Prinsip Hidup Rukun, Sabilulungan Dan Gotongroyong Adalah Cermin Budaya Bangsa Indonesia.

Prinsip Hidup Rukun, Sabilulungan Dan Gotongroyong Adalah Cermin Budaya Bangsa Indonesia.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ

Gambaran Prinsip hidup yang sederhana di seluruh wewengkon Sunda-Parahyangan atau juga disebut Tanah Jagad Padjadjaran sudah tidak asing dengan sebuah prinsip hidup dengan kesederhanaan, seperti hidup rukun, Aman Tenteram, sabilulungan, sauyunan dan gotong royong dalam segala bidang, semua tidak luput dari kegiatan gotong royong dari bahagian nurani Masyarakat Pedesaan, sifat-sifat ke gotongroyongan adalah sudah menjadi cermin Bangsa ini terutama yang ada di Tanah Tumpah Darah Indonesia yaitu Tanah Air Ibu Pertiwi, mulai dari arah Utara dan Barat dari Bumi Tanah Rencong, Tanah Batak, Ranah Minang-Melayu, Kubu [Seluruh wilayah Sumatera], disambung Tanah Pasundan Parahyangan, Jawa Tengah, Timur, Bali-Lombok, Tanah Borneo, Tanah Minahasa, Seluruh Young Slebes dan Ambon, Ternate, Tidore, serta Tanah Papua [Cermin budaya dari Sabang Sampai Merauke], semua sangat kental dengan masyarakat yang selalu hidup rukun serta bergotong royong dalam berbagai hal serta segala bidang kehidupan.


Mulai dari pekerjaan apapun mulai sifatnya pekerjaan Lingkungan maupun secara antar kelompok Tani, Antar Desa, Antar Paguyuban, Hajatan dan Mendirikan Rumah Tinggal dlsbgnya, pasti di laksanakan secara gotong royong, inilah sebagai cerminan dari orang-orang Sunda-Padjadjaran, Borneo, Melayu Minang, Jawa, Papua dllsbgnya, serta diseluruh masyarakat di Nusantara Raya Indonesian.


Apabila nilai-nilai yang sangat luhur ini jangan sampai di kotori oleh sumbangsih suasaba keruh atau miring dari berbagai Partai Politik yang hanya menebar janji-janji manis dan palsu yang jauh dari kenyataannya, hal ini akan lebih memperkeruh kepercayaan dari berbagai element kepada guliran Pemerintahan yang menjadi motor atau akomodir dari semua Partai Politik yang ada sekarang ini, mau yang terbesar sampai partai yang kecil sekalipun.


Sekali lagi kepercayaan dari sikap ke gotongroyongan masyarakat tidak bisa diucapkan dan selalu manut dan runtut dengan segala hal yang di dengungkan oleh Pemerintahan, Partai Politik, atau Wakil-wakil Rakyatnya yang duduk di DPR-RI, apabila sesuatu hasil yang ternyata jauh dari keinginan atau membantu kesulitan Rakyat dan Bangsanya, karena hati dan rasa percaya tidak bisa di beli dengan Uang, tidak bisa dibeli dengan Pencitraan Media Masa, Tidak bisa dibeli dengan Bully kaum Pro yang setiap hari mendengungkan Keberhasilan yang Jauh dari Kenyataan Sebenarnya, Bagus tapi Tidak Becus, Pro Rakyat tapi sebenarnya Menindas, dllsbgnya, karena Rakyat, Buruh, Mahasiswa merasakan kepahitan kehidupan yang sedang bergulir di hadapan Rakyat dan Bangsa pada saat ini, sehingga semua aturan semua sangat bertubi-tubi pada akhirnya hanya menyudutkan Rakyat Sera Bangsanya kepada jurang keturak mampuan, semoga apa yang ungkapkan di atas menjadi berbalik dari kenyataan yang sebenarnya, semoga sajah itu yang di impikan atau yang di cita-citakan oleh seluruh Rakyat, Bangsa serta Negara Indonesia yang tercinta ini. 


Sebagaimana dengan judul diatas adalah bentuk ke gotongroyongan dari seluruh Kalangan Rakyat dan Bangsa Indonesia, dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia, jangan sampai ke Gotongroyongan itu akan menjadi senjata makan tuan [Mosi tidak percaya] kepada Kaum Pemerintahan, Partai Politik, Seluruh Wakil Anggota DPR-RI, dari semua bentuk Iming-iming atau UU yang senantiasa menjadi dan akan memberatkan serta Menjauh dari rasa keadilan Rakyat dan Bangsanya.


Para Intelektual Pemuda Penerus Bangsa-Mahasiswa /Pelajar /Santri /Kaum Buruh, Petani, Pedagang, Guru Besar /Dosen /Kiai /Ustadaz-Zah dllsbgnya, mereka semua sudah mengerti dan paham mana yang benar ataupun yang salah tindak tanduknya dihadapan mereka, jadi pada zaman now sudah tidak perlu lagi dengan bimbingan di sekolah buta huruf [karena zaman sekarang setiap individu sudah memasuki era digitalisasi secara merata dari Kota ke Desa dimanapun berada], rata-rata mereka yang ada dikampung pun sudah memakai dan mempunyai Gadget masing-masing termasuk Anak dan cucunya, jadi sudah sangat luas dan interaktive dalam mendapatkan konsumsi informasi mana yang baik ataupun mana yang salah, itu sudah menjadi hal lumrah serta biasa yang di konsumsi setiap detik dan setiap hari di hadapan mata mereka, terekam jelas dan tidak ada yang menghalanginya, karena mereka gaya akan informasi dan kebenaran maupun kebaikan untuk masa depan penghidupan yang lebih baik untuk masa depan Penerus Bangsa dan Negaranya.


Persatuan dan Kesatuan bangsa yang tercipta dari nilai luhur Gotongroyong, Kebersamaan dan kentalnya kesukuan maupun tersirami dari nilai luhur yang sangat dalam dari gaungnya Bhineka Tunggal Ika, walaupun berbeda-beda tetap satuntujuan, ada beberapa hal yang akan melunturkan sifat-sifat diatas adalah sebagai berikut ;

  1. Persatuan gotongroyongan jangan sampai tercederai oleh janji-janji manis kaum Elit Politikus, sebahagian Oknum Pemerintah maupun TNI-POLRI, Kaum Kapitalis-Oligarki, Kaum Nepotisme dan Para Koruptor gaya baru yang sudah mewabah di Negeri ini.
  2. Para Pemimpin jangan mengumbar janji dengan program yang bagus-bagus dengan sentuhan akhir hanya dengan mengandalkan Hutang Negara ke Pihak Ketiga [3] atau Punder Dunia, yang pada akhirnya akan mencederai nilai kesatuan dan persatuan Rakyat dan Bangsa maupun Negara.
  3. Para Elit Politik dengan usungan Programnya hanya mendahulukan kaum Kapitalis sudah jelas tidak cocok dengan Rakyat dan Bangsa Kita yang Majemuk dan menganut System Hankam Rata serta Gotongroyong di segala bidang, sedangkan kapitalis adalah mengeruk keuntungan yang sebesar-besarnya dan akan serta selalu turut serta untuk menekan aturan per undang-undang kepada pemerintah untuk memuluskan usaha dan berjalannya gurita perusahaan mereka.
  4. Para menteri sekarang sudah banyak diduduki oleh kaum Pengusaha-pengusaha Besar yang Nota Bene adalah kaum Kapitalis, sudah saatnya untuk gotong royong dan kebersamaan serta mengangkat ekonomi kerakyatan serta mengangkat serta mendorong tumbuh suburnya UMKM dan Koperasi, akan tetapi dengan kenyataan dan menyatakan dari seluruh pernyataan Pemerintah dengan dibentuknya UU Cipta Kerja atau Omnibus Law yang terlalu condong kepada kaum kapitalis sehingga pantas untuk mengucapkan selamat tinggal atau Yes See Good by kepada keadilan serta kebenaran dari Rakyat dan Bangsanya.
  5. Peraturan atau system penangan dalam menghadapi Covid-19 sajah sudah banyak yang disalah gunakan oleh Orang atau Oknum Pemerintah sendiri baik itu dari jumlah kematian selalu dihubungkan dengan penyakit Corona biar nendaoat tambahan bantuan tentang itu, akhirnya semua kematian dimasukan ke dalam wabah Covid-19, sedangkan banyak yang meninggal secara wajar dan penyakit lain, dari sini mana yang akan menjadi benar dengan semua pembenaran yang sudah menjadi simpang siur akibat kurang ketatnya Pengawasan Pusat ke daerah, akhirnya semua bagian ingin membuat komandonya sendiri-sendiri, inilah yang akhirnya akan menyeret kepada ketidak mampuan Pemimpin dalam menjalankan Tata Negara, sehebat apapun sebuah rencana atau sebuah Program akan kembali bagaimana system untuk dapat menjalankanya, seperti ; Pengawasan, Analisa, Review dan Pola Management, akan membuat kerucut tanggungjawab Kepada yang Memimpinnya, jadi bukan rencana bagus serta program bagus yang akan terlihat nanti, akan tetapi  adalah nilai akhir hasil dari sebuah rencana tersebut berhasil atau tidaknya [dan yang jelas dan penting adalah yang akan menilai akhirnya adalah seluruh Rakyat dan Bangsa], bukan kaum Pro Penguasa atau dengan Rasa Pen - Citraaan Kental Mereka dan bukan juga kaum Kapitalis, serta bukan juga kaum golongan serta Elit-elit Politik yang dibangun oleh Uang-uang ikhlas Rakyat, Dllsbgnya.
  6. Dengan memakai Omnibus Law atau tidak memakai terapan UU Cipta Kerja, semua Perusahaan dan Pengusaha Multinasional akan tetap masuk ke berbagai Negara berkembang [Semua Perusahaan Yang Hengkang Dari Negara yang menganut PKT juga ternyata bisa terjadi bubar] padahal mereka kekuasaan menggunakan tangan besi dibawah komando pemerintahan Komunis, siapa yang tidak tahu dengan dibawah kekuasaan Komunis Tiongkok dan tidak juga ada yang bisa menjamin Perusahaan-perusahaan tersebut bisa bertahan disana buktinya semua bubar karena sikap PKT sendiri, sekarang kita sedang menunggu Kueh-Kueh Perusahaan tersebut yang akan masuk di Negara ke (3) tiga atau berkembang yang termasuk salah satunya adalah Indonesia yang berada di kawasan strategis, akan terapi syarat dan ketentuan dari pada Perusahaan-perusahaan International tadi apabila dibenturkan akan banyak peraturan terapan yang akan digulirkan oleh Pemerintah sekarang ini apakah sudah akan lolos pada kriteria dari Perusahaan-perusahaan International tersebut, yang saya khawatirkan adalah dari semua Perusahaan Multinational tersebut sangat paham kepada aturan-aturan yang akan membenturkan Perusahaan mereka kepada Hak-hak Rakyat dari Pemerintahnya yang berkuasa, saya yakin Perusahaan International tidak mungkin mempelajari UU yang begitu Tebal, yang mereka pelajari adalah simple yaitu, Aman tidaknya saya menanamkan modal yang besar di suatu Negara terhadap pluktuatif sikap netral Rakyat dan Bangsa dari lingkup Pemerintahannya, apabila ini menjadi Trading Taufik Issue tentang ketidak nyamanan atau rasa aman mereka dalam menanamkan modalnya, Maka zaminan antara Rakyat dan Pemerintahnya adalah suatu bentuk zaminan mutlak kepada pengusaha adalah rasa aman dan keamanan yang kondusif bukan dibentuknya sebuah UU yang tidak menyentuh kepada Hak-hak Buruh serta Rakyatnya, itu salah satu bentuk yang tidak berdasar, suatu aturan yang akan diterapkan hanya mengebiri hak-hak Rakyat suatu saat akan menjadi bom waktu perselisihan yang akan timbul ke permukaan, apakah hal tersebut yang akan menjadi jaminan dari Pemerintah hanya sebuah bentuk UU Cipta Kerja atau Omnibus Law yang banyak mengandung cacat hukum dan membungkus atau memprotek kapitalis Aseng yang tidak mengusung sedikitpun keadilan serta kebenaran bagi seluruh Rakyat dan Bangsanya, hati-hati Aseng itu akan membentuk team tengah [Kapital Oligarki] karena merasa dirinya dan perusahaannya tidak akan tersisih dari percaturan global ini, siapa akan merugi adalah jelas kepentingan Rakyat dan Bangsa maupun negara, ngapain lho ngurusin Perusahaan Aseng padahal sudah jelas mereka mempunyai modal dan jangan sampai mengurusi masuknya Pemodal atau Perusahaan-perusahaan yang hengkang sekarang dari Tiongkok, Apabila mereka-mereka Perusahaan Aseng Pribumi sudah terlibat ikut campur urusan Kueh-Kueh ini, berarti tetap ada hubungan Kapitalis serta Oligarki yang tidak bisa di putus dan tidak pernah hilang di belantara Bisnis dan Usaha serta Per-Buruhan di Indonesia.


Semoga dengan (6) enam point dimaksud semoga Pihak Pemerintah mungkin sangat pandai serta lihai dalam utak-atik masa depan Rakyat serta Bangsanya karena sebagai tanggungjawab ajab tercipta Dunia Akherat bagi masa depan Bangsa maupun Negara, oleh sebab itu dan dikarenakan dari awal pondasi yang akan baik hari ini, Maka akan tercipta serta membawa kepada lebih semua element Rakyat dan Bangsa menjadi baik dan benar, akan tetapi hari ini dengan srbuah aturan yang akan membawa kekeliruan dari sudut pandang masyarakat Nasional maupun International, disitulah Indonesia akan segera menuai hasil dari akibatnya, siapakah yang pertama merugi dari kekeliruan tersebut diatas adalah Rakyat Jelata, karena Mereka Pemimpin, Pemerintah, Menteri, DPR-RI, dan lainnya tidak akan merasa rugi, malu atau kecewa karena Gajih Rakyat masih diterima dan terus bergulir Tampa berhenti, tapi Rakyat dari setiap kebijakan dan penerapan Aturan apapun sudah langsung merasakanya di lapangan dalam kehidupan sehari-hari akan menjadi beban tambah berat bagi Rakyat dan Bangsa.


Semoga Negara Indonesia akan tetap selalu Hidup Rukun, Aman-tenteram, Makmur, Sejahtera, Koperasi Menjamur, Banyak Kesempatan Kerja, Gmapang Bisnis /Usaha dan Berusaha /Berniaga, Ekonomi Sentra Daerah dan Ekonomi Kerakyatan, Sabilulungan Dan Gotongroyong dari segala bidang demi kebaikan [asal jangan Ekonomi di pegang oleh orang-orang Aseng dan Kapitalis Oligarki Pengusaha Tiongkok], seharusnya Perusahaan UMKM selalu berpihak kepada kebenaran dan keberpihakan kepada Rakyat dan Bangsa maupun Negara,

آمين يارب العالمين

اللهم صل على سيدنا محمد

وعلى ال سيدنا محمد.

Salam Silih Asah, Asih & Asuh.



Jaja Juharja.

Rabu, 04 Nopember 2020

Salam Siliwangi Terakhir.

Salam Kokok Ayam Jantan Dari Timur.

Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Jagawana Batas Leuweung Jati Membentang sampai Cikamurang Sumedang

Perbedaan Bukan Halangan Kemungkinan Sebuah Rasa Cinta

Belalang Sebagai Rezeki Atau Hama [Merupakan Panganan Halal].