saya juga menjelaskan kepada Beliau [Pak Camat] ini sudah berada di lobby hotel di Kota Lubuk Linggau, dan saya juga bicara nanti misterinya akan saya ceriterakan pada Bapak Camat apabila Minggu depan apabila sudah berada di Kota Bengkulu, sambil minum kopi di Rumah saya sahut Pak Camat sambil unjuk salam [Kabut Misteri Membawa Singkat Perjalanan].
Akhirnya Alhamdulillah semua urusan cepat selesai dan Pemerintahan Kota Bengkulu dan Lubuk Linggau kooperatif, cepat dan sangat membantu dalam percepatan semua perizinan, yang mengacu pada semua persyaratan dan aturan yang berlaku dan standar dari Dinas perizinan daerah sesuai dengan perhitungan koifisiensi Bangunan dan Ketinggiannya.
Begitulah misteri selama perjalan dari Bengkulu ke Lubuk Linggau pada tengah malam, pada inti perjalanan tersebut kita sebetulnya hanya menjalankan syareat dan Hakekat'Nya hanya dari'Nya, dalam syareat kita hanya bisa memohon dan berdoa, memohon akan keselamat dalam perjalanan dan disisi Hakekat'Nya di dalam mobil saya sendiri berkendara, akan tetapi secara kasat mata atau dari pandangan lahiriyah mereka bahwa yang melihat saya di dalam mobil kemungkinan melihat banyak orang, sehingga yang berniat jahil atau jahat selama dalam perjalanan dengan sendirinya akan mengurungkan niat jahat tersebut, itulah sekelumit dan sebuah arti Hakekat dari Allah SWT, Aamiin.
Jaja Juharja
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Salam Silih Asah, Asih dan Asuh.
Komentar