Caping Gunung Warna Merah Adalah Awah Masuk Ke Turbulensi Perbedaan Suhu Sore Diatas Gunung

Caping Gunung Warna Merah Adalah Awah Masuk Ke Turbulensi Perbedaan Suhu Sore Diatas Gunung 
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـٰنِ الرَّحِيمِ

Cuplikan cerita dengan judul diatas adalah sebuah "Pertanda Alam sekarang ini adalah merupakan bentuk Awan Lenticular [Caping Gunung] di beberapa tempat Gunung di seluruh Indonesia yang warnanya terbias mentari pada saat sore hari akan menjadi atau berubah berwarna Merah [Padahal warna Awan itu kalau tidak putih dan akan pasti hitam apabila mau turun hujan], cerita tersebut sudah diangkat pada cerita yang lebih awal yaitu "Fenomena Alam Gambaran Situasi Yang Akan Terjadi Dimasa Datang", di dalam penomena tersebut terekam camera di beberapa Gunung yaitu, Gunung Arjuna, Sindoro, Merapi, Merbabu, Semeru dlsbgnya. Sehingga menurut sebahagian para ahli bahwa kelihatannya Chantik, Indah tapi sangat berbahaya" dalam judul " Fenomena Alam Gambaran Situasi Yang Akan Terjadi Dimasa akan Datang, gambaran itu diantaranya adalah ;


  1. Masing-masing Petinggi Pemerintah akan memanas dan saling melontarkan kata-kata yang tidak bermanfaat apalagi oleh Para pendengarnya atau Rakyatnya, dan mereka sudah tidak peduli yang akan ditujukan kepada siapapun mungkin bisa sajah seperti ngata-ngatain ; Seorang Anak Gembel, Anak Gembala, Rakyat Kecil, Para Kaum Buruh, Mahasiswa, Pemuda-pemudi, Pelajar, Rakyat seakan tidaklah ada harganya dlsbgnya, sepertinya Negara ini seperti Dagelan dan Mereka berprilaku lebih dari anak kecil atau cebong-cebong kata sindiran untuk DPR-RI karena mereka memang seperti cebong mungkin [sindiran yang banyak merebak di media sosial], mereka lupa memberikan statement tersebut tersebar di Medsos serta tertonton oleh Masyarakat belahan Dunia manapun sungguh sangat memprihatinkan dan memalukan, kayanya tidak pantaslah dilihat apalagi sebagai pejabat  Negara dalam suatu Pemerintahan. 
  2. Sebaiknya Pemimpin dari Negara ini sebetulnya lebih baik mengurusi Ekonomi Rakyat serta Bangsa yang terbaik, bagaimana caranya agar supaya bergerak ke arah yang lebih baik, tapi jangan lupa bahaya langit pertanda merah, kaum yang masih penasaran akan tetap mengobok-obok sarang-sarang Nepotisme, Penyamun, Kolusi, Oligarki yang sangat serem adalah hawa dan Napas-napas Komunis bangkit disamping warna-warni yang merah menyala, disitu akan menguak kekauan serta bukti-bukti serta kesalahan Para Pejabat Negara dari berbagai sisi, selamat menjadi kurang tidur pulas semua membara dan berwarna merah darah menyala.
  3. Negara sudah hilang Energinya karena semua Pejabatnya sudah mulai ketakutan terbongkarnya dan akan berusaha melawan sendiri-sendiri dengan omongan, celotehan, bantahan, data manipulatif, diskriminatif, konsfirstiv, iluminative dan nyinyir aktive dan hanya mempertahankan egoismenya yang sudah terkandung menjadi kaum kapitalis yang oligarki, dlsbgnya.
  4. Bayangan atau Pertanda yang sudah diprediksi pada sebelum-sebelumnya adalah yaitu ada kaum yang berbeda pendapat diantara adalah ; Ada dua kubu yang berbeda pendapat maupun pandangan yang menjadi mencolok diantara mereka semua dalam satu akidah memakai aturan atau menempuh jalur Padang Pasir [yang panas dan keras] dan ada sebahagian lainya adalah Murni Akidah atau Ilmu Linuwih Asli Islam dari Peradaban Bagsa Nusantara yang sudah di gali serta di kalobarasi oleh Para Kanjeng Sunan [Para Wali Songo], dan hal ini diluar nalar dari perseteruan yang di usung oleh Rakyat, Buruh, Pelajar dan Mahasiswa serta Bangsa ini yaitu dalam membela Keadilan, Kebenaran, Ketertindasan oleh para kaum penguasa yang terlalu miring kepada Cukong-cukong Kapitalis oligarki dengan adanya UU Cipta Kerja Omnibus Law [pekerjaannya masih di awang-awang Ciptanya sudah merusak tatanan Rakyat, Buruh, Mahasiswa, Pelajaran dan Seleuruh Element Bangsa.
  5. Pergerakan dan Demo Mahasiswa serta dari kaun Buruh pabrik yang sedang tertindas dan membela diri sendiri dan kaum lain seperti yang tercantum dalam UU cipta kerja ada Pertambangan [yang akan mengusir tanah milik adat serta akibat yang akan didapat yaitu polusi dan kerusakan alam itu sendiri] ada pertanian belum juga bergulir pengadaan Pupuk harus memakai kartu dan lain sebagainya ini yang membuat bingung Rakyat dan pupuk menjadi melambung dari biasanya dlsbgnya, dengan adanya polemik pada Point (4) empat diatas saya akan katakan ini adalah polemik tandingan untuk meredam Demo yang sedang berlangsung dalam membela keadilan serta kebaikan atau ketertindasan Kaum Buruh yang di Bantu Mahasiswa dan Pelajar serta seleuruh Element Rakyat pada Point (5) lima ini, apabila saya simpulkan bahwa atau saya sublim atau lebur kedalam ilmu politiknya yang sedang hangat diatas adalah, dari kaum yang memakai baju putih adalah forum tandingan yang di gulirkan atau atas spionase orang pemerintah [tapi mudah-mudahan dengan yang saya katakan diatas itu tidak benar adanya mudah-mudahan], Mereka-mereka Indevenden yang menginginkan Indonesia ini maju dan menolak Kapitalis serta Cukong-Oligarki dan segera bergabung dengan kaum Buruh, Rakyat serta Mahasiswa, dalam menegakan supremasi Hukum dan UU tidak sajah Para Kiai setra Ulama dijadikan sebagai bahan umpan Politik Praktis semata.


Apabila saya meninjau dengan dari isi point [5] Lima diatas adalah merupakan kekhawatiran yang jelas akan menjadi bukti, fakta dan nyata, dan penulis sudah menceritakan dari awal atau sebelumnya dari cerita yang sangat awal pertama bahwa akan terjadi Perbedaan pendapat antara Kaum yang berbaju Putih [yang menganggap dirinya paling bersih sama dengan warna bajunya] dengan Kaum yang berbaju Hitam-hitam [yang setia akan budaya serta leluhur Nusantara yang Islami], sebetulnya hanya itu merupakan titik perbedaannya, karena filosofi baju yang akan digunakan untuk melaksanakan atau mengerjakan shalat atau mengahadap kepada yang Maha Khaliq harus selalu bersih dan putih, tapi belum tentu hati yang memakainya itu seputih bajunya yang dipakai atau dikenakannya, nah masuk dalam filosofinya cerita penulis ini apabila baju-baju tersebut hanya dipakai karena untuk berdemo atau menyerukan pendapat yang berbeda menurut saya sangat terlalu syakral apabila memakai pakaian yang serba putih terkecuali apabila sudah waktu serta saatnya akan melawan pasukan Syetan atau Dajjal Insyaa Allah distu mungkin sangat apdol serta cocok, tapi apabila saya implentasikan kepada semua itu ini hanya sebatas wacana atau pemikiran orang awan, hakul yakin semua apa yang menjadi pembenaran atau kebenaranya kita serahkan kepada Sang Maha Kuasa atau Allah ﷻ, wa Allahu A'lam bisowab.


Memang di dalam hidup pribadi atau makhluk atau dalam keadaan Ber-Bangsa  serta Ber-Negara sekalipun, mungkin terkadang kita berada serta ada sedang berada dibawah, kadang di tengah mungkin juga bisa ada diatas, semua tidak ada yang akan mengetahui akhir dari Perjalanan kita, indah itu apabila kalau orangnya yang melihat di sisi yang lainnya, sebenarnya sisi sulit dari orang yang sedang dilihatnya sungguh pasti tidak akan kelihatan dan pasti akan samar, dan juga yang melihatnya tidak mengerti kejadian apa yang terjadi sebelumnya, maka sebuah titik kehidupan sedang berada pada suatu titik yang ada dalam perbedaan satu sama lainnya, serta cara pandang yang jatuh pada sisi ruang cara pandangan yang berbeda pula, kadang waktupun apabila diselaraskan dengan sebuah hati tidak akan menjadi singkron dalam berpikir, akan tergantung kepada beberapa faktor serta situasi dalam sisi-sisi kehidupan yang akan memberbeda-bedakan dalam sisi pandangan, akan tetapi itulah keterbatasan kita sebagai makhluk, semua apa yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut yang lainnya, yang jelas serta pasti adalah sesuatu kebaikan yang benar pasti yang akan datang dari anugrah yang maha kuasa, Allah ﷻ,

 آمين يارب العالمين


Dengan menyimak cerita dimaksud semoga Saudara-Ri Nusantara selalu tetap Eling Lan Waspodo, karena hidup ini adalah menjadi kuat diantara dua kelemahan, dan apabila kita atau sebagai makhluk akan mengatakan sesuatu pendapat yang bahwa katanya dirinya itu dia benar belum tentu karena benar tersebut akan berada diantara dua kesalahan [itulah batasan syareat dari makhluk hidup], dan apabila yang memang betul atau memang yang sebenar-benarnya yaitu benar adalah yang datang dari yang Maha Kuasa yaitu Allah ﷻ, Aamiin ya Rabbalalaamiin.

اللهم صل على سيدنا محمد

وعلى ال سيدنا محمد.

Salam Silih Asah, Asih & Asuh.




Jaja Juharja.

Minggu, 15 Nopember 2020

Salam Siliwangi Terakhir.

Salam Kokok Ayam Jantan Dari Timur.

Salam Cangkok Wijaya Kusumah Menggapai Seroja.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Jagawana Batas Leuweung Jati Membentang sampai Cikamurang Sumedang

Perbedaan Bukan Halangan Kemungkinan Sebuah Rasa Cinta

Belalang Sebagai Rezeki Atau Hama [Merupakan Panganan Halal].