Ketidak Percayaan Publik, Pelajaran Politik
Berkurangnya Dukungan dan Kepercayaan Elit Politik.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ
Kekuatan politik bertumpu serta berada di posisi tingkat paling Dasar atau golongan kaum Rakyat yang berada paling di bawah sekali, yang solidaritasnya sangat solid dan sangat kuat.
Tumbuh kembang sebuah kepercayaan akan mengalir begitu indah yang akan digaungkan oleh para elit politik, akan tetapi jangan coba-coba sebuah kepercayaan yang diberikan oleh garis keikhlasan kaum bawah tadi, akan menimbulkan percikan ketidak percayaan atau pematik api kepada sumbunya, sekali para aliansi kaum yang bawah apabila di buat kecewa, sebetulnya politik tersebut sedang mengali Kubarannya sendiri dengan anggota
partainya dan golongannya.
Janganlah buat menjadikan sebuah kekeliruan atau rekayasa bentukan untuk menutupi atau melindungi sebuah kesalahan, justru akan menambah minyak dari bara api yang sudah ada.
Contoh dengan jumawanya sebuah kesalahan atau merupakan kekeliruan dari mereka yang berflatform warna merah bahwa mereka sendiri memproklamirkan dalam bahasa mereka dengan kutipan yang marak saat ini, seperti yang telah diulas secara jelas di berbagai Media baik Kompas.com, Detik.com, Babe dan lainnya sebagainya *bahwa* "Kami bangga jadi anak PKI", secara umum tulisan tidak punya nilai apa-apa dan ini seolah ini sebuah ungkapan biasa sajah serta umum, akan tetapi ini sebuah refleksi atau menjadi gambaran sebuah tantangan akan keseriusan arah politik mereka *red, untuk menumbuhkan faham serius yang dahulu di zamannya orde baru di tumpas sekarang dengan bahasa tersebut untuk bangkit ke permukaan dengan dasar kebaikan hati yang bukan mendasar dari nafas sebuah yang berlandaskan Pancasila [berlawanan Faham dengan Pancasila] , rasa atau sifat kendur ini memberikan peluang atau dengan sengaja menumbuh kembangkan kesuburan mereka secara Sadar dan Bangga menjadi sytematis, sebetulnya itu sudah termasuk sikap subpersiv terhadap keutuhan Rakyat, Bangsa dan Negara, degan dalih apapun yang melonggarkan dan memasukan x tersebut tidak bisa masuk di jajaran dan memegang jabatan penting di suatu lingkup Pemerintahan apalagi di ranah MPR dan DPR seolah menjadi wakil dari Rakyat yang mana kira-kira [sebuah arti rancu dan kabur].
Masih banyak menghargai dan atau memanusiakan mereka dengan beberapa dipermudah usahanya atau batuan yang bentuknya di luar pemerintahan, ini malah sudah masuk kepada Jabatan strategis Pemerintahan dan Politik, jadi tinggalah menunggu waktu dan saatnya yang sempurna buat mereka, untuk memperkuat dengan dasar ideologinya kebetulan lagi sangat dan sedang dipermudah mencari celah-celah yang akan memberikan lebih leluasa lagi.
Falsapah Negara sudah jelas dari dahulu adalah Pancasila, tidak perlu untuk dipersoalkan lagi, yang harus dipersiapkan adalah manusia-manusianya atau individu-individu yang kuat dan berakar kepada Pancasila dan UUD 45.
Sekarang apapun sudah terjadi tidak ada satu orangpun untuk berani dalam perubahan sampai selama itu pula kesulitan demi kesulitan dan benturan demi benturan akan makin terlihat nyata dan akan semakin terasakan oleh Rakyat, Bangsa dan Negaranya.
Yang penting sekarang harus eling lan waspada karena hari ini atau sekarang sudah begini, bagaimana lagi untuk besok yang bisa diharapkan adalah, tetap semangat untuk mengahapi sendiri dan jalani juga masing-masing hanya itu yang sekiranya baik, wa Allahu A'lam bisowab.
Jaja Juharja
Salam Siliwangi Terakhir
Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.
Salam Kokok Ayam Jantan Dari Timur
Komentar