Misteri Hutan Angker Antara Kedaton-Mendala-Baturaja
Misteri Hutan Angker dari antara Kedaton- Mendala-Baturaja, pada pekerjaan yang sudah rampung dan selesai di daerah Batu Raja ke arah selatan saya tidak ingin menyebut karena privasi sifat publik ada kalanya dalam tiga hari di bobol oleh maling semua cable tembaga yang sudah rapi dipasang di ambil semua.
Karena kami berangkat dari basecamp di daerah dekat pupuk Pusri berada di depan sekolah SMP persis, karena ada pekerjaan yang harus di cek di daerah Pabrik Gula Cinta Manis PTP VII masuk dari Indralaya ke arah kanan dan terus melewati Pabrik gula tersebut ada 3 Jam perjalanan dengan kondisi jalan yang sangat jelek kearah tersebut ada 3 lokasi [sdh lupa nama tempatnya] dan setelah itu kami lanjut untuk pembetulan yang rusak di curi tersebut, karena akan lanjut ke Batu Raja jalan yang aman seharusnya mutar balik melewati Indralaya melalui muara Enim karena jaraknya akan menempuh jadi 3 x lipat lama perjalanan dengan sangat terpaksa walaupun dari penduduk dan Tetua Kampung disana melarang melewati Hutan tersebut karena kondisinya pada malam hari, karena di daerah tersebut jarang ada yang berani pada malam hari melewati Hutan Mendala tersebut, walaupun asli merupakan penduduk daerah sekitar wilayah Mendala, jadi sangat terpaksa karena pertimbangan perjalanan akan memutar lebih jauh karena Palembang - Baturaja bisa ditempuh kurang lebih dalam 3 Jam, dan apabila melewati dengan memutar bisa ditempuh dengan 3 x perjalanan semula.
Akhirnya dengan bismillah kita berangkat dari lokasi tersebut sudah menunjukan jam 08.00 WIB, di perjalanan sudah mulai ter-record secara jelas ada sesuatu yang aneh dalam perjalanan diatas, untuk menghindari serta antisipasi kepada hal tidak di inginkan di perjalanan saya sudah memberikan tenaga dalam aura yang putih memakai tangan kiri dengan tahan napas, kedepan kaca mobil sambil duduk dan berjalan dengan minta syareat dan izin Allah SWT, yang selanjutnya dengan basmallah mulai berangkat, dan ada beberapa kejadian aneh serta janggal, yaitu diantaranya :
1. Pertama ada sebuah truk kosong
terjebak dilumpur sedang dibantu
dan didorong oleh beberapa orang
dalam kondisi hujan yang sangat
lebat, sedangkan kita berjalan
disampingnya tidak ada kesulitan
dengan lumpur dan tanah
tersebut, ya seolah-olah jalan
dilalui oleh saya bersama teman
mobil terasa baik-baik saja, itulah
yang menjadi aneh dan jadi tidak
masuk ke pemikiran saya.
2. Perjalanan terus berlanjut dan
kami menemukan jembatan yang
memakai cuman satu batang dari
pohon kelapa katena jembatanya
bekas abruk dibawa banjir, saya
mencoba turun untuk memastikan
bahwa roda berjalan diatas
batang pohon kelapa itu, setelah
melewati dari depan ada sorot
mobil dari arah berlawanan kita
De [si Ade] coba kita minggir
dulu coba kasih lewat mobil
didepan dahulu, karena saya
masih posisi di luar mobil jadi
belum naik, menunggu mobil itu
lewat, pasti yang lewat sebuah
Truck dan benar yang mau lewat
itu adalah sebuah Truck kosong
karena sangat kencang sekali,
saya jadi bingung padahal
jembatan itu hanya cukup satu
ban saja, kita saja sudah sangat
hati-hati melewatinya, tapi Truck
tersebut seolah tidak kesulitan
atau mereka tidak melihat
jembatan tersebut, wae ini yang
terus menjadi heran dalam
pikiran saya, kita tetap berlanjut
untuk meneruskan perjalanan.
3. Tidak lama ini rupanya hutan
Mendala yang seram itu, memang
sangat gelap rimbu dengan
pepohonan besar-besar luar
biasa [karena malam tidak begitu
banyak jelas kelihatan] tapi dari
rasa sangat kuat mistisnya, saya
sendiri merasa ada aura yang
mengikuti di dalam mobil yang
kita naikin, tetapi tetap sadar,
eling lan waspada saja De terus
lanjut.
4. Masuk tidak lama saya melihat
rombongan Kerbau Bule sebelah
kiri ya De [si Ade mengiyakan
pertanyaan saya], tapi yang aneh
kenapa ada malam-malam hari
ada Kerbau memakan rumput
dengan bebasnya.
5. Tidak lama disebelah kanan jalan
kios-kios yang sudah tidak
terpakai biasa buat jualan duku,
rambutan dan duren Palembang
yang sudah kosong dan tidak
terpakai, biasa buat jualan buah
apabila saat panen atau ramai.
6. De perhatikan dengan baik ya kita
melewati gerbang Gafura
kampung Berarti kita sudah
memasuki gerbang kota atau
kampung sudah aga tenang ya
De, si Ade juga jawab dengan
cemas sekarang sudah mulai
tenang.
7. Tak lama De coba perhatikan di
sebelah kanan ada sebuah mobil
jip tua jaman Belada yang sudah
tidak terpakai di sebelah kanan
jalan, oke lanjut De.
8. Ini yang terakhir yang sangat
Aneh kita terhalang tengah malam
begini oleh Angsa yang lewat
malam hari dari sebelah kiri jalan
ke arah sebelah kanan dengan
sangat pelan dan sangat terpaksa
mobil jadi berhenti sejenak untuk
memberi jalan kepada angsa
yang lewat tadi.
9. Astagfirullah al'azhim mau ada
apa ya 'De, setelah melewati
Angsa ketemu jalan cagak 2
arah yang berbeda kita terpaksa
ambil yang sebelah kiri, setelah
mengambil jalan yang sebelah
kiri, seolah rekaman yang tadi
terjadi terulang kembali mulai
dari Gafura Kampung dan
seterusnya tapi untuk Angsa
sudah tidak nampak dan tidak
terulang yang tadi jalan menjadi
dua dan sekarang di penglihatan
saya maupun temen jalan cuman
satu malahan lurus menuju
jembatan dan kita berenti sejenak
untuk memastikan perjalan ini
benar atau manipulasi pandangan
Ghoib atau alam lain tapi secara
nyata, De coba Kita sama-sama
berdoa dulu semoga ini jalan
yang benar, karena menyeberangi
jembatan, ya kita coba awali
dengan basmalah sajah, dan
bismillahirrahmanirrahim kita
berlanjut dan sampainya di Kota
Batu Raja sudah menunjukan jam
03.00 WIB pagi dinihari,
alhamdulilah.
Itulah perjalanan yang sangat menegangkan mudahan dengan pengalaman diatas ada bisa dipetik yang baiknya kalaupun ada buruknya itu dianggap sebagai ujian untuk mendapatkan atau diambil manfaat dan menjadikan inspirasi yang berguna bagi Saudara-Ri Nusantara, dari hikmah ragam misteri alam Nusatara menjadi kandungan yang bisa dijadikan pelajaran yang baik apabila di bawa kearah yang baik serta manfaat, tetap semua kita serahkan kepada sang maha segala Maha Allah SWT, Aamiin ya Robb.
Jaja Juharja
Salam Siliwangi Terakhir.
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Komentar